Heboh Kapolda Jadi Bandar Narkoba, Kok Bisa?!

Foto : Unsplash

Jatengkita.id- Dari penyidik menjadi tersangka, nama kapolda Jawa Timur Irjen Pol Teddy Minahasa mencuat setelah kabar bahwa dirinya di tangkap oleh kepala kepolisian daerah Metro Jaya  atas kasus peredaran narkoba.

Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo telah memberikan keterangan terkait penangkapan irjen Teddy Minahasa. Menurutnya, kasus tersebut terendus setelah Polda Metro Jaya mengungkapn peredaran gealp narkoba.

“Berawal dari laporan masyarakat saat itu ditangkap tiga orang sipil, kemudian dilakukan pengembangan ternyata mengarah dan melibatkan anggota polisi berpangkat Bripka dan Kompol dengan jabatan Kapolsek,” kata Listyo dalam keterangan resminya di Mabes Polri, Jumat, (14/10/2022).

Ternyata Irjen Teddy Minahasa adalah diduga terlibat dalam aksi peredaran sabu di kampung Bahari. Barang bukti sabu seberat 40 kilogram yang akan dimusnahkan, namun diduga ia memerintahkan untuk menukar 5 kilogram sabu tersebut dengan tawas.

Menurut informasi dari Kapolri, Irjen Teddy Minahasa telah dilakukan gelar perkara pada Jumat, 14Oktober 2022 pagi WIB. Adapun ancaman hukumannya adalah pemberhentian dengan tidak dengan hormat atau pemecatan.

Bertambah lagi kasus peredaran narkoba yang ada di Indonesia ini. Kasus narkoba ternyata tidak hanya menyerang masyarakat  biasa, namun seperti yang dikabarkan, narkoba menjangkit berbagai kalangan. Mulai dari kalangan selebritis banyak yang terjerat kasus penggunaan narkoba, pada kalangan pemerintah, bahkan sekarang di kalangan kepolisian atau penegak hukum yang seharusnya memberantas peredaran barang haram tersebut malah menjadi Bandar dari  barang haram itu.

Dari banyaknya kasus narkoba yang terjadi di Indonesia, apa saja sih faktor seseorang mau mengedarkan bahkan memakai barang haram tersebut ?

Salah satu faktor seseorang mau menjadi Bandar dari peredaran barang ini adalah faktor ekonomi, mengapa demikian? Hal ini disebabkan karena bayaran yang didapat saat seseorang mau membantu mengedarkan barang tersebut cukup tinggi, bahkan 1 gram sabu saja bisa dihargai dua juta rupiah. Maka dari itu tak jarang banyak oknum yang mengambil resiko dengan dalih kekurangan ekonomi untuk mendapat penghidupan yang layak.

Adapun faktor dari seseorang menggunakan narkoba yaitu :

  1. Memenuhi gengsi

Beberapa tahun belakangan ini narkoba seolah menjadi gaya hidup, mengapa bisa dikatakan demikian. Hal ini dikarenakan banyak kalangan sosialita yang menjajal hal tersebut sehingga saat ada seseorang dari suatu kelompok tersebut tidak mencobanya, maka akan dianggap sebagai “cupu”. Dari stigma negative itulah yang mengakibatkan tersebarnya narkoba di kalangan masyarakat menengah keatas.

  1. Tekanan

Seperti yang kita ketahui bahwasannya terdapat satu kandungan yang ada di dalam narkoba dan membuat pemakainya merasa seperti melayang atau sering disebut sakau. Hal tersebutlah yang menjadikan narkoba sebagai pelarian dari masalah yang sedang dialami oleh seseorang.

  1. Stigma Negatif masyarakat

Narkoba merupakan suatu barang yang sangat berbahaya bagi tubuh. Dan apabila ada seseorang yang menggunakan narkoba ini menjadi sebuah aib dalam kehidupan masyarakat. Hal inilah juga yang menjadikan faktor masih maraknya peredaran atau penggunaan narkoba di masyarakat, stigma negatif yang diberikan oleh masyarakat terhadap pengguna narkoba inilah yang menjadikan para keluarga korban pecandu narkoba enggan untuk melapor serta merehabilitasi anggota keluarganya. Akibatnya, si anak atau pecandu narkoba itu akan terus mengkonsumsi barang haram tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *