Jatengkita.id – Bulan Muharram merupakan salah satu bulan suci Islam diantara tiga bulan lainnya, yaitu Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Rajab. Bulan ini memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan. Oleh karena itu, banyak yang melakukan amal ibadah termasuk puasa di bulan Muharram.
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim menyebutkan bahwa ada puasa yang paling utama setelah Ramadan. Puasa ini dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram yang sering disebut dengan Puasa ‘Asyura.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda : Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam.” – (HR Muslim).
Lalu, apa saja keutamaan Puasa Asyura Nabi Muhammad SAW menekankannya dan dalil yang menguatkannya? Bagaimana kisah dibalik keutamaan puasa ini? Simak ulasannya berikut ini!
Awal Mula Anjuran Puasa ‘Asyura
Dikisahkan saat Rasulullah Muhammad SAW ke Madinah, beliau menjumpai kaum Yahudi berpuasa. Setelah dicari tahu, ternyata mereka berpuasa sebagai bentuk syukur karena Musa telah diselamatkan dari kejaran Fir’aun. Allah juga menenggalamkan Fir’aun dan pengikutnya ke Laut Merah.
Dalam HR. Bukhari, disebutkan : Dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika tiba di Madinah, Beliau mendapatkan mereka (orang Yahudi) malaksanakan shaum hari ‘Asyura (10 Muharam) dan mereka berkata ; “Ini adalah hari raya, yaitu hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Fir’aun. Lalu Nabi Musa ‘Alaihissalam mempuasainya sebagai wujud syukur kepada Allah”. Maka Beliau bersabda : “Akulah yang lebih utama (dekat) terhadap Musa dibanding mereka”. Maka Beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umat Beliau untuk mempuasainya – (HR. Bukhari).
Peristiwa 10 Muharram
Selain kisah Nabi Musa AS yang diselamatkan Allah dari Fir’aun, ada kisah lain di tanggal 10 Muharram. Salah satunya adalah kisah Nabi Adam yang diterima taubatnya oleh Allah setelah turun ke bumi. Beliau berdoa, “Robbanaa dholamnaa anfusanaa wainlam taghfirlanaa wa tarkhamnaa lanakuu nanna minal khoosiriin”.

Selanjutnya, ada peristiwa Nabi Nuh AS. Allah menyelamatkan kapal beliau dan umatnya saat badai dan banjir bandang. Kedua peristiwa tersebut juga terjadi pada tanggal 10 Muharram.
Makna Bulan Muharram
Mengutip dari khotbah Jumat Ustaz Adi Hidayat (UAH), bulan Muharram tidak hanya dimaknai sebagai pergantian tahun. Namun juga sebagai momentum untuk berganti dari maksiat menuju taat. Maka dari itu, kita diminta untuk banyak melakukan amal kebaikan di bulan suci ini.
Puasa menjadi salah satu amalan ibadah yang sangat ditekankan. Karena dalam puasa, manusia tidak hanya menahan lapar dan haus. Tapi lebih bermakna dari itu adalah mengendalikan segala hawa nafsu dan meningkatkan ketakwaan. Seseorang yang melaksanakan puasa akan terjaga dari berbuat maksiat atau melakukan hal-hal yang dilarang Allah SWT.

Adapun perintah untuk pelaksanaan puasa, kita hanya diminta untuk memperbanyak menunaikannya. Ada yang melaksanakan puasa di awal-awal bulan Muharram, mulai tanggal satu hingga 10. Ada juga yang melaksanakannya tepat di tanggal 10. Dan ada juga yang menambahkan untuk melengkapi puasa Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh.
Namun, perlu diperhatikan. Untuk membedakan dengan kaum Yahudi yang berpuasa pada tanggal 10, kita dianjurkan untuk menambah puasa, yaitu sebelum tanggal 10 (Puasa Tasua). Apabila menambahnya setelah tanggal 10 pun tidak masalah. Berdasarkan HR. Muslim, pahala Puasa ‘Asyura setara dengan 10 ribu malaikat, 10 ribu haji dan umrah.
Puasa ‘Asyura bisa diniatkan sebagai bentuk syukur atas segala kenikmatan yang Allah limpahkan kepada kita. Selain itu, kita niatkan juga untuk mengevaluasi diri dan memperbarui komitmen meningkatkan ketakwaan. Dan yang terakhir adalah mempersiapkan masa depan dengan amalan-amalan kebaikan. Demikian yang disampaikan UAH dalam ceramahnya.
Terpopuler : [LIVE] Khutbah Jum’at: Keutamaan Puasa Muharram Dan Cara Menunaikannya – Ustadz Adi Hidayat
Pilihan untuk Anda : Golongan Orang yang Merugi di Bulan Ramadan