Bangga! Film Pendek Jiwa Jagad Jawi Sabet Penghargaan Internasional

Jatengkita.id – Indonesia, Negara dengan beraneka ragam suku, agama, adat istiadat, serta keindahan alamnya ini baru saja mendapatkan penghargaan utama pada festival film Pariwisata yang di gelar di Jepang.  Dikutip dari antara news.com, konsul Jenderal RI Osaka Diana Emilia Sari Sutikno mengatakan penghargaan ini merupakan momentum penting bagi kebangkitan pariwisata Indonesia  setelah Pandemi Covid-19.

FOTO : Youtube Wonderful Indonesia

“Penghargaan ini merupakan momentum penting bagi kebangkitan pariwisata Indonesia setelah hampir tiga tahun mobilitas dan industri pariwisata dibatasi oleh pandemic Covid-19” Tutur Diana.

Pada ajang festival tersebut Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengirimkan dua film pariwisata untuk ikut berkompetisi dalam JWTFF, kedua film tersebut yakni “Jiwa Jagad Jawi” dan “Otentik itu Perlu Waktu”. Dari kedua film tersebut “Jiwa Jagad Jawi” meraih penghargaan Gold Prize Tourism Destination Country dan Asian Competition serta penghargaan tertinggi Internasional Grand Prix, sedangkan film “Otentik itu Perlu Waktu” meraih Silver Prize untuk Tourism Products.

Pantas memang Indonesia melalui  kedua filmnya meraih penghargaan tersebut. Melalui film pendek yang berdurasi 8 menit 12 detik ini “Jiwa Jagad Jawi” para seniman serta sineas tanah air sukses  mengeksplorasi keindahan Indonesia, khususnya Jawa.  Video yang diunggah pada awal Februari 2022 ini memang tidak seviral video para Youtuber yang dapat meraih jutaan penonton dalam waktu beberapa hari atau jam saja.

Namun film pendek ini sukses mendapatkan berbagai reaksi dari Youtuber Luar Negeri, misalnya Youtuber asal Amerika mengunggah sebuah video berjudul “Americans React to Wonderful Indonesia 2022 “Jiwa Jagad Jawi”. Lalu ada pula video berjudul Italian Reacts To Wonderful Indonesia 2022 “Jiwa Jagad Jawi” yang diunggah oleh channel YouTube Mauroreactions.

Film Jiwa Jagad Jawi ini merupakan hasil kolaborasi seniman kontemporer yang ingin mencoba menguak permasalahan yang ada di zaman modern, misalnya krisis kesadaran, kriris identitas, serta lemahnya jati diri. Film Jiwa Jagad Jawi ini sendiri mengisahkan seorang wanita bernama Bulan yang sedang mencari jati dirinya. Melalui kisah Bulan penonton akan diajak bagaimana memaknai hidup sekaligus melihat keindahan tanah Jawa. Siapa sangka film yang durasinya tak sampai 10 menit ini ternyata melalui proses yang sangat panjang.

Dikutip dari Bernas.id Julius Bramanto, selaku Creative Director dalam pembuatan film tersebut menyatakan proses pembuatan sekitar 8 bulan, di mana 4 bulan riset, 1 bulan praproduksi (termasuk napak tilas dan survey), 1 bulan produksi, 2 bulan post produksi (membuat musik, editing, voice over, grading, etc),”.

Dari film pendek tersebut ada enam destinasi wisata di Pulau Jawa yang menjadi highlight.

  1. Candi Borobudur

Siapa yang tidak tahu dengan Candi Borobudur ?

Julius mengatakan Candi Borobudur terpilih sebagai highlight dalam film jagad Jiwa Jawi karena area tersebut mengandung buku kehidupan yang tercermin di dalam relief, stupa, dan patung-patung budha di dalamnya.

“Di Candi Borobudur  terdapat Buku Kehidupan, di mana ada 10 level kehidupan pencerahan atau kesadaran manusia yang di simbolisasi melalui cerita pada relief, stupa, dan mudra pada patung-patung buddha,” ungkapnya.

Pada film tersebut Bulan sebagai tokoh utama menemukan jati diri pada level 10 dari Candi Borobudur.

“Diri Sejati kami simbolisasikan melalui wujud anak-anak yang tak bercela, bersih, lugu, dan suci. Di candi ini juga dulunya banyak orang-orang dari seluruh penjuru dunia datang untuk belajar,” tambahnya.

  1. Kahyangan Dlepih

Tempat yang dipercaya sebagai tempat pertapaan para leluhur Majapahit ini terletak di daerah Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri. Kawasan tersebut merupakan salah satu kawasan yang dipercaya sebagai objek  kawasan spiritual. Bagi Keraton Yogyakarta dan Surakarta, Kahyangan Dlepih juga memiliki makna yang mendalam. Julius mengatakan bahwa lokasi tersebut dipercaya sebagai tempat bertemunya Panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Pantai Selatan.

“Saat pertemuan tersebut, mereka membuat janji. Hal itu menunjukan simbolisme antara energi maskulin dan feminin, simbol dua loka (dua dunia). Karena itu, lokasi tersebut sangat disakralkan oleh kalangan spiritual Jawa,” tambah Julius.

  1. Kotagede

Pada zaman dahulu kotagede merupakan sebuah pusat pemerintahan sebuah kerajaan besar. Sekarang Kotagede merupakan satu nama kecamatan yang ada di Yogyakarta dan pada lokasi tersebut merupakan sentra kerajinan perak dan berbagai situs bersejarah seperti masjid agung, makam raja, hingga benteng bekas keraton.

Dalam film Jiwa Jagad Jawi, diceritakan bahwa tokoh utama melakukan ziarah di makam seorang raja sebelum memulai perjalanannya.

“Kotagede adalah Ibu Kota Mataram Islam sekaligus lokasi Panembahan Senopati dan ayahnya dimakamkan. Sesuai dengan tradisi jawa, sebelum memulai sesuatu yang dianggap penting baiknya memohon restu kepada leluhur, disini pula, tokoh utama memulai perjalanannya dengan memohon restu kepada ‘Ayah’ dari raja-raja Jawa Mataram” ungkap Julius.

  1. Candi Sewu

Candi Sewu memiliki nama asli Manjusrigrha. Manjusri adalah seseorang yang dianggap sudah mencapai Bodhisattva yang sangat tinggi. Manjusri juga dianggap sebagai Bodhisattva yang mewakili Wisdom dan Kebijaksanaan.

“Didalam scene Jiwa Jagad Jawi, candi ini dianggap sebagai Nirvana atau surgaloka, dimana segalanya penuh dengan keindahan, kesempurnaan, dan harmoni sebagai wujud Ilmu tertinggi yaitu hikmat kebijaksanaan,” ucap Julius.

Candi Sewu ini berlokasi di Klaten, Jawa Tengah tepatnya di utara Candi Prambanan.

  1. Candi Dieng

Cadi Dieng merupakan sebuah candi yang tertua di pulau Jawa Tengah. Candi dieng terkenang karena merupakan Mandala kuno atau tempat belajar serta berguru yang besar.

“Pada zamannya Mandala tersebut didatangi oleh banyak murid-murid dari dalam negeri dan negara-negara lain. Scene yang ditampilkan dalam Jiwa Jagad Jawi merupakan cerita saat seorang sedang menimba ilmu, belajar lagi kedalam untuk menemukan diri sejati dan mengenal Sang Pencipta,” Jelas Julius.

  1. Air Terjun Sri Gethuk

Air Terjun ini berlokasi di Yogyakarta. Masyarakat percaya bahwa air terjun sri gethuk ini merupakan tempat berkumpulnya para jin yang dipimpin oleh Angga Menduro. Konon katanya di sekitar lokasi tersebut, masyarakat sering mendengar suara alunan gamelan.  Selain menjadi areal wisata, Air Terjun Sri Gethuk juga sering menjadi tempat untuk melakukan pertapaan atau semedi. Pada hari tertentu, banyak orang yang datang untuk menabur bunga di lokasi tersebut.

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *