6,885 Calon Jamaah Haji di Jateng Mengundurkan Diri, Ada Apa?

image source : Ayo Semarang

JatengKita.id- Sepanjang tahun 2022 ini, tak kurang dari 6,885 calon jamaah haji di Jawa Tengah dilaporkan mengudurkan diri. Data tersebut diungkapkan oleh Kakanwil Kemenag Jateng, Musta’in Ahmad melalui wawancaranya kepada Kompas hari ini (9/11/2022).

“Tahun ini itu catatannya 6.706 calon jemaah haji, tidak sampai 8.000, kalau ditambah yang haji khusus (ONH Plus) hanya 179, jadi total 6.885,” papar Musta’in sebagaimana dilansir dari Kompas.

Di Kota Semarang sendiri, terdapat 10 hingga 15 calon haji yang mengundurkan diri setiap bulannya. Data tersebut dirilis oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kota Semarang.

Panjangnya daftar atrean haji memicu ribuan orang tersebut pesimis dan memilih mundur. Dilansir dari Radar Solo, calon jamaah nekat menarik kembali uang yang telah disetorkan untuk haji lantaran harus menunggu 30 tahun lamanya untuk dapat berhaji ke tanah suci. Selain itu usia dan kondisi kesehatan juga menjadi faktor pembatalan.

Pada dasarnya, pembatalan pendaftaran haji memang menjadi hak bagi calon jamaah yang bersangkutan. Sehingga Kemenag tidak berhak ikut campur pada pengambilan keputusan tersebut. Akan tetapi pihak Kemenag terus mengupayakan pembinaan melalui penyuluh dan tokoh agama untuk memberikan pengertian yang baik, tentang istito’ah berhaji atau datangnya kewajiban berhaji.

“Jangan gampang membatalkan. Apalagi alasannya itu soal usia dan antrian panjang. Bukankah kalau soal usia hanya Allah yang tahu usia kita?” kata Musta’in sebagaimana dilansir melalui Kompas.

Mengapa Waktu Antre Bertambah Lama?

Sementara itu, lamanya waktu tunggu calon jamaah haji sendiri disebabkan oleh penundaan keberangkatan haji selama dua tahun pandemi, yakni pada tahun 2020 dan 2021, serta pembatasan kuota haji pada tahun ini.

Dilansir dari Antara, Kuota haji Indonesia pada tahun 2022 sendiri hanya sebanyak 100,051 kursi yang terdiri dari 92.825 kuota haji reguler dan 7.226 kuota haji khusus. Jumlah tersebut hanya sekitar 46% dari kuota normal yang diberikan pada tahun-tahun sebelumnya.

Musta’in menyebut bahwa tambahan kuota sejatinya tak dapat asal dilakukan.

“Minta tambahan kuota bukan satu-satunya cara, karena kalau asal menambah orang tapi di sana fasilitasnya nggak ada kan numpuk orang di sana. Orang akan sulit beribadah kalau melebihi kapasitas,” terangnya.

Di lain sisi, Pemerintah Arab Saudi telah berencana meningkatkan kuota jamaah haji. Pada tahun 2030 mendatang, jamaah haji ditargetkan dapat mencapai 5 juta, atau dua kali lipat dari total jamaah haji saat ini yang berkisar pada angka 2,5 juta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *