JatengKita.id- Minyak goreng tak pernah luput hadir di meja dapur. Tak dapat dipungkiri, aneka makanan goreng selalu jadi favorit keluarga, apalagi proses memasak dengan metode menggoreng cukup praktis dan cepat.
Seringkali kita abai dengan membuang minyak bekas begitu saja ke wastafel atau saluran air lain. Apalagi saat sisa minyaknya tergolong sedikit. Namun tahukah sedulur, membuang minyak secara asal ke wastafel ternyata dapat menimbulkan masalah serius.
Perlu Sedulur ketahui, minyak tak selalu bertahan dalam bentuk cair. Saat suhu turun, minyak yang sebelumnya berbentuk cair saat berada dalam kondisi panas, akan menjadi padat.
“Saat ditumpahkan ke wastafel, minyak masih dalam keadaan cair. Tapi, begitu dingin, minyak mengeras dan menempel ke dinding pipa,” papar Direktur Quarter Moon Plumbing (Jasa Servis Peralatan Rumah Tangga), Joel Frederick, mengutip Huffington Post melalui CNN Indonesia.
Minyak bekas biasanya akan memadat dan menempel di dinding-dinding pipa. Maka tak jarang hal tersebut menyebabakan penyumbatan. Belum lagi jika terdapat sampah lain yang bersifat non-air turut dibuang melalui saluran air seperti tisu, dan plastik pembungkus. Walaupun sampah tersebut tergolong kecil, namun sampah tetap dapat terikat dengan kandungan lemak, dan mengeras menjadi satu.
Apabila penumpukan tersebut terjadi terus-menerus, maka bukan tidak mungkin akan tercipta fatberg. Fatberg sendiri adalah timbunan limbah minyak dan sampah lain yang membatu. Pada Tahun 2019. Kota London lumpuh akibat bekuan fatberg raksasa sebesar 6 bus tingkat atau 64 meter.
Kita mungkin berpikir bahwa sabun cuci piring atau bahkan air mengalir saja bisa membantu melarutkan minyak dan menjaga minyak tetap cair di saluran. Namun sayangnya hal tersebut kurang tepat.
“Ingat, apa pun yang lebih berat dari air akan terjebak di pipa dapur Anda,” pungkas Frederick sebagaimana dikutip oleh CNN Indonesia.
Membuang minyak bekas ke saluran air mengalir-pun tidak dapat dibenarkan, karena dapat mencemari sungai dan laut, hingga merusak ekosistem laut. Namun, meski tidak dapat membuang minyak bekas ke saluran air manapun, bukan berarti Sedulur dapat membuangnya di atas tanah dengan alasan dapat terserap langsung yo lur. Buangan minyak ke atas permukaan tanah akan menutupi pori-pori tanah dan mebuat tanah tersebut tak lagi subur.
Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan?
1. Kumpulkan Minyak Bekas dalam Suatu Wadah Tak Terpakai
Daripada serta merta membuangnya ke dalam wastafel, ada baiknya Sedulur mulai menyiapkan tempat khusus untuk menampung sisa minyak yang sudah berwarna kehitaman dan tidak bisa digunakan. Pastikan wadah bertutup rapat, sehingga tidak mudah tumpah dan mengotori dapur Sedulur.
2. Buang Minyak dengan Tepat
Jika minyak sudah terkumpul, Sedulur dapat memilih untuk membuangnya ke tempat sampah atau menyerahkannya pada pusat daur ulang.
Saat hendak membuang, pastikan Sedulur sudah membekukan minyak bekas terlebih dahulu, agar tidak mudah tercecer saat proses pembuangan.
Namun, daripada dibuang percuma, ada baiknya Sedulur menyetorkan minyak bekas kepada pusat daur ulang atau bank sampah terdekat. Pasalnya Sedulur bisa mendapatkan uang sebagaimana saat menjual barang bekas lain. Jika Sedulur tinggal di kawasan DKI Jakarta dan Bekasi, Sedulur bisa langsung mengunjungi website waste4change.com. 18 liter minyak jelantah bisa dihargai Rp.96,000,00 lho lur! Wah lumayan buat belanja minyak lagi ini lur!
Jangan khawatir kemana jelantah itu akan berakhir. Minyak bekas yang dikumpulkan oleh pusat daur ulang atau bank sampah akan diproses kembali untuk kemudian diubah menjadi biodiesel yang ramah lingkungan dan tentunya bermanfaat.
Nah, mulai sekarang jangan remehkan limbah minyak dan sampah lainnya ya lur! Meski sedikit lama-lama bisa jadi bukit dan buat sulit!