Jatengkita.id – Kota Pekalongan terkenal dengan julukannya yakni Kota Batik. Kota ini tentunya tidak lepas dari batik yang dibuat oleh industri kecil maupun besar dari sebagian warganya. Kota ini mempunyai suatu kesenian budaya warisan luhur dunia yang telah dilestarikan hingga saat ini. Julukan World’s City of Batik tentu lebih tajam terdengar ditelinga, sebagai kota yang sedang berkembang, Kota Pekalongan banyak menyimpan budaya kearifan lokal yang tentunya unik dan menarik.
Pekalongan merupakan sebuah kota yang berada di pesisir Pantai Utara Jawa Tengah, Daerah pesisir adalah daerah yang berkembang karena perdagangan dan memiliki keanekaragaman budaya. Secara geografis wilayah kota Pekalongan terletak antara 60 50′ 42″ – 60 55′ 44” Lintang Selatan dan 1090 37′ 55” – 1090 42′ 19” Bujur Timur.
Kota Pekalongan adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang tidak lepas dari kegiatan perindustrian, perdagangan, kebudayaan serta pendidikan sebagai tempat berinteraksinya berbagai macam lapisan masyarakatnya. Jasa dan perdagangan menjadi hal utama warga di kota ini. Kota Pekalongan juga mempunyai berbagai wisata alam maupun wisata edukasi, di antaranya seperti air terjun curug muncar, pantai pasir kencana, bukit pawuluhan, pantai slamaran, museum batik Pekalongan dan lain sebagainya.
Banyak kekayaan budaya dari Kota Pekalongan yang sangat menarik untuk ditelusuri lebih dalam. Berikut kebudayaan dan keunikan Kota Pekalongan yang sayang jika dilewatkan,
- Tradisi Lupis Raksasa
Tradisi ini biasa disebut dengan tradisi Syawalan, tradisi Syawalan telah dilakukan secara turun-termurun oleh masyarakat pekalongan, Syawalan merupakan kebudayaan yang dilaksanakan di Kota Pekalongan yang dilakukan oleh warga disana. Budaya syawalan adalah sebuah tradisi lupis raksasa yang sangat erat kaitannya dengan berakhirnya bulan suci ramadhan.
Syawalan dilaksanakan setelah menyelesaikan lebaran idul fitri, budaya ini merupakan bentuk silaturahmi, dengan cara mengundang keluarga atau teman yang tempatnya berjauhan. Dilaksanakannya syawalan atau lupis raksasa ini membutuhkan persiapan yang matang dan besar. Hal ini mengingat tradisi syawalan bukan saja hanya untuk warga sekitar, tetapi tradisi ini menjadi momentum bagi masyarakat pekalongan dan sekitarnya mengingat tradisi lupis raksasa ini mejadi destinasi wisata di Pekalongan sehingga sangat ikonik, Tradisi ini menjadi simpul interaksi sosial masyarakat.
- Penghasil Batik
Kota Pekalongan terkenal sebagai Kota Batik, hal ini dikarenakan kota Pekalongan memiliki potensi yang besar sebagai penghasil batik. Masyarakat Pekalongan sendiri sudah memproduksi batik sejak tahun 1800-an, dan selama ini kegiatan tersebut telah menjadi sumber pendapatan bagi masyarakatnya. Kegiatan membatik telah menjadi pekerjaan turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya dalam tatanan masyarakat Pekalongan.
Profesi masyarakat yang sebagian besarnya juga adalah pengusaha atau pengrajin batik menjadikan Kota Pekalongan sebagai salah satu penghasil batik yang memiliki kualitas baik di Indonesia. Banyak daerah-daerah di pekalongan yang memproduksi batik, diantaranya adalah daerah yang terkenal sebagai penghasil batik dengan ciri hias dan warnanya yakni Kotamdya Pekalongan Kauman, Pesindon, Sampangan, Klego, Sugihwaras Kraton, Grogolan, Krapyak, Panjang, Bendan, Poncol, Kabupaten Pekalongan Buaran, Pekajangan, Kedungwuni, Wonopringgo, Bojong, Wiradesa, Comal, Pencongan dan daerah lainnya di kota Pekalongan. Bahkan tiap daerah penghasil batik memiliki kekhasannya tersendiri, maka tak heran pekalongan bisa menjadi kota referensi untuk mencari batik terbaik di Indonesia.
- Bangunan Heritage
Kota Pekalongan juga terkenal akan tempat-tempatnya yang menjadi peninggalan masa lampau. Kota ini juga bisa menjadi media untuk mengenalkan warisan kepada masyarat khususnya masyarakat kota Pekalongan. Di kota ini banyak warisan budaya di masa lalu bahkan ada yang sekarang di teruskan atau dijalankan kepada generasi ke generasi. Hal ini karena nilai yang sepatutnya dijaga dan dilestarikan serta diturunkan kepada generasi mendatang. Banyak bangunan-bangunan masa lampau yang ada di kota ini antara lain Kantor Pos, Gereja Protestan, Gedung Societet, Gedung Balai Kota (kini Museum Batik), bekas kantor DPU (kini digunakan sebagai kantor Batik TV), Gedung Pertani, dan rumah mantan pembantu Gubernur yang dibangun pada tahun 1850. Tak hanya itu saja, sebagai kota yang banyak meninggalkan tempat sejarah kota ini pun menjadi lokasi yang menarik bagi wisatawan untuk mendapatkan berbagai foto yang instagramable ketika berkunjung.
- Sego Megono
Sego Megono merupakan makanan khas dari Pekalongan yang banyak digemari masyarakat. Megono yang berasal dari nangka muda yang di dalamnya terkandung komposisi mineral yang cukup bagus, terutama kalsium dan fosfor, bahan dasar dari megono cenderung bersifat basah yaitu nangka muda dengan bahan pelengkap parutan kelapa. Megono dapat bersanding dengan berbagai macam jenis makanan dengan citra rasa dan sajian khas lainnya.
Sego mengono sendiri mampu bersaing dengan jajan ataupun makan lainnya karena rasanya yang tak kalah enak. Banyak masyarakat Pekalongan yang sebagian besar menjadi pedagang dengan berjualan sego megono sebagai menu utama. Hal ini membuktikan sego megono dapat dipasarkan lebih luas tentu meningkatkan perekonomian warga Pekalongan.
- Kuntulan
Kota Pekalongan juga memiliki sebuah jenis kebudayaan yang khas yaitu Kuntulan. Kuntulan sebagai budaya yang tak lepas dari sejarahnya sebagai seni yang banyak terpengaruh oleh tradisi dan budaya Timur Tengah. Kuntulan merupakan jenis kebudayaan khas dari Kota Pekalongan yang berupa seni beladiri pencak yang diiringi dengan musik gendhang/kendhangan. Kuntulan diawali dengan pemaduan antara seni beladiri yaitu pencak silat dengan seni shalawatan dan seni hadrah. Alat-alat musik yang mengiringinya adalah rebana serta ditambah dengan tetabuhan lainnya.
Dalam pelaksanaannya kuntulan tak luput dari elemen-elemen gerak tarik, seni menyanyi, aksi penampilan sirkus, dan dibumbui dengan agedan lelucon dari para pelawak. Biasanya salah seorang yang menjadi Kuntul menari dan memperagakan jurus pencak dengan diiringi musik kendhangan yang biasanya salah dari seorang penonton menantang untuk mengajak duel yang disaksikan oleh masyarakat. Biasanya bila seorang yang menang sayembara kuntulan ini maka saat tibanya pulang membawa sayur-mayur, ubi-ubian maupun buah-buahan sebagai hadiahnya.
Kebudayaan menjadi simpul interaksi sosial antar komunitas yang ada di masyarakat yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Setiap daerah ataupun kota mempunyai budayanya sendiri yang akan mengekspresikan aktifitas dan karakter kehidupan masyarakatnya. Budaya yang dimiliki itupun mampu membentuk citra yang dapat mencirikan suatu kota, sehingga membedakan terhadap kota-kota yang lain.
Setiap budaya yang dapat bertahan lama, tentu melalui sejarah serta perubahan yang panjang. Sampai akhirnya dapat berkembang dan masih diyakini bahkan dilestarikan oleh masyarakat penganutnya. Seperti yang terlihat di Kota Pekalongan, tidak hanya kaya akan budaya, Pekalongan memiliki banyak tradisi dan peninggalan sejarah yang masih dilestarikan hingga saat ini, hal itu tentu membuktikan bahwa Kota Pekalongan sebagai kota yang kaya akan budaya, patut menjadi suatu kebanggaan.
Pekalongan lumayan sih