Jatengkita.id – Mendengar nama Desa Tempur mungkin yang pertama teringat adalah tentang kopi, atau daerah penghasil kopi. Tempur adalah desa di Kecamatan Keling, Jepara, Jawa Tengah. Desa Wisata Tempur ini memang sangat sempurna untuk menjadi tempat liburan. Bagaimana tidak, beragam keindahan bisa tersebar di tempat ini. Keindahan alam, wisata petualangan hingga wisata sejarah semua menjadi satu. Nuansa pedesaan yang masih terasa kental menjadikan tempat ini cocok menjadi tempat pelarian dari hiruk pikuk perkotaan.
Desa ini masih termasuk daerah tersembunyi. Julukan sebagai desa tersembunyi melekat untuk Desa Wisata Tempur, hal ini tidak lain karena letaknya memang di antara pegunungan. Sebab desa ini dikelilingi gunung di timur, selatan, utara dan barat. Tempur merupakan desa yang terletak diwilayah pegunungan dengan luas wilayah 1.990 Ha/ 19,90 km2 terdiri dari sawah dan tegalan seluas 352 Ha dan pemukiman seluas 80 Ha, yang memiliki jumlah penduduk, yaitu lebih dari 3.522 jiwa. Jarak desa Tempur ke Kecamatan Keling 17 Km dan jarak ke Kabupaten yaitu 51 Km.
Latak geografis desa ini di sebelah utara berbatasan desa Kunir dan Damarwulan, sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kudus, di sebelah barat berbatasan dengan desa Sumanding dan Dudakawu, sedangkan di sebelah timur berbtasan dengan Kabupaten Pati.
Iklim Tempur sebagaimana di wilayah Indonesia mempunyai musim kemarau dan penghujan, sehingga sangat cocok untuk pengembangan potensi pertanian dan perkebunan yang ada di desa Tempur, terutama hasil bumi tanaman kopi dan sumber daya alam yang lain.
Mayoritas masyarakat Desa Tempur bekerja dalam bidang produk unggulan dari Desa Tempur yakni Kopi Tempur. Kopi Tempur ini sudah terkenal bahkan sudah banyak di ekspor ke mancanegara. Selain kopi ada pula buah Salak yang menjadi produk unggulan dari desa Tempur.
Dilansir dari Jatengprov.go.id, Desa Tempur ditetapkan sebagai kampung restorisai justce dan Desa Sadar Hukum Percontohan oleh Kejaksaan Negeri Jepara. Dipilihnya Desa Tempur sebagai percontohan ini karena selama ini sudah banyak permasalahan masyarakat yang dapat diselesaikan oleh pemerintah desa secara damai, sehingga tidak berakhir ke meja hijau.
Petinggi Desa tempur Mariyono mengatakan, tidak semua permasalahan bisa diselesaikan lewat mediasi internal desa. Jika permasalahan itu dinilai berat, perlu langkah-langkah hukum dan koordinasi dengan pihak kepolisian dan kejaksaan untuk membantu menyelesaikan persoalan.
Dari pusat kota Jepara untuk menuju Desa Wisata Tempur kita memerlukan perjalanan kurang lebih 2 jam. Waktu yang cukup lama, namun percayalah kita tidak akan kecewa, karena akan terbayar oleh berbagai atraksi wisata yang disuguhkan.
Kini, desa Tempur didapuk sebagai desa wisata di Jepara. Ada banyak destinasi pariwisata yang ditawarkan di sana, diantaranya :
- Candi Angin
- Candi Bubrah
- Sumur Batu
- Kaldera Gunung Muria
- Kolam Nawangwulan
- Kolam Pemancingan Tempoera
- Taman Hias
- Bumi Perkemahan
- Kali Ombo
- Kali Gelis
- Wisata Kebun Kopi
- Waroeng Kopi Tempur
Desa Tempur ini semakin populer berkat adanya organisasi pemuda “ARJUNA” di Dukuh Duplak, Desa Tempur.
Dilansir dari Sedesa.id, tidak hanya kekayaan atau pesona alam berupa pemandangan yang akan memanjakan mata siapa pun yang melihat. Di desa ini juga terdapat situs sejarah yang dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi pengunjung.
Keberadaan Situs Sejarah memang sudah tidak utuh, namun reruntuhan atau sisa-sisanya kini telah dijaga dengan baik, dan menjadi salah satu bagian dari kunjungan Desa Wisata Tempur. Situs sejarah memang sebaiknya dikelola secara serius, dan dalam hal ini keberadaan kegiatan wisata menjadi momen dalam upaya melestarikan atau menjaga keberadaan Situs Sejarah.
Untuk menuju Situs Sejarah Desa Wisata Tempur kita perlu untuk mendaki, setelah sampai di atas kita akan menjumpai dua bangunan candi, yaitu Candi Bubrah dan Candi Angin. Jangan khawatir dalam mendaki Anda tidak akan lelah karena sepanjang jalan Anda akan disuguhi pesona alam yang luar biasa.
Semakin penasaran dan mengunjungi Desa Tempur?