Jatengkita.id – Berbicara mengenai kesenian tentu tidak ada habisnya. Dengan banyaknya kekayaan budaya dan suku yang dimiliki oleh Indonesia, menjadikan Indonesia memiliki berbagai kesenian khas daerah. Dari sejumlah provinsi yang ada di Indonesia, Jawa Tengah menjadi salah satu daerah dengan keberagaman seni yang mencuri perhatian. Dari sekian banyak kesenian berikut kami beri ulasan mengenai 5 kesenian khas Jawa Tengah yang mulai tergerus zaman dan perlu di lestarikan.
- Cengklungan Khas Temanggung

Cengklungan merupakan kesenian khas Temanggung yang diyakini sudah ada sejak zaman Belanda. Eksistensinya yang sudah sangat jarang menjadikan Cengklungan menjadi salah satu kesenian yang perlu diperhatikan pelestariannya. Lazimnya Cengklungan dipertunjukkan ketika acara perkawinan atau khitanan di daerah Temanggung. Cengklungan memiliki kaitan erat dengan cerita kehidupan para petani di Temanggung. Gerakan Cengklungan menggambarkan kehidupan petani, mulai dari gerakan mencangkul, menanam padi, menghalau burung, menuai sampai dengan menumbuk padi.
Penyebutan Cengklungan juga digunakan untuk alat musik pengiring kesenian ini. Alat musik Cengklungan merupakan payung kruduk (sejenis payung atau mantol) yang dahulu sering digunakan oleh para pengembala ketika menunggu ternaknya saat musim hujan. Payung kruduk terbuat dari bambu, clumpting, ijuk dengan dawai dari rumput grinting. Kesenian ini biasanya menggunakan empat payung kruduk dan satu seruling bambu. Cengklungan sendiri difungsikan sebagai bass, kendang ketuk, kenong, dan melodi atau siter.
- Emprak dan Tong Tong Klek khas Rembang

Emprak merupakan salah satu kesenian drama tradisional dari Rembang, tepatnya berasal dari Karangasem, Kecamatan Kaliori. Pementasan Emprak diawali dengan atraksi tari Remong anak, diiringi dengan kombinasi musik gamelan dan rebana yang menggunakan seni irama kentrung. Biasanya Emprak ditampilan pada saat acara pernikahan, khitanan maupun syukurun yang diadakan oleh warga setempat.
Kesenian lain khas Rembang selain Emprak yaitu Tong Tong Klek yang merupakan kesenian musik khas yang dimainkan ketika bulan puasa datang. Alat musik yang digunakan dalam Tong Tong Klek adalah kentongan bambu yang dimainkan dengan diiringi oleh musik tradisional maupun modern. Tong Tong Klek dimainkan ketika menjelang hari raya idul fitri tiba. Para pemian Tong Tong Klek akan memainkan musiknya sembari mengelilingi kota Rembang menggunakan kendaraan mobil maupun truk.
- Gong Cik Kesenian Pencak Silat

Mendengar kata Gong Cik, mungkin sebagai dari kita berpikir kesenian ini ada hubungannya dengan alat musik gong, namun sebenarnya Gong Cik merupakan seni tari pencak silat khas daerah Pati, Jawa Tengah. Penamaan Gong Cik sendiri berasal dari kata “Gong” yang berarti alat musik tradisonal Gong dan “Cik” yang berasal dari kata pencik atau mencik (pencak). Berbeda dengan pencak silat pada umumnya, Gong Cik memiliki gerakan yang lebih luwes, terbuka serta fleksibel dan mengutamakan unsur menghibur penontonnya dengan pertunjukkannya yang diiringi dengan musik tradisional jawa.
- Barongan Blora

Kesenian Barongan menjadi salah satu kesenian khas Blora yang masih ada hingga saat ini. Barongan dibuat menyerupai karakter Singo Barong atau Singa besar sebagai penguasa hutan angker yang terkenal buas. Sedangkan Singo Barong dalam cerita Barongan disebut juga dengan nama Gembong Amijoyo yang berarti harimau besar yang berkuasa. Tarian Barongan dimainkan secara kelompok dengan sejumlah tokoh pelengkap lain, seperti Bujangganong, Pujonggo Anom Joko Lodro, Gendruwo pasuka berkuda, dan Reog Noyontoko Untub.
Pertunjukkan Barongan diiringi oleh instrumen musik tradisonal, seperti Kendang, Gedhuk, Bonang, Saron, Demung dan juga Kempul. Namun, seiring dengan perkembanagn zaman kini Barongan juga diiringi dengan musik modern seperti drum, terompet, kendang besar serta keyboard, terkadang Barongan juga diiringi dengan kesenian Campursari. Kesenian Barongan memiliki keeratan dengan masyarakat setempat karena memiliki sifat-sifat masyarakat Blora, yaitu spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi dengan kebenaran.
- Bundengan khas Wonosobo

Bundengan merupakan kesenian khas Wonosobo yang menggunakan alat musik khas unik dan klasik. Alat musik tersebut adalah Koangan (alat untuk angon/menggembala bebek) yang terbuat dari bilah bambu yang dilapisi dengan clumpring atau tudung dan diikat emnggunakan tali ijuk serta biasa digunakan untuk menyanyi para penggembala angsa. Alat musik bundengan pada awalnya bukanlah sebuah alat musik, namun semacam alat yang digunakan untuk berteduh saat hujan maupun berlindung dari teriknya matahari.
Masyarakat dahulu sering menggunakan alat yang disebut kowangan atau tudhung sebelum adanya mantel atau payung. Tudung sendiri dalam bahasa Indonesia berarti penutup kepala. Kowangan atau tudhung berbentuk seperti mantel yang digunakan dikepala dan panjangnya samampai setengah betis orang dewasa. Kowangan ini yang kemudian digunakan oleh para penggembala untuk angon atau menggembala bebek di sawah.
Bundengan memiliki keunikan karena dapat mereplika beberapa suara dari perangkat gamelan seperti bendhe, kempul, gong, dan kendang. Dahulu bundengan dimainkan hanya oleh satu orang yang berperan memainkan bundengan sekaligus menyanyikan berbagaitembang-tembang Jawa. Namun, pada perkembangannya sekarang bundengan juga dimainkan secara kolosal dan juga memainkan temabng-tembang modern.
Itulah ulasan beberapa kesenian daerah yang sudah mulai tergerus zaman. Sebagai generasi penerus sudah sepatutnya kita mencintai dan melestarikan warisan budaya yang ditinggalkan leluhur agar tidak punah.