Jatengkita.id – Setelah menyelesaikan jenjang Sekolah Menengah Atas, maka sebagian dari siswa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perkuliahan.
Mereka berbondong-bondong masuk ke kampus pilihan masing-masing, dengan jurusan sesuai dengan minat serta peluang yang ada.
Menjadi seorang mahasiswa apalagi di sebuah kampus ternama menjadi suatu kebanggan tersendiri.
Dunia perkuliahan sangatlah berbeda dengan masa sekolah, di bangku kuliah kita benar-benar diajarkan untuk menjadi lebih mandiri. Tidak ada lagi guru yang akan memarahi jika kita tidak mengerjakan tugas, atau bolos saat jam pelajaran.
Bertemu dengan anak muda dari berbagai daerah membuat kita menemukan beragam keunikan mulai dari cara berbicara, berperilaku, dan lain sebagainya.
Terlepas dari beragam keunikan serta pelajaran hidup yang didapat selama memasuki dunia perkuliahan, kita juga tidak akan pernah lepas dari yang namanya tugas kuliah. Tugas-tugas kuliah inilah yang biasanya membuat beberapa mahasiswa merasa kesulitan, hal ini dikarenakan pada jenjang perkuliahan tidak ada yang namanya tugas kemudian jawabannya ada di buku.
Seorang mahasiswa lebih sering berhadapan dengan pembuatan artikel, makalah, serta tugas karya ilmiah lainnya dimana isi dari penugasan-penugasan tersebut mengharuskan kita melakukan analisis terlebih dahulu.
Kemudian dalam dunia perkuliahan juga kita mengenal yang namanya UKM serta organisasi-organisasi yang terdapat di dalam kampus.
Bagi sebagian mahasiswa yang memang senang dalam mencari pengalaman baru biasanya mereka mengikuti satu atau dua organisasi serta UKM yang terdapat di kampusnya. Dari tugas serta kegiatan organisasi ini, sebagai seorang mahasiswa kita dituntut harus bisa membagi waktu agar keduanya berjalan dengan seimbang.
Maka dari itu dari sini kita akan belajar bagaimana cara membagi waktu dengan baik dan benar meskipun sibuk dengan tugas serta kegiatan nonakademik lainnya.
Pada pembahasan tips dan trik membagi waktu, kita akan belajar dari seorang mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari Universitas Negeri Semarang, Ardha Dwi Fauzizah. Melalui wawancara yang dilakukan via daring, Ardha membagikan cerita kesibukan kuliah serta aktivitasnya di luar kampus.
“Selama kuliah pastinya sibuk dengan tugas perkuliahan, kemudian saya mengikuti kegiatan pengabdian di salah satu desa dengan berbagai progja yang harus dikerjakan. Selain itu juga saya membuka jasa les private home to home, kemudian diamanahi untuk membantu dosen serta membantu ngajar ngaji” terang Ardha.
Tentukan Value Diri
Saat menjalankan aktivitasnya tersebut, Ardha melakukannya dengan ikhlas tanpa alasan khusus. Ia merasa melakukan hal semacam itu akan menambah relasi serta mengasah softskill serta hardskillnya. Dan yg paling menjadi pondasi adalah salah satu dalil, “khoirunnas anfauhum linnas” yang berarti sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.
Atur Skala Prioritas
Ardha mengatur waktu dengan menerapkan prinsip skala prioritas. Skala prioritas ini terbagi menjadi tiga, pertama berisi hal-hal yang tidak dapat diganggu gugat, tidak dapat diubah, dan bersifat paten, seperti dalam hal beribadah, pendidikan, dan hal lainnya yang memang sangat penting.
Kedua, berisi hal-hal penting yang tingkatnya lebih rendah dengan skala prioritas yang pertama, seperti dalam kegiatan les private ini Ardha memasukkan dalam skala yang kedua karena hal ini bersifat fleksibel, boleh diganti hari atau jam sesuai dengan kesepakatan.
Skala prioritas ketiga yaitu kegiatan yang bisa dibilang tidak terlalu penting namun perlu dilakukan. Seperti main bersama teman-teman atau menikmati waktu me time. Selama menerapkan prinsip skala prioritas ini Ardha menjadi lebih tahu mana hal yang memang harus didahulukan dan mana yang tidak. Hal inilah yang membuatnya bisa melakukan tugas kuliah sembari melakukan aktivitas lainnya.
Banyak sekali hal yang didapat selama menjalankan hal tersebut.
“Ada nih waktu pengabdian di desa itu jadi ak pake motor sama temenku, posisinya aku yang nyetirin kan ya dan kita hanya berdua aja. Waktu perjalanan itu kek dunia lain karena sepanjang kurang lebih 6km an itu bener bener gelap gaada lampu jalan sama sekali, kanan kiri jurang dan pohon beringin, pohon jati yg gede dan nutupin jalan.” jelas Ardha
“Bener bener hutan deh pokonya. Pada saat itu gatau lagi mau apa selain dzikir dan sholawatan sepanjang jalan, kalo setan mah ya pasti ada sih tp kalo ada begal ya naudzubillah hi mindzalik bangettt. Selain itu, waktu di desa juga ngajar anak nari kan lah itu mintanya pada ke kandang sapi ya Allah yaudahlah ya aku nurut. Oiya ada juga nih pas di desa waktu mandi ada kodok ijo di bak mandinya.” ujarnya membagikan beberapa pengalaman berharga selama beraktivitas diluar perkuliahan.
Jadi teman-teman, tugas kuliah bukan merupakan suatu hambatan yang menjadikan kita tidak bisa melakukan aktivitas lainnya. Hanya saja bagaimana cara kita untuk membagi waktu serta menjalankan segala kegiatan tersebut dengan ikhlas dan hati yang bahagia. Karena sebenarnya di masa kuliah inilah kita berbondong-bondong untuk lebih mengasah keterampilan serta menambah relasi yang luas.
Jangan sia-siakan waktu mudamu, karena itu tidak akan terulang kembali.