Jatengkita.id – Banyak kota-kota indah dan kaya akan potensi di Jawa Tengah. Jika kita berbicara tentang kota-kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah, daerah yang satu ini menjadi kota yang terbilang jarang disebutkan. Belum banyak yang mengenal kota kecil di bagian timur Jawa Tengah ini, yaitu Pati.
Pati merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Jawa Tengah yang jaraknya kurang lebih 80 km dari Kota Semarang. Kabupaten Pati adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah Indonesia, Ibu kotanya adalah Pati yang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten, berada di jalur pantura Semarang-Surabaya, sekitar 75 km sebelah timur Semarang.
Sebagian besar wilayah Kabupaten ini adalah dataran rendah. Di Kota Pati terdapat sungai yang besar yakni sungai Bengawan Silugonggo (Sungai Silugonggo). Sungai Silugonggo merupakan sungai yang melintas Kota Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah. Kabupaten Pati pada bagian selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora, sementara pada bagian barat laut, berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara yang berupa perbukitan, sedangkan untuk bagian timur kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Rembang.
Kabupaten Pati terkenal dengan slogannya yakni “Bumi Mina Tani”. Ini artinya, bahwa Kota Pati memiliki lahan pertanian atau lahan sawah yang cukup luas, itulah semboyan yang dimiliki kota ini. Semboyan tersebut merupakan cita-cita dari Kota Pati dengan tujuan memajukan dan menyejahterakan daerahnya melalui hasil bumi. Selain itu, julukan Pati sebagai “Bumi Mina Tani” tak lain dikarenakan Kabupaten Pati penduduknya mayoritas bekerja dalam bidang pertanian.
Banyak keunikan dan hal menarik yang bisa kita temukan di kota kecil ini, mulai dari kekayaan alam, olahan kuliner, budaya masyarakat, tempat wisata, dan masih banyak hal lainnya yang mampu menarik perhatian. Berikut lima fakta menarik seputar Kabupaten Pati yang sudah kami rangkum.
- Julukan Kota Pati
Siapa yang tidak mengenal dua merek kacang terkenal yang kehadirannya sudah wira-wiri di pasaran, bahkan kita sudah sering membelinya sekedar untuk cemilan di waktu senggang. Masyarakat tentunya sudah tidak asing lagi, apalagi dengan produk-produknya yang sudah mendunia seperti kacang sukro, tic-tac, gery, dan masih banyak lagi. Kota kecil yang berada di Provinsi Jawa Tengah ini memiliki berbagai julukan yang disematkan padanya, di antaranya yaitu jukulan kota kacang. Hal ini tak lain, dikarenakan terdapat dua pabrik kacang terbesar di Indonesia berada di wilayah Pati, yakni pabrik Kacang Garuda yang berada di timur kota dan Kacang Dua Kelinci yang lokasinya di barat kota, kedua perusahaan tersebut sama-sama didirikan di Kabupaten Pati.
Selain itu, adapun julukan berikutnya dari kota ini adalah Kota Pensiunan. Diketahui bahwa kota ini ternyata sebagian besar diisi oleh para pensiunan yang lahir atau dibesarkan di Kota Pati, bahkan ada pula warga pensiunan dari luar kota menghabiskan masa tuanya di Pati. Alasannya beragam, bisa jadi karena Kabupaten Pati sangat tenang dan cukup jauh dari hinar binar kehidupan kota. Banyak hal berbeda yang ditawarkan baik itu pemandangan alam yang masih asri seperti pemandangan sawah atau terasering di sejumlah alam pedesaan di Pati, sehingga suasananya yang tidak begitu ramai dan masih terasa sekali nuansa pedesaan. Menikmati alam yang indah serta bisa melihat aktivitas warga sekitar, makin lengkap dan makin betah berada di kota ini.
- Kota Penghasil Buah Manggis
Selain dijuluki dengan kota kacang, Kabupaten Pati juga dijuluki kota manggis. Pati bersama dengan Cilacap merupakan penghasil manggis terbesar di Provinsi Jawa Tengah, hasil panennya membanjiri pasar-pasar daerah jawa, tak hanya di Jateng saja. Selain membanjiri pasar Jateng, manggis Pati juga membanjiri pasar hingga ke luar Jawa Tengah seperti Bandung, Jakarta, dan Surabaya. Salah satu penghasil manggis terbesar di Kabupaten Pati yaitu Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu. Buah manggis menjadi salah satu buah unggulan dari Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati, sentra Buah Manggis di Desa Gunungsari ini, selain menghasilkan buah berwarna ungu tua alias manggis juga termasuk dalam kategori desa wisata. Selain itu, Desa Gunungsari juga dikenal sebagai penghasil buah langsat dan juga kopi.
