Kampung Mantyasih, Situs Budaya di Kota Magelang

Kampung Mantyasih, Kota Magelang
Istimewanya Kampung Matyasih, Magelang (FOTO : Magelang Ekspres)

Jatengkita.id – Mantyasih pada mulanya dikenal sebagai sebuah kampung yang terletak di sebelah utara alun alun Kota Magelang. Kampung Mantyasih ini lebih dikenal dengan kampung meteseh oleh warga sekitar. Apa sih istimewanya kampung Mantyasih ini?

Kampung yang berjarak kurang lebih 7 menit dari tengah kota magelang ini, merupakan perkampungan padat penduduk yang terletak dipinggiran Kota Magelang.

Namun siapa sangka, di kampung meteseh ini ditemukan sebuah prasasti bersejarah yang dikenal dengan prasasti mantyasih. Prasasti mantyasih sendiri merupakan peninggalan bersejarah yang dikeluarkan oleh kerajaan mataram.

Mantyasih ini merupakan salah satu prasasti yang penting karena isinya menjadi dasar penentuan hari jadi Kota Magelang.

Saat ini situs mantyasih lebih dikenal sebagai objek wisata kesejarahan dan juga tempat pengembangan kebudayaan di Kota Magelang.

Hal ini tidak terlepas dari peranan pemerintah Kota Magelang yang melakukan pembangunan guna memelihara dan mengembangkan situs mantyasih ini.

Pelopor dari pembangunan situs mantyasih ini adalah Drs. H. A. Bagus Panuntun yang merupakan walikota magelang pada tahun 1979-1989. Hingga saat ini di situs mantyasih sendiri telah terbangun beberapa bangunan seperti pendopo, panggung pementasan, dan juga food court.

Berdsasarkan wawancara dengan Bapak Arif selaku penjaga Situs Mantyasih, dengan dukungan pemerinta masyarakat mendapat banyak pendapatan dari pengelolaan parkir dan menjajakan dagangan.

Pemanfaatan Objek dan Situs Mantyasih

  1. Tempat Pemeliharaan dan Penyimpanan Benda Bersejarah

Layaknya situs pada umumnya di Situs Mantyasih ini menyimpan benda bersejarah didalamnya. Benda bersejarah yang ditemukan di Situs Mantyasih ini berupa replika Situs Mantyasih dan sebuah batu persembahan yang dinamakan Yoni.

Kedua peninggalan tersebut ditemukan disekitar area situs mantyasih. Benda-benda bersejarah tersebut kemudian dipindahkan dan kemudian ditempatkan ke area situs seperti sekarang ini.

Pembangunan Situs Mantyasih sendiri dilaksanakan pada tahun 1989, pada saat Drs. H. A. Bagus Panuntun menjabat sebagai walikota Magelang.

Menurut keterangan dari Bapak Arif dijelaskan bahwa Perawatan dan pemeliharaan situs ini sudah dilakakukan beberapa kalli. Mulai tahun 2017 dibangun pendopo untuk prasasti. Kemudian pada tahun 2019, dibangun pendopo yang luas serta panggung yang terletak didepan pendopo.

  1. Sumber sejarah

Seperti yang dijelaskan diatas, pada situs mantyasih ini tedapat Replika Prasasti Mantyasih dan sebuah batu persembahan. Prasasti Mantyasih dan Batu tersebut merupakan peninggalan sejarah masa Hindu-Budha.

Di mana peninggalan tersebut, digunakan sebagai sumber sejarah yang membantu sejarawan dalam menjelaskan kejadian masa lampau khususnya di daerah sekitar situs pada masa Hindu-Budha.

Dari Prasasti Mantyasih ini sejarawan dapat menjelaskan tentang bagaimana kehidupan masyarakat magelang pada zaman dahulu. Secara lebih jauh penemuan prasasti mantyasih ini digunakan oleh beberapa sejarawan untuk menentukan hari jadi kota magelang.

Situs mantyasih ini juga dapat digunakan sebagai objek pembelajaran sejarah. Siswa dapat memahami dan mencoba merangkai peristiwa yang terjadi pada masa lampau.

Dengan adanya situs bersejarah ini siswa dapat mengamati secara langsung mengenai bentuk dari hasil kebudayaan masyarakat pada masa lampau.

Adanya penerapan pembelajaran sejarah dengan menggunakan situs sejarah ini diharapkan siswa mempunyai minat dalam mempelajari materi kesejarahan.

Menurut keterangan dari Arif, di situs mantyasih ini sering mendapat kunjungan dari pelajar dan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran sejarah.

Mahasiswa dan pelajar yang datang ke Situs Mantyasih sendiri rata-rata berasal dari daerah Magelang, meskipun terdapat juga pelajar dan mahasiswa dari luar Magelang.

Pelajar dan Mahasiswa yang berkunjung ini biasanya didampingi oleh guru atau dosen sebagai orang yang memberikan penjelasan mengenai situs bersejarah tersebut.

  1. Tempat Pagelaran Seni

Selain sebagai objek dan situs kesejarahan, situs mantyasih sendiri sudah menjadi tempat pengembangan kesenian. Hal bukan tanpa sebab karena sejak tahun 2017 telah diadakan pentas seni pada setiap minggu pahing di Situs Mantyasih ini.

Pentas seni tersebut disebut dengan Pentas Mantyasih ada juga yang menyebut dengan Pentas Minggu Pahing.

Dalam Pentas Mantyasih ini berisi sajian kesenian baik kesenian berupa tarian, kesenian musik, teater, stand up komedi, pagelaran wayang kulit dsb.

Selain pentas mantyasih di minggu pahing, setiap malam pada hari jadi Kota Magelang sering diadakan pementasan wayang kulit. Banyak juga pementasan seni dari para mahasiswa, pelajar, sanggar tari dan dari dinas kota Magelang.

Pemanfaatan situs sebagai sebuah tempat pagelaran seni ini mendapat respon yang positif dari pemerintah. Di mana di Situs tersebut telah dibangun sebuah panggung pementasan dengan pelataran yang cukup luas.

Selain adanya pelataran dan panggung, terdapat juga sebuah pendopo yang cukup luas serta adanya peralatan pentas seperti sound sistem. Selain digunakan sebagai pagelaran seni untuk sebuah tontonan, di Situs Mantyasih ini terdapat juga pelatihan kesenian yang diadakan oleh pemerintah kota.

Hal ini dapat terlihat dari adanya penyelennggaraan pelatihan seni tari, menabuh gamelan dan membatik yang ada di situs mantyasih.

  1. Objek Wisata

Pemanfaatan Situs Mantyasih sebagai objek wisata sendiri sudah diatur dalam Perda Kota Magelang No 3 Tahun 2019 di Pasal 17. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa, Situs Mantyasih merupakan salah satu wisata bercorak budaya dan wisata kesejarahan.

Wisata Budaya Situs Mantyasih ini tidak hanya berasal dari adanya penemuan dari benda sejarah saja, adanya pentas seni yang dilakukan menambah keunikan dari Situs ini. Puncak kegiatan kesenian di Situs Mantyasih ini terjadi saat HUT Kota Magelang.

Menurut keterangan dari Arif dijelaskan bahwa, banyak wisatawan dari daerah sekitar Magelang yang sering datang ke Situs Mantyasih pada hari jadi Kota Magelang untuk melihat beberapa pagelaran seni seperti wayang kulit, kirab budaya, grebeg getuk dan sebagainya.

Mantyasih mulanya merupakan situs bersejarah pada umumnya. Namun dengan adanya inovasi yang dilakukan oleh dinas pemerintahan Kota Magelang, situs mantyasih telah bertransformasi menjadi salah satu destinasi wisata unik Kota Magelang.

Situs Mantyasih ini dapat menjadi contoh dari pengembangan situs kesejarahan yang ada di Indonesia. Situs ini yang awalnya merupakan tempat pemeliharaan benda bersejarah, pada saat ini telaah berubah menjadi salah satu tempat pemeliharaan kebudayaan juga.

Dari kolaborasi tersebut terdapat banyak dampak positif yang dapat diambil seperti, terpeliharanya benda kesejarahan yang ada, terpeliharanya kesenian dan kebudayaan, dan mendapatkan keuntungan bagi warga sekitar.

Di sisi lain masyarakat secara tidak langsung akan diikutsertakan dalam memelihara benda dan kebudayaan yang ada sehingga masyarakat tidak akan merasa terbebani.

Baca Juga Pemutus Status Lajang, Ini Beberapa Mitos Candi Prambanan 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *