Jatengkita.id – Banyumas merupakan sebuah kabupaten di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Banyumas memiliki luas wilayah sekitar 1.335,30 kilometer persegi dan merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah.
Banyumas memiliki sejarah panjang dan kaya budaya. Daerah ini telah dihuni sejak zaman prasejarah, dan terdapat bukti-bukti keberadaan peradaban kuno di daerah ini.
Selama berabad-abad, Banyumas menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan di Jawa Tengah, serta menjadi bagian dari Mataram, Kesultanan Pajang, dan Kesultanan Demak.
Seperti yang kita ketahui Banyumas memiliki beranekaragam kebuadayaan, salah satu kebudayaan yang akan kita bahas kali ini adalah Kirab Pusaka.
Dalam KBBI Kirab sendiri memilliki arti berjalan bersama – sama atau beriringan secara teratur dan berurutan dari muka ke belakang dalam suatu rangkaian upacara. Sedangkan pusaka adalah harta benda peninggalan orang yang telah meninggal atau biasa disebut dengan warisan.
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya kirab pusaka merupakan sebuah tradisi arak-arakan pusaka yang ada di Banyumas, Jawa Tengah. Acara ini merupakan sebuah puncak acara peringatan Hari Jadi Banyumas yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.
Pada proses awal dari acara ini yaitu diawali dengan penyerahan tombak pusaka pengiring di Pendapa Wakil Bupati Banyumas, oleh Bupati Banyumas kepada pimpinan kirab. Kemudian setelah acara penyerahan mulailah iring – iringan yang terdiri dari barisan pembawa Panji Lambang daerah, pembawa pusaka,umbul-umbul, rombongan Bupati Banyumas, serta para pembawa foto mantan bupati.
Tak luput juga para penari jemparing dan pasukan Bawor yang ikut masuk ke dalam barisan. Adapun pusaka yang dikirab berjumlah empat pusaka terdiri atas Tombak Kiai Genjring, Keris Kiai Gajah Endro, Keris Kiai Nalapraja, dan Kitab Stambul serta mempunyai makna masyarakat Banyumas memosisikan diri di tengah kehidupan masyarakat dengan selalu bertumpu pada keimanan dan ketakwaan.
Pada tahun ini Kirab Pusaka digelar pada hari Minggu,19 Februari 2023. Ada yang menarik di sepanjang jalan yang dilalui kirab, karena dipasang Penjor Janur Kuning.
Penjor ini adalah dari masing masing OPD dan di lombakan. Acara kirab pusaka diikuti bupati dan wakil bupati, Anggota Forkompinda, pimpinan dan anggota DPRD. Selain itu turut dilibatkan pula kepala dinas/instansi, camat, kepala desa/kelurahan, dan warga masyarakat.
Semua peserta kirab terlihat berpakaian adat Banyumasan. Para pendukung kirab terdiri para pelajar dan mahasiswa di Purwokerto. Terdapat pula para seniman dan budayawan yang turut ambil bagian kemeriahan acara tersebut.
Kirab dimulai pukul 09.00 WIB dari halaman Pendopo Rumah Dinas Wakil Bupati. Setelah itu peserta kirab menyusuri jalan Jenderal Sudirman menuju ke Pendapa si Panji Purwokerto. Jarak tempuhnya kurang lebih sekitar 2 kilometer.