Jatengkita.id – Kolesterol tinggi biasanya dianggap sebagai masalah kesehatan yang terkait dengan orang dewasa, tetapi fakta menunjukkan bahwa anak-anak juga dapat mengalami masalah ini.
Kolesterol merupakan zat lilin yang ditemukan dalam darah dan diproduksi oleh hati untuk menjalankan berbagai fungsi penting dalam tubuh.
Kolesterol juga merupakan lemak yang diproduksi oleh tubuh, dan berasal dari makanan hewani. Senyawa ini membantu tubuh dalam memproduksi vitamin D, sejumlah hormon, dan asam empedu untuk mencerna lemak.
Dalam kadar kolesterol yang cukup dan sesuai, kandungan tersebut sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu membangun sel-sel baru, agar tubuh tetap berfungsi secara normal.
Selain itu, senyawa ini juga tubuh butuhkan dalam proses pencernaan, produksi hormon, dan membentuk vitamin D.
Akan tetapi apabila kadar kolesterol terlalu tinggi, maka berbahaya bagi tubuh karena akan menyebabkan berbagai penyakit dan komplikasi.
Baca Juga Diet Tanpa Gula, Ini Dia Tips dan Manfaatnya!
Lalu berapa sih kadar kolesterol normal?
Umumnya kadar kolesterol pada orang dewasa total kurang dari 200 mg/dL, maka masih di batas normal. Akan tetapi, apabila mencapai 200-239 mg/dL termasuk batas tinggi. Dan dikategorikan kolesterol tinggi bila lebih dari 240 mg/dL.
Akan tetapi kadar kolesterol anak dengan usia maksimal 19 tahun yang termasuk kategori normal yaitu :
- Kadar kolesterol jahat (low-density lipoprotein/LDL) kurang dari 100 mg/dL
- Kadar kolesterol baik (high-density lipoprotein/HDL) lebih dari 45 mg/dL
- Kadar kolesterol keseluruhan kurang dari 170 mg/dL
Apabila jumlah kadar kolesterol baik kurang dari 45 mg/dL, serta kadar kolesterol jahat lebih dari 100 mg/dL, maka anak bisa masuk kategori penderita kolesterol tinggi.
Selain orang dewasa, anak-anak dapat mengalami kolesterol tinggi karena berbagai alasan. Beberapa faktor yang berperan dalam meningkatkan kadar kolesterol pada anak-anak antara lain :
- Pola makan yang tidak sehat
Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan gula dapat menyebabkan kolesterol tinggi pada anak-anak.
- Keturunan
Faktor genetik juga memainkan peran penting dalam kecenderungan anak-anak untuk memiliki kadar kolesterol tinggi. Familial hypercholesterolemia (FH) merupakan kondisi kelainan genetik yang dapat menyebabkan kolesterol tinggi. Seseorang dengan riwayat FH dalam keluarga, memiliki peluang 50 persen untuk menurunkannya kepada anak-anak mereka.
- Kegemukan dan kurangnya aktivitas fisik
Anak-anak yang mengalami obesitas atau tidak cukup beraktivitas fisik juga berisiko tinggi untuk mengembangkan kolesterol tinggi. Selain itu, Obesitas pada anak bisa disebabkan karena genetik, gaya hidup tidak sehat, pola makan, atau pengaruh obat tertentu.
- Konsumsi lemak tinggi
Apabila anak gemar mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans dalam jumlah tinggi, seiring waktu dapat menyebabkan resiko menyebabkan naiknya kadar kolesterol. Jenis lemak tersebut dapat memicu organ hati untuk memproduksi lebih banyak kolesterol daripada yang dibutuhkan oleh tubuh.
Gejala dan Pencegahan kolesterol tinggi pada anak
Gejala kolesterol tinggi pada anak biasanya tidak terlihat seperti pada orang dewasa. Akan tetapi untuk mengantisipasinya di perlukan pencegahan.
Terutama apabila dalam keluarga memiliki riwayat kolesterol tinggi, atau berat badan anak termasuk obesitas.
Dikarenakan gejalanya tidak terlihat secara signifikan, orang tua perlu melakukan cek kolesterol anak sebagai langkah deteksi dini.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah kadar kolesterol anak masih dalam kadar normal atau sudah tergolong tinggi.
Kolesterol tinggi pada anak-anak dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti penumpukan plak di arteri (aterosklerosis) yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan tenaga medis untuk mengidentifikasi risiko kolesterol tinggi pada anak-anak dan mengambil tindakan pencegahan yang sesuai.
Pencegahan dan pengelolaan kolesterol tinggi pada anak-anak meliputi perubahan pola makan menjadi lebih sehat, meningkatkan aktivitas fisik, dan jika diperlukan, penggunaan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
Melalui pemahaman tentang faktor risiko dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat membantu anak-anak menjalani gaya hidup yang lebih sehat dan mengurangi risiko kolesterol tinggi serta masalah kesehatan terkaitnya di kemudian hari.