- Kulinernya yang unik dan lezat
Kota kacang ini juga terkenal akan kulinernya yang lezat. Cita rasa dari masing-masing makanan yang disajikan, dari setiap sajinannya pun berbeda-beda. Banyaksekali makanan khas Pati yang mampu membuat orang berdecak kagum, di antaranya sego gandul. Sego gandul ini berupa jeroan, yang berisikan lidah atau daging sapi sebagai bahan utamanya. Daging sapi tersebut diolah dengan berbagai rempah-rempah di dalamnya antara lain: kencur, jahe, jinten, terasi, dan gula merah, sehingga menciptakan aroma yang manis dan juga khas pada makanan ini.
Selanjutnya ada soto kemiri. Soto kemiri mempunyai cita rasa yang segar dan berbeda dari soto daerah lainnya sehingga menjadikan makanan khas pati yang satu ini selalu diminati banyak orang. Hal ini bahkan sudah nampak perbedaannya dengan soto lainnya seperti soto ayam. Misalnya, soto kemiri ini tak memberikan suiran ayam ke dalam mangkuk, tetapi ayamnya disediakan dengan cara terpisah sebagai lauk atau pendamping soto, warna kuah soto kemiri pun agak lain karena sedikit berkeruh kekuningan seperti kaldu yang tentunya beraroma rempah-rempah. Konon katanya, soto ini merupakan makanan khas pekerja zaman dahulu.
Ada juga kuliner khas pati yang lainnya yakni Sego tewel. Sego tewel ini berupa nasi dan sayur nangka, sego tewel merupakan nasi yang disiram dengan sayur nangka muda atau warga desa menyebutnya gori atau cecek, makanan ini merupakan salah satu kuliner khas Pati tepatnya dari kabupaten Tambakromo, dalam sajiannya sego tewel bisa di makan bersama dengan tempe goreng, telur, ataupun ikan asin dan biasanya disajikan di atas piring yang telah dilapisi daun jati atau daun pisang. Sego tewel banyak dijumpai di Desa Tambakromo dan harganya sangat terjangkau di kantong.
Selain itu, kuliner lain dari Pati yang tak kalah sedap yaitu Mangut Ndas Manyung. Asal kata “Ndas” dari makanan ini berasal dari bahasa jawa yang artinya kepala, sementara “Manyung” adalah nama ikan laut. Bagi yang gemar masakan dari olahan ikan apalagi dengan cita rasa kuah yang bergoyang-goyang dilidah, maka mangut ndas manyung adalah salah satu pilihan yang tepat, karena mangut ndas manyung ini memiliki rasa yang sangat pedas, hidangan ikan yang dilumuri kuah santan ini bercita rasa pedas dan nikmat apalagi dikonsumsi selagi hangat, olahan ndas manyung khas Pati tentunya memiliki rasa yang juara.
- Wisata Pati
Wilayah Pati yang sebagian besarnya adalah daerah pedesaan dan pegunungan, maka pesona alam yang dimiliki kota pati tentunya masih bernuansa hijau alami, meskipun Kabupaten Pati tidak begitu tersohor, tetapi bukan berarti Kota Pati tidak memiliki potensi. Karena faktanya, banyak hal yang tersembunyi dari kota kecil ini yang mampu membuat sebagian orang terkagum-kagum. Banyak tempat atau daerah menarik yang bisa dikunjungi oleh wisatawan di kota Pati. Nyatanya, kota yang dijuluki dengan berbagai nama tersebut mempunyai wisata yang menarik dan tentunya sayang jika dilewatkan.
Beberapa tempat wisata tersebut antara lain: wisata religi, ada Makam Nyai Ageng Ngerang, Makam Sunan Prawoto, Makam Syeh Djangkung, dan lain sebagainya, sementara adapun wisata keluarga antara lain, Byar-Byur Water Park, Juwana Water Fantasy, Sendang Tirta Marta Sani, dan Kebun Binatang TPA Pati. Selain itu, Kabupaten Pati juga mempunyai beragam destinasi wisata yang bisa dijadikan pilihan yang menarik, tentunya masih bernuansa alam yang memanjakan mata, seperti: Air Terjun Grenjengan Sewu, Air Terjun Tedunan, Air Terjun Nglarangan, Arga Pesona, Waduk Gunung Rowo, Sitilihur, Danau Terpus Beketel, Curug Tadah Hujan, dan lain sebagainya.
