Inilah Alasan Mengapa Harga Tiket Masuk Candi Borobudur Naik Menjadi Rp 750 Ribu

Foto : Seputar Semarang

Siapa yang tak kenal dengan Candi Borobudur, mulai dari wisatawan domestik hingga wisatawan asing pun mengetahuinya. Hal ini karena Candi Borobudur merupakan salah satu destinasi wisata populer yang menjadi warisan budaya dunia dan telah diakui oleh United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau organisasi PBB dalam bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Selain itu, untuk masuk ke sana juga tergolong terjangkau terutama bagi para pelajar.

Namun, baru-baru ini terdapat kabar bahwa harga tiket masuk ke candi mengalami kenaikan yang cukup signifikan hingga mencapai harga Rp 750 ribu per orangnya untuk wisatawan domestik/lokal. Sehingga menimbulkan berbagai pro dan kontra masyarakat, tapi sebenarnya apa yang menjadi alasan kenaikan harga tiket masuknya? Yuk, kita coba pahami!

  1. Harga Tiket Masuk Tetap

Menurut keterangan dari Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) dikutip dari kompas.com, Dony Oskaria menyatakan bahwa harga tiket masuk (HTM) ke kawasan candi tidaklah naik, tetap di angka Rp 50 ribu untuk dewasa dan Rp 25 ribu untuk anak-anak. Beliau juga mengklarifikasi bahwa masyarakat jangan sampai salah paham. Jika HTM tidaklah naik namun, untuk naik ke bangunan candi atau ke stupanya terjadi perubahan harga. Hal ini dikarenakan untuk membatasi.

Hal serupa juga dijelaskan oleh Edy Setijono selaku Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero). Beliau memaparkan bahwa HTM masuk ke kawasan candi untuk wisatawan lokal sebesar Rp 50 ribu sedangkan wistawan manca negara sebesar USD 25. Apabila ingin naik ke bangunan candi maka wistaawan lokal dikenakan biaya sebesar Rp 750 ribu sedangkan wisatawan manca negara sebesar USD 100. Keputusan tersebut berdasarkan hasil rapat koordianasi bersama pemerintah pusat.

  1. Sebagai Upaya Melindungi Candi
Foto : Tempo.co

Berdasarkan keterangan yang disampaikan Edy Setijono, sebelum adanya pandemi total wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur mencapai 10.000 orang setiap harinya. Hal itu mengakibatkan bangunan pada candi mulai mengikis dan mengalami penurunan. Oleh sebab itulah, sebagai upaya untuk melindungi candi, kuota dibatasi menjadi 1.200 untuk per harinya. Untuk orang-orang yang akan naik ke candi, mereka yang sungguh-sungguh akan belajar dan mempelajarinya karena terdapat nilai-nilai konservasi.

  1. Pariwisata yang Memperhatikan Budaya dan Konservasi
Foto : Good News From Indonesia

Saat ini pihak pemerintah mulai melakukan pembenahan dan ingin mewujudkan sinergi anatara wisata dan konservasi. Adanya penyaringan antara pihak pengunjung yang berada di bangunan candi/stupa dan di pelatarannya. Pihak pengelola candi memberikan bantahan terkait kenaikan harga yang bertujuan untuk komersil semata. Sebab terdapat akses jalur khusus bagi para pelajar, jika akan masuk maka tarifnya sangat terjangkau yaitu cukup membayar Rp 5.000 saja per peserta didik naik ke bangunan candi. Hal ini sebagai wujud kepedulian dalam ranah pendidikan.

  1. Memberikan Peluang Bagi Pelaku UMKM

Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menteri Koordianator Kemaritiman dan Investasi menuturkan bahwa HTM Candi Borobudur naik akan memberikan efek peluang bagi pelaku UMKM. Pasalnya wisatawan yang menyebar di sekeliling candi akan menguntungkan UMKM yang berjualan. Sehingga beliau berharap perekonomian akan meningkat. Tidak hanya itu saja, pemerintah juga mengupayakan untuk menciptakan lapangan kerja baru, seperti sebagai pemandu wisata di Borobudur.

Demikianlah, beberapa alasan yang menjadikan harga tiket masuk Candi Borobudur naik. Semoga dapat dipahami. Terima kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *