Jatengkita.id – Berada di ketinggian 700 mdpl, Desa Wisata Budaya Giyanti terletak di antara Gunung Sindoro dan Sumbing di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Merupakan pedesaan yang masih mengangkat kultur budaya dalam prilaku sehari-hari. Selain itu desa ini juga masih melestarikan adat istiadat dari generasi ke generasi. Desa Giyanti menyuguhkan erotisme alam yang masih asri dengan hamparan sawah dan ladang.
Dilansir dari laman jadesta.kemenparekraf.go.id, desa dengan jumlah penduduk kurang lebih 1.050 jiwa ini terdiri dari 244 Kepala keluarga, yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, tukang bangunan, sebagian kecil sebagai Aparatur Sipil negara (ASN) dan pengrajin.
Desa Wisata Budaya Giyanti yang menyuguhkan harmonisasi kerukunan antar umat beragama dari Muslim, Katolik, maupun Kepercayaan. Mereka bersatu padu untuk saling menghormati dan menjaga kedamaian antar pemeluk Agama. Desa Giyanti ini juga dianugerahi sebagai Desa Kerukunan Umat Beragama Prov. Jawa Tengah dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Selain mengangkat tradisi, desa Giyanti juga tetap menjaga keseimbangan alam dengan di tunjuk sebagai Desa Proklim (Program Kampung Iklim) Utama Kabupaten Wonosobo.
Atraksi Budaya
Adapun berberapa festival budaya yang bisa dinikmati di Desa Giyanti antara lain, Rekanan, Wisuda Lengger, Festival Mesusi Beras, Tari lengger Punjen, Wayang Kulit, Tenongan, Kobol-Kobol, Festival Balon Sarung, Tari Lengger, dan Wisata Digital Pasar Ting Njati.
- Rekanan
Merupakan rangkaian kegiatan desa untuk memeringati hari jadi Desa Giyanti. Puncak acara dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon setiap bulan Sura di kalender Jawa atau Muharram di kalender hijriah. Rangkaian kegiatan Rekanan diawali dengan Karnaval Budaya di desa-desa sekitar Desa Giyanti, Bersih desa.
Acara puncak dengan Upacara Nyadran (diawali dengan ziarah leluhur yang diikuti tokoh-tokoh Desa, para pelaku seni, peserta Wisuda Lengger dan sebagian masyarakat yang diiringi dengan parade Prajurit Bergodo, kemudian berjalan menuju Sanggar Kertojanti dan diikuti oleh seluruh Ibu-ibu masyarakat dusun Giyanti pembawa tenong untuk melakukan upacara adat di sanggar Kerto Janti ). Kemudian dilanjutkan dengan Pementasan Kesenian Tari Lengger, Festival Mesusi Berasa, Wisuda Lengger, Festival Balon Sartung, dan Pagelaran wayang Kulit.
- Wisuda Lengger
Dilakukan dalam rangka mewisuda Lengger untuk menjadi Lengger yang lebih profesional.
- Festival Mesusi Beras
Mesusi beras merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum butiran-butiran beras itu kita konsumsi. Dalam kegiatan tersebut ada beberapa tahap yang harus di lakukan, diantaranya:
- Penakaran beras yang akan dikonsumsi (“naker beras” dalam bahasa jawa).
- Pemisahan kotoran dalam butiran beras (“napeni” dalam bahasa jawa).
- Mencuci beras dengan air mengalir (“mesusi” dalam bahasa jawa).
- Menampung air bekas mesusi yang digunakan lagi untuk menyiram tanaman karena mengandung zat-zat yang baik untuk tanaman (“larung leri” dalam bahasa jawa)
Tahapan tersebut disajikan untuk ditampilkan dan bertujuan untuk melestarikan kegiatan adat istiadat setempat.
- Tari Lengger Punjen
Tari Lengger Punjen disajikan dalam Upacara Nyadran Tenongan memiliki fungsi sebagai cerminan dan legitimasi tatanan sosial, wahana ekspresi ritus yang bersifat sekuler dan religious, hiburan atau kegiatan rekreasional, saluran maupun pelepas kejiwaan, cerminan nilai estetik, dan sebagai cerminan pola kegiatan ekonomi.
- Wayang Kulit
- Tenongan
- Kobol-Kobol
Tarian yang di lakukan bersama-sama oleh warga Desa Giyanti sebgai wujud syukur. Diawali membawa makan sendiri- sendiri untuk acara genduren/kepungan setalah di Kabulkan dengan iringan do’a, dilanjutkan dengan tari Kobol Kobol bersamaan diiringi lantunan musik gamelan.
- Festival Balon Sarung
Wisata Kuliner
Desa Giyanti juga mencoba membuat destinasi Wisata Buatan untuk melestarikan kebudayaan dan adat istiadat setempat dengan di dirikannya Pasar Ting Njanti. Pasar Kuliner dengan konsep lawas yang di padukuan dengan kegiatan kesenian dalam kemasannya.
Paket Wisata
Selain itu, Desa Wisata Budaya Giyanti juga bisa di jadikan untuk pelatihan berbasis Edukasi, Seni Budaya, Alam, ataupun Solidaritas kerukunan umat Beragama. Lokasinya cukup strategis, berjarak 6km dari ibukota kabipaten, 3km dari kecamatan, dan 3km dari terminal Bus antar kota.
Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di Desa Giyanti ini antara lain, areal parkir yang luas, balai pertemuan, WIFI, kamar mandi umum, kios souvenir, spot kulineran, Musholla, Outbound, Spot Foto, persewaan lat-alat kesenian dan tempat makan.
Keren keren yak