Apa itu Hari Krida Pertanian?

Pernahkan kalian mendengar istilah Hari Krida Pertanian?

Hari Krida pertanian diperingati setiap tanggal 21 Juni oleh para petani, peternak, pegawai dan juga pengusaha yang bergerak di sektor pertanian. Banyak yang masih asing dengan istilah krida itu sendiri. Krida, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti, olah; perbuatan; tindakan.

Hari Krida pertanian merupakan hari bersyukur atas hasil yang diperoleh, mengevaluasi, berbangga hati dan sekaligus hari mawas diri, serta menyusun agenda agar bisa meraih hasil yang lebih baik ke depan. Pada momen ini, masyarakat yang bergerak di sektor pertanian menyampaikan rasa syukrnya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan nikmat yang dilimpahkan-Nya berupa kekayaan alam yang melimpah seperti bumi, air, matahari, iklim, kekayaan flora dan fauna, serta semua hal yang dimanfaatkan oleh masyarakat pertanian dalam melakuan aktivitasnya.

Pada peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) tahun ini masih seperti tahun lalu, yakni di tengah menghadapi pandemi COVID-19. Krisis yang berdampak pada berbagai sektor, seperti industri, transportasi, perdagangan, dan  juga pertanian. Pandemi tentunya menuntut sektor pertanian agar semakin kuat dan tangguh. Karena upaya menghadapi pandemi ini akan efektif jika ketersediaan pangan masyarakat terpenuhi dengan baik. Maka pandemi ini juga menjadi momentum membangun optimisme dan percaya diri para pelaku sektor pertanian.

Sejarah Hari Krida Pertanian

Pada abad ke-IX, masa dimana mulai diperkenalkan istilah pranata mangsa, yakni cara pembagian musim dalam 12 musim, yang mana pada tanggal 21 Juni merupakan saat permulaan musim ke-I yang menjadi awal dari siklus 12 musim tersebut.

Penetapan  tanggal  21  Juni sebagai  Hari  Krida  Pertanian didasarkan  atas  pertimbangan bahwa  pada  tanggal  tersebut  ditinjau  dari  segi  astronomis,  matahari  yang  memberikan  tenaga kehidupan bagi tumbuhan, hewan dan manusia, berada pada garis balik utara (23,50 lintang utara) dimana  pada  saat  itu  terjadi  pergantian  iklim  yang  seirama  dengan  perubahan – perubahan  usaha kegiatan pertanian.

Dengan demikian bulan Juni merupakan bulan yang penting bagi masyarakat pertanian. Kegiatan panen berbagai komoditi pertanian seperti kopi, cengkeh,  lada,  dan  sebagainya  pada  umumnya  dilaksanakan  sekitar  bulan  Juni – Juli. Masyarakat pertanian pada bulan-bulan panen itu selalu membuat perhitungan neraca atas  usahanya, menyampaikan puji syukur atas hasil  yang  diperolehnya  serta  mengevaluasi  kelemahan dan kekurangan-kekurangannya untuk selanjutnya dicari langkah-langkah penanggulangannya.

Hari Mawas Diri dan Berbangga Hati

Hari  Krida  Pertanian  juga  merupakan hari  berbangga  hati  atas  prestasi  dan  hasil  yang diperoleh  setelah  setahun  penuh bekerja  tanpa mengenal  lelah, sehingga  mampu  menghasilkan bahan  pangan  untuk  memenuhi  kebutuhan  segenap  masyarakat  dan  bahkan untuk  di  ekspor  guna menghasilkan devisa yang diperlukan bagi pembangunan. 

Hari  Krida  Pertanian  juga  termasuk  hari  mawas  diri  dengan  melihat  kekurangan  dan kelemahan-kelemahan yang dihadapi masa lampau untuk selanjutnya mengusahakan perbaikan dan peningkatan dalam menghadapi masa mendatang.

Sudah sepatutnya Negara Indonesia dengan jumlah penduduk 252 juta yang merupakan terbesar keempat di dunia dan dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 1,49% membutuhkan pangan dalam jumlah yang besar. Dan peran Petani sebagai aktor utama pada keseimbangan pangan putat dihargai, dijunjung tinggi kehormatannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *