Golongan Orang yang Merugi di Bulan Ramadan

Foto : Ilustrasi (Pixabay.com)

Jatengkita.id – Bulan suci Ramadan merupakan bulan yang dikhususkan bagi orang-orang muslim di mana pada bulan ini semua orang diwajibkan untuk mengerjakan puasa. Ada banyak sekali keistimewaan di bulan ramadan sehingga menjadi sebuah keuntungan besar bagi orang-orang yang berpuasa.

Menurut syariat islam, puasa pada bulan suci ramadan hukumnya fardhu ‘ain (diwajibkan)bagi orang dewasa, kecuali bagi orang yang mengalami suatu halangan, sehingga hal tersebut tidak mewajibkan dirinya untuk berpuasa sebab dalam kondisi tertentu seperti sakit, dalam perjalanan, sudah tua, hamil, menyusui, dan datang bulan atau mentruasi bagi perempuan.

Setidaknya ada 10 julukan bulan Ramadhan, di antaranya disebut bulan beribadah (syahrul ‘ibadah), bulan Al-Qur’an (Syahrul Qu’an), bulan penuh rahmat (Syahrul Rohmah), bulan keberkahan (Syahrul Mubarak), bulan ampunan (Syahrul Maghfirah), bulan pendidikan (Syahrul Tarbiyah), bulan kesabaran (Syahrul Shobr) dan lainnya.

Bulan ramadhan merupakan bulan yang paling mulia, bulan yang di dalamnya penuh dengan rahmat, ampunan, dan keutamaan. Oleh sebab itu, amalan kebaikan pada bulan suci ramadan akan dilipat gandakan pahalanya, begitu pula dengan maksiat-maksiat pada bulan ramadan dosanya menjadi lebih berat dan lebih besar.

Bahkan dibulan ini Allah akan melipat gandakan pahala kebajikan bagi orang yang mengerjakannya, bulan ramadhan adalah bulan yang suci tentu suatu hal yang tidak ada pada bulan lainnya, karena banyak keistimewaan yang harus kalian perhatikan di bulan puasa, pada bulan ramadhan setiap muslim wajib untuk berpuasa dan menghindari diri dari perbuatan dosa.

Seperti yang sudah diketahui, pada bulan yang suci ini kita semua diwajibkan menghindari maksiat, bulan yang sangat mulia dan setiap muslim wajib memuliakannya dengan menjauhi segala perkara maksiat. Bahkan dalam hadis juga disebutkan bahwa setiap amalan yang dikerjakan di bulan ramadhan pahalanya akan dilipat gandakan. Oleh sebab itu, hendaknya umat muslim selalu memperhatikan aktivitas yang dilakukan pada bulan yang suci ini, agar dapat menjauhkan diri dari segala larangan Allah, jangan sampai kemuliaan bulan suci ramadhan ternodai dengan perkara-perkara maksiat.

Ramadhan sendiri berasal dari kata bahasa Arab yaitu “ramiḍa atau ar-ramaḍ”, yang artinya panas yang menghanguskan atau kekeringan. Bulan ramadan diawali dengan penentuan bulan sabit sebagai pertanda bulan baru. Pada momen ramadhan, selama pagi hingga petang, seorang muslim yang sedang berpuasa dilarang untuk mengonsumsi makanan, dan minuman apa pun itu jenisnya serta dilarang berhubungan seksual, umat muslim juga diperintahkan untuk menghindari segala perbuatan dosa untuk menyempurnakan pahala puasa.

Keistimewaan bulan suci ramadhan menghiasi surga dengan indah untuk menyambut para hamba-Nya yang berpuasa, sehingga semua umat muslim akan berbondong-bondong mencari pahala di bulan ini, sebab banyak sekali hikmah dan keutamaan pada bulan Ramadhan yang harus kita ketahui di antaranya, yaitu; 1)  Pahala dilipat gandakan karena pada bulan ramadhan aktivitas berpuasa menjadi proses melatih kesabaran (sabar menahan hawa nafsu). 2) Adanya Lailatul Qadar yaitu malam yang dimuliakan Allah dan beribadah di dalamnya sama dengan beribadah 1000 tahun, yang mana Lailatul Qadar hanya ada pada bulan Ramadhan. 3) Para syetan yang menggoda manusia dibelenggu 4) Turunnya ayat Al-Qur’an pertama kali. 5) Orang yang berpuasa akan dimintakan ampunan oleh para Malaikat. 6) Terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu neraka 7) Bau mulut orang yang berpuasa seperti bau minyak kesturi dihadapan Allah SWT. 8) Pahala orang yang berpuasa menjadi rahasia Allah SWT, karena ibadah puasa adalah ibadah yang dikhususkan oleh Allah SWT. 9) Puasa dapat menyehatkan badan. 10) Suasana pada bulan puasa lebih religius dan damai, dari pada bulan yang lainnya, sehingga hal ini menunjukkan bahwa ibadah puasa memiliki nilai spiritualitas yang sangat tinggi.

Tips Berbuka Puasa di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
FOTO : Ilustrasi Buka Puasa di Masjid Nabawi (Pergi umroh.com)

Berjumpa dengan ramadan bagi orang-orang yang beriman adalah sebuah kebahagiaan yang tiada terkira. Karena pada bulan ramadhan menjadi bulan yang suci di mana Allah SWT membuka dengan lebar pintu ampun bagi umat-Nya. Sejak bulan Rajab, Sya’ban, hingga Ramadan, telah dipersiapkan lahir batinnya untuk bisa menunaikan rangkaian ibadah, mulai dari berpuasa, qiyamullail, tadarus Qur’an, bersedekah dan amal kebaikan lainnya. Maka, mereka akan mempersiapkan lahir batinnya agar dapat menunaikan rangkaian ibadah di bulan suci tersebut.

Golongan orang-orang yang begitu rindu dengan bulan ramadhan pasti sebelumnya, mereka sudah terngiang-ngiang dengan kedatangan bulan penuh rahmat ini, bahkan semakin sibuk di hari-hari menjelang bulan ramadhan, mempersiapkan segala hal agar mereka siap di kala ramadhan tiba. Sebaliknya, masih ada dan banyak pula yang menganggap bulan ramadhan menjadi bulan yang biasa-biasa saja, dan sungguh betapa meruginya orang semacam ini, karena hal tersebut artinya ia termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi diakhir bulan ramadhan, dan  mengakhiri bulan ramadhannya dengan tetap memikul dosa-dosa yang tidak Allah SWT ampuni.

Lalu, siapa sajakah termasuk golongan yang merugi di bulan suci Ramadhan? Berikut adalah golongan manusia yang puasanya tidak membuahkan hasil alias sia-sia selama di bulan suci Ramadhan:

  1. Orang yang menganggap biasa bulan suci ramadan

Bagi umat muslim yang kuat akan keimanan yang di milikinya, maka bulan ramadhan menjadi moment yang paling ditunggu-tunggu setelah sekian lama, mereka akan menyambut bulan suci ramadhan dengan penuh kegembiraan, dengan senangya mereka akan merencanakan apa yang harus dan perlu dipersiapkan dalam menyambut bulan suci ramadhan nanti sehingga aktifitas ibadah di dalamnya dapat ditunaikan dengan maksimal.

Mereka mempersiapkan bulan ramadan dengan nafsiyah (jiwa atau hati), tsaqafiyah (ilmu), jasadiyah (fisik), dan maliyah (harta), sehingga secara lahiriyah dan batiniyah-nya sudah siyap dalam menyambut ramadhan. Dan persiapan awal yang sederhana bisa dilakukan siapa saja dengan cara menanamkan kegembiraan dalam hati, rasa, dan pikiran. Sebab jika secara psikologis, perasaan dan pikiran gembira saat menyambut sesuatu, hal ini tentunya akan menumbuhkan dorongan dan perasaan kebahagiaan dan kecintaan dalam melakukan sesuatu tersebut.

Namun sayangnya, seperti yang telah kita ketahui, masih banyak orang yang menganggap bulan ramadhan sama seperti pada bulan-bulan lainnya. Orang-orang seperti ini menganggap bahwa tidak ada yang berbeda dari bulan suci ramadhan dengan bulan sebelumnya, tentu hal ini merupakan sebuah kerugian yang besar, sebab orang-orang golongan seperti ini sama sekali tidak menganggap istimewa puasa dan dasyatnya manfaat bulan suci ramadhan.

Bahkan ketika tahu bahwa bulan ramadhan segala pahala dilipatgandakan, tetap tidak segera melakukan kebaikan, justru malah diabaikannya dan mengangap sebagai hari dan bulan yang biasa sama seperti bulan-bulan lainnya, padahal orang yang menganggap biasa bulan ramadhan, ibarat orang yang melewatkan ghanimah (harta rampasan perang) yang tidak ternilai harganya. Orang-orang seperti ini sungguh sangat merugi sebab tidak mengetahui kemuliaan dan keutamaan bulan suci ramadhan.

  1. Tidak memanfaatkan waktu di bulan Ramadhan dengan baik

Bulan ramadan merupakan bulan dengan keberkahan. Setiap amal ibadah akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT. Bulan yang diberkahi oleh Allah ini sangat mustajab untuk meminta amalan dan doa, Oleh karenanya kita dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah seperti membaca Al-Qur’an, sholat sunah, berdzikir, menjauhkan diri dari kemaksiatan, dan lain sebagainya. Orang yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik di bulan ramadhan, maka ia termasuk orang yang merugi, karena menyia-nyiakan kesempatan untuk memperbanyak amal ibadah.

Sebagai umat islam sudah selayaknya mengetahui dan memahami keutamaan ramadan, hal ini juga berkaitan dengan pemahaman terhadap keutamaan dalam melaksanakan setiap amal shaleh yang bisa dikatakan menjadi penyemengat sekaligus mendorong kepada peningkatan ketaqwaan seseorang. Karena pada bulan suci ramadan merupakan kesempatan bagi setiap hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketakwaan serta di dalam bulan suci ramadhan yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan ini, maka tidak hanya keberkahan di dalam menuai pahala, namun banyak keberkahan lainnya.

Keberkahan kemuliaan di dalam bulan ramadhan adalah bahwa pintu-pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka tertutup serta syaithan-syaithan diikat. Ruginya orang-orang dalam golongan ini yang tidak tahu bahwa Allah Ta’ala telah memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk masuk surga dengan ibadah dan amal shalih yang mereka perbuat pada bulan suci ramadan.

  1. Berubah Alim Hanya Pada Bulan Ramadhan
Simak Pesan Al-Qur'an, Persaudaraan Muslim Sama Seperti Saudara Seketurunan  - Haji Umrah News
FOTO : Ilustrasi (Haji Umrah News)

Banyak kaum muslim yang berharap bahwa ramadhan tahun ini akan lebih baik dalam hal amalan ibadah dari pada tahun-tahun sebelumnya. Pemahaman tentang kemuliaan di bulan ramadhan bahwa pintu-pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka tertutup serta syaithan-syaithan diikat, artinya bahwa Allah Ta’ala telah memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk masuk surga dengan ibadah dan amal shalih yang mereka perbuat. Mengingat ramadhan penuh dengan berbagai keutamaan maka sangat disayangkan bila ramadhan datang dan berlalu begitu saja, tanpa ada usaha maksimal dari hambanya untuk meraihnya dengan melakukan berbagai amalan ibadah.

Hal tersebut dimanfaatkan oleh sebagian orang yang memanfaatkan kesempatan ramadhan untuk berbuat alim, hal ini nampak pada perilaku tidak baik menjadi baik, seperti dari tidak berjilbab kemudian berhijab, dari yang tidak pernah shalat kemudian rajin shalat, baik yang wajib maupun sunnah. Namun, jika nanti sudah selesai ramadhan orang itu akan kembali meninggalkan bahkan berbuat maksiat lagi kepada Allah AWT dengan melepas hijab dan tidak lagi datang ke masjid, sehingga orang-orang yang seperti ini masuk dalam golongan orang yang merugi di bulan suci ramadan.

2. Puasa dianggap hanya menahan lapar dan dahaga

Tiga Kelas Orang yang Berpuasa - Kompasiana.com
FOTO : Ilustrasi (Kompasiana.com)

Setiap muslim yang menjalankan puasa ramadan tentunya berharap mendapat pahala dari Allah SWT, karena seperti yang kita tahu, puasa ramadan tidak hanya menahan diri dari makan dan minum saja. Sayangnya masih ada sebagian orang yang hanya menganggap puasa sebagai bentuk menahan lapar, karena sebetulnya tujuan dari puasa ramadhan bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, lebih tepatnya menahan diri dari hawa nafsu. Orang-orang yang menganggap puasa hanya untuk menahan hawa lapar dan haus saja maka ia termasuk golongan yang merugi.

Di bulan suci ramadan ini setiap muslim memiliki kewajiban menjalankan puasa dengan menahan lapar dan dahaga, mulai dari fajar hingga terbenamnya matahari. Secara istilah puasa diartikan sebagai salah satu ibadah dengan niat mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menahan makan, minum, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan hawa nafsu, dari mulai terbitnya fajar sadiq hingga terbenamnya matahari di ufuk barat. Hal yang terpenting dan patut diketahui adalah bahwa puasa bukan hanya menahan haus dan lapar, sebab jika hanya menahan haus dan lapar semata, maka orang hanya akan terjebak pada aspek dimensi fisik belaka, padahal puasa adalah salah satu ibadah yang wajib meliputi dimensi fisik dan kejiwaan.

Jadi, puasa tidak hanya menahan diri dari tidak makan dan minum, ada tujuan lain yang lebih mulia dari pada hal tersebut. sayangnya masih ada di antara kaum muslimin yang melakukan puasa tetapi dia tidaklah mendapatkan pahala, karena ia hanya menjadikan puasa sebagai bentuk menahan lapar untuk perutnya dan dahaga menahan kering tengoorokannya saja.

3. Berpuasa namun melakukan maksiat

Berbuat Maksiat Setelah Berbuka Puasa, Bagaimana Hukumnya - Banyuwangi  Network
FOTO : Ilustrasi (Pixabay)

Sudah menjadi suatu kewajiban bagi seorang muslim menghindari diri dari kemaksiatan, baik itu di bulan suci ramadhan maupun di bulan lainnya, agar  selalu berusaha melawan hawa nafsu yang senantiasa menyuruh dirinya berbuat keburukan maupun kejahatan. Hal itu karena akan membuat hati dan jiwanya menjadi tenang dan selalu mendukung dirinya dalam berbuat kebaikan, apalagi ketika bulan ramadhan sebagai bulan yang paling mulia, dimana bulan yang di dalamnya penuh dengan ampunan, rahmat, dan keutamaan. Oleh sebab itu, amalan kebaikan di bulan ramadan akan dilipat gandakan pahalanya, begitu pula dengan segala perbuatan maksiat pada bulan ramadhan, dosanya menjadi lebih berat dan lebih besar.

Sehingga penting sekali seorang muslim menjauhkan diri dari perbuatan maksiat yang dapat merugikan dirinya sendiri. Apalagi pada saat ramadan kebiasaan-kebiasaan buruk itu tidak juga berubah, sehingga ramadan yang dijalani tidak pula membawa pengaruh bagi kehidupannya sehari-hari. Jadi, ketika ramadan, perbuatan maksiat yang dilakukan sebelum bulan ramadan masih terus dibawa sampai puasa ramadan tiba maka ia termasuk golongan orang yang merugi. Banyak sekali perbuatan maksiat yang masih dilakukan oleh kaum muslimin yang masih dilakukan meskipun ia tahu dibulan suci ini hal tersebut merupakan dosa besar, di antaranya yakni.

4. Menggosip atau ghibah

Ghibah Saat Berpuasa Bisa Melunturkan Pahala? Simak 5 Tips Agar Terhindar Dari Nggosip Saat Menjalankan Puasa (pexels.com/Keira Burton)
FOTO : Ilustrasi (Pexels.com)

Perilaku menggosip atau ghibah merupakan perbuatan tercela yang dilarang keras oleh agama Islam, membicarakan kejelekan dan keburukan orang lain disebut ghibah atau menggunjing. Menggosip atau ghibah merupakan salah satu perbuatan maksiat karena menyebutkan keburukan saudaranya, sehingga pahala puasanya akan hilang. Apalagi ia tidak merasa bersalah dan berdosa ketika melakukan kemungkaran, menggunjing, dan menyebarkan fitnah serta menghina, maka ia termasuk dalam golongan yang merugi di bulan ramadan, karena tetap mengerjakan maksiat dan dosa. Kemaksiatan seperti ini tentunya memberikan dampak yaitu akan menghilangkan seluruh pahala puasa.

Bahkan orang yang mendengarkan ghibah hukumnya juga sama dengan pelaku ghibah, apabila ia ridha mendengar atau menonton ghibah tersebut. Maka dari itu, kita sebagai kaum muslimin jika ingin mendapatkan pahala yang berlimpah, harus berhati-hati dalam berperilaku dengan berusaha menjaga pendengaran, menjaga penglihatan serta lisan, agar pahala puasa tetap terjaga, jangan sampai puasa ramadan yang kita jalani lenyap karena perilaku buruk yang dilakukan.

5. Berbohong

Puasa, selain menahan diri dari rasa lapar juga menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan buruk, diantanya adalah berbohong. Di dalam agama Islam, berbohong atau berdusta termasuk dalam perbuatan yang tercela yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT. Perbuatan ini termasuk perbuatan yang dilarang tidak boleh dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, karena jika dilakukan maka akan bernilai dosa di sisi Allah SWT. Apalagi perbuatan tersebut dilakukan saat bulan suci ramadan, tentunya ia akan kehilangan pahala dari puasanya, sebab salah satu esensi dari ibadah puasa itu sendiri adalah melatih kejujuran.

6. Berbuat zalim

Zalim adalah salah satu perbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT, karena perbuatan zalim adalah akhlak yang tercela dan sifat buruk yang dapat merusak agama, kebaikan, serta mendatangkan keburukan. Orang zalim melakukan sesuatu yang tidak wajar dari apa yang telah digariskan Allah dan rasul-Nya sehingga merugikan dirinya dan orang lain. Zalim melambangkan kekejaman, tidak berperi kemanusiaan, dan senang melihat orang lain dalam keadaan sulit, pada dasarnya sifat zalim adalah sifat yang keji dan hina, sehingga bertentangan dengan akhlak manusia, yang seharusnya menggunakan akal untuk melakukan kebaikan.

Nah, itu tadi sobat golongan orang yang merugi di bulan puasa ramadhan, semoga kita dijauhkan dari perbuatan-perbuatan maksiat dan di bulan suci ramadhan ini, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi, agar tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi, sehingga kita tetap akan mendapatkan pahala dan kebaikan yang berlipat ganda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *