Jatengkita.id – Bosen dengan tontonan film bioskop yang dikemas dengan kecanggihan teknologi? Butuh pertunjukkan yang beda dan fresh? Nah, coba cari tahu sedikit dan mampir ke studio yang menayangkan Phantom : The Musical Film.
Tayangan ini masih berlangsung di CGV dan Cinepolis di kota-kota seluruh Indonesia. Hanya berlayar sampai 14 Mei, penikmat seni perlu mempertimbangkan untuk hold ticket-nya, ya!
Phantom sendiri merupakan novel karya Gaston Leroux yang kemudian diadaptasi menjadi berbagai pertunjukkan panggung dan film.
Ceritanya sebagian terinspirasi oleh Opera Paris. Berlatar belakang kehidupan pada akhir abad 19, cerita ini mengisahkan tentang seorang laki-laki buruk rupa yang memiliki kehidupan tragis.
Film Phantom menggaet penyanyi multitalenta Kyuhyun yang merupakan anggota boy group Super Junior dan penyanyi sopran wanita Sunhae Im. Kolaborasi apik keduanya berhasil menyampaikan pesan teater.
Padu padan seni peran, seni tari, dan seni musik jadi kompilasi yang ciamik dan nggak membosankan, mengingat durasi tayangnya adalah 3 jam.
Penonton akan dibuat terpesona sejak menit pertama hingga akhir dengan kualitas vokal suara masing-masing pemain, keterampilan penghayatan peran, set ornamen klasik, sisipan humor, dan vibes Eropa abad 19.
Phantom, Kisah Masa Lalu, dan Gadis Pujaan
Singkat cerita, sebuah gedung opera dikenal berhantu. Namun, dalam makna sebenarnya penghuni tersebut hidup dan bernyawa, yang akhirnya munculah julukan Phantom. Ia selalu mengenakan topeng.
Setiap orang yang tak sengaja melihat wajahnya akan langsung dibunuh, karenanya ia juga dikenal penuh dengan kegelapan.
Phantom menjadi representasi tokoh yang hidup dengan penuh penderitaan sejak lahir. Kutukannya sebagai laki-laki buruk rupa membuatnya hidup bersembunyi dan kehidupan yang dia tahu hanyalah dunia fantasi melalui pertunjukkan-pertunjukkan yang ia saksikan.
Bahkan, saat ia mulai memiliki perasaan terhadap seorang wanita, ia juga harus menanggung luka. Satu-satunya kebahagiaan dalam penderitaan yang tak usai itu adalah melodi. Ia seorang maestro, keterampilan bermusiknya sangat fantastis.
Apresiasi Seni
Teater bergenre drama, misteri, dan romansa ini dikemas sederhana, jadi mudah dan ringan diserap. Penonton akan banyak dimanjakan dengan kualitas vokal jempolan para pemain.
Orkestra yang melarutkan rasa, alur cerita yang mampu memainkan emosi, dan dialog berkisah melalui lagu yang mampu merefleksikan suasana kebatinan.
Peristiwa Opera Paris memberikan sebuah informasi bahwa kesenian di Eropa pada abad 19 memiliki banyak penikmat dan mampu menjadi industri menjanjikan. Sehingga, para seniman dan donatur memberikan banyak perhatian pada perusahaan opera. Persaingan akhirnya menunjukkan tabiat manusia yang tamak dan menghalalkan segala cara untuk menjadi yang tidak tertandingi.
Teater musikal itu sendiri mengedukasi penonton dengan eksplorasi nilai-nilai moral dan meningkatkan literasi kesusatraan.
Set latar belakangnya pasti memberikan gambaran kebudayaan suatu daerah saat peristiwa itu terjadi. Selain itu, teater musikal juga mampu meningkatkan kemampuan sosial, karena dalam pertunjukkan dibutuhkan pengelolaan emosi dan koordinasi dengan tim.
Kerjasama kolektif ini tentu menjadi faktor penting sukses atau tidaknya sebuah pertunjukkan.
Gimana? Sampai sini, penasaran sama endingnya?