Marcus Pensiun, Menanti The Minions Reinkarnasi

The Minions
IThe Minions ( FOTO : Instagram/@badminton.ina)

Jatengkita.id – Riuh arena olahraga tepok bulu Indonesia masih cukup menyesakkan hingga hari ini setelah keluar kabar gantung raketnya Marcus Fernaldi Gideon pada Sabtu (09/03/2024) lalu. Pasangan Kevin Sanjaya berjuluk The Minions ini secara resmi menyampaikan keputusan pensiunnya tepat di usianya yang ke-33 di akun Instagram pribadinya.

Dalam unggahannya, Marcus menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian selama ini yang melebihi mimpinya. Pada sebuah interview beberapa tahun lalu, mereka berkata menargetkan emas Olimpiade dan Kejuaraan Dunia yang pada kesempatan sebelumnya belum bisa mereka menangkan. Dua gelar ini adalah gelar mayor yang belum dikoleksi oleh Minions.

Istri Ungkap Marcus Gideon Akan Operasi di Portugal | kumparan.com

Marcus sendiri tahun 2024 ini sebenarnya masih masuk dalam skuad inti Ganda Putra Indonesia. Namun, ia hanya diturunkan sekali selama tahun 2023 di ajang India Open Super 300 bersama rekan baru, yaitu Rayhan.

Selebihnya, ia fokus pada pemulihan pasca-operasi akibat cedera. Setelah tahun 2021, Minions memang jarang diturunkan karena Marcus cedera dan PBSI memutuskan untuk memberikan prioritas kepada Ganda Putra lainnya.

Dari beberapa kondisi itu, Marcus akhirnya mantap untuk gantung raket. Ia berkata, “Kasihan juga kalau saya di Pelatnas lama-lama, kan banyak yang mau main. Mending kuota saya daripada nggak main, mending buat yang muda-muda”, ungkapnya dalam klarifikasi yang ia lakukan bertempat di akademi (Gideon Badminton Academy) dengan media Okezone Sport.

Dengan pengumuman mundurnya Marcus, Kevin Sanjaya selaku pasangannya belum diketahui akan berpasangan dengan siapa ke depan atau bahkan juga ikut mundur.

Usianya masih muda dan masih punya banyak kesempatan untuk turun di banyak turnamen. Ditambah dengan skilnya, akan sangat disayangkan apabila Kevin juga turut pensiun.

Namun, ada beberapa hal yang tidak bisa diabaikan juga bahwa dalam permainan ganda, komunikasi dan kecocokan sangatlah penting. Selain itu, akan menjadi berat bila Kevin harus memulai karirnya dari awal lagi dengan pasangan yang baru.

Mari kita tunggu kabar bahagia tentang bagaimana keputusan PBSI dan Kevin Sanjaya.

Intip Perjalanan Karir Marcus 'The Minions' Gideon yang Putuskan Pensiun di  Usia 33 Tahun

Era The Minions

Ada alasan mengapa Minions sangat dielu-elukan dan dibanggakan prestasinya. Publik menyebut mereka sebagai Raja Super Series.

Beberapa gelar yang berhasil dihimpun diantaranya adalah titel-titel Super Series, World Tour Finals, All England, emas Asian Games 2018, dan satu gelar mayor emas Thomas Cup.

Japan Open 2022, Akan Menjadi Panggung Sempurna The Minions

Mereka menduduki ranking satu dunia Ganda Putra terlama (5 years in a row), yaitu sejak 28 September 2017 hingga 20 September 2022.

Gaya bermain mereka bisa dibilang cukup menjadi model permainan MD (Men’s Double) saat ini. Minions memadukan drive dan pola permainan dengan tempo cepat.

Kevin sebagai pemain depan unggul dalam memainkan pukulan depan net, sehingga memudahkan Marcus sebagai eksekutor untuk memilih pukulan mana yang bisa mematikan lawan.

Kevin sendiri memiliki insting yang sangat baik, yang tidak semua pemain memiliki bakat itu. Ia juga ahli dalam beberapa servis, sehingga sangat diwaspadai lawan. Tingkahnya seperti backhand ballerina dan psywar rupanya juga menjadi daya tarik sendiri.

Banyak yang terhibur, namun ada juga yang “mengutuk”. Postur tubuh keduanya yang mungil justru menjadikan gerak mereka sangat lincah. Kemampuan mikro dan makro mereka tidak bisa diragukan lagi.

Mengutip beberapa sumber, Minions juga memainkan pola balik serang yang baik. Ketika posisi bertahan, mereka memberikan pengembalian yang sulit bagi lawan, lalu balik menyerang karena posisi bola terangkat yang pas untuk melakukan pukulan smash atau pukulan mematikan lainnya.

BWF memasukkan mereka sebagai pasangan paling berpengaruh selama dua dekade terakhir bersama pasangan senior lainnya, yaitu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (INA), Cai Yun/Fu Hai Feng (CHN), dan Mathias Boe/Carsten Mogensen (DEN).

Gillian Clark menyebut tak hanya dari segi prestasi yang berhasil menyabet gelar bergengsi di level senior, pertandingan Minions selalu menarik dari segi entertainment. Permainan mereka tidak membuat bosan karena unik dan selalu menarik perhatian penonton.

Minions dinilai istimewa karena menjadi kombinasi yang baik. Kevin dengan bakat luar biasanya mampu menjadi playmaker bagi Marcus. Kevin (yang mendapat sebutan tangan petir) sangat cepat di depan dan