- Banyak Peninggalan Bersejarah
Kota Pati juga memiliki tempat-tempat serta situs sejarah yang masih terjaga dan dilestarikan sampai sekarang, pelestarian peninggalan bersejarah tersebut menjadi salah satu cara yang penting untuk menyampaikan pemahaman tentang masa lalu bagi generasi berikutnya, baik bersifat kebendaan, bangunan, struktur, situs dan ataupun kawasan tentunya perlu dilestarikan.
Banyak tempat bersejarah yang dimiliki kota pati hingga dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata seperti : candi kayen, Masjid Agung Pati, pintu gerbang Majapahit, Jalan Sudirman, situs genuk kemiri, penthol Blaru, pabrik Jolong, dan PG Trangkil. Tempat-tempat tersebut memiliki kisahnya tersendiri yang banyak mengandung nilai-nilai budaya dan nilai kehidupan dari masa lalu, yang dapat menjadi jembatan bagi generasi berikutnya untuk mengetahui kehidupan saat itu dan juga nilai-nilai luhur yang dianut para leluhur.
Kita tentunya wajib menjaga warisan budaya tersebut agar pengetahuan-pengetahuan di dalamnya dapat dilihat dengan bukti, bukan hanya dongeng belaka yang masih menjadi teka-teki. Dan agar mengetahui bahwa bangsa leluhur sudah bisa membangun peninggalan-peninggalan tersebut dengan ide dan teknologi sedemikian rupa, walaupun umurnya sudah perpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun tetapi masih tertinggal dengan utuh, tidak rawan, rapuh dan rusak.
- Banyak Tradisi yang Masih Dilestarikan
Kabupaten Pati Memiliki Banyak Tradisi dan Kesenian yang Masih di jaga dan dilestarikan oleh masyarakatnya hingga kini, belum dihancurkan, dirusak atau bahkan dilupakan. Tradisi ini dianggap sebagai warisan dari nenek moyang yang tersisa di masa lalu, tradisi tersebut ada yang dilaksanakan sesuai dengan waktunya masing-masing, dan ada juga yang ditampilkan pada waktu-waktu tertentu seperti acara-acara besar. Salah satu tradisi di Kabupaten Pati yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat yaitu tradisi Sedekah Bumi dan Sedekah Laut, kedua tradisi ini masih diyakini masyarakat Pati, bahkan tradisi ini sudah menjadi suatu bagian dari kehidupan.
Sedekah bumi atau bersih desa ini merupakan tradisi yang rutin digelar setiap tahun, sedekah bumi diyakini oleh masyarakat setempat bahwa tradisi ini mengandung unsur tuah dan kesakralan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang diperoleh. Akan tetapi tradisi sedekah bumi ini berbeda-beda pula pelaksanaannya. Selain berbeda pelaksanaan, setiap desa juga memiliki cara yang berbeda untuk melangsungkan tradisi sedekah bumi, bahkan bentuk upacara untuk melangsungkan sedekah bumi juga berbeda-beda, biasanya hal ini dikenal dengan istilah mowo deso mowo coro. Sedekah bumi bagi masyarakat diartikan sebagai bentuk rasa syukur mereka terhadap anugerah yang diberikan oleh sang pencipta melalui hasil dari bumi yang melimpah. Sehingga masyarakat di daerah Pati senantiasa dan dengan semangat merayakan dan melaksanakan ritual tersebut sebagai wujud rasa syukur dari warganya.
Sedekah bumi adalah tradisi yang sudah dikenal nenek moyang sejak dahulu dan masih diterukan oleh masyarakat, pada praktiknya, hasil bumi akan diarak keliling desa dan pada puncak acara akan diperebutkan oleh masyarakat yang datang untuk menyaksikan. Sementara untuk tradisi sedekah laut menjadi tradisi yang sudah mengakar bagi masyarakat Pati. Tradisi ini menyadarakan manusia bahwa sejatinya hidup tidaklah sendirian, melainkan bergantung kepada Yang Maha Kuasa, makhluk lain dan bahkan alam, melalui tradisi sedekah laut, dengan melakukan upacara melarung sesaji, maka keselarasan terhadap alam dan tuhan akan terus dijaga.
Adanya tradisi ini juga dijadikan sebagai momentum untuk memanjatkan doa. Tujuannya agar para nelayan memperoleh hasil tangkapan yang berlimpah tanpa adanya suatu rintangan, sementara itu, di Kabupaten pati terdapat dua daerah yang rutin melaksanakan tradisi sedekah laut yakni Kecamatan Juwana dan Tayu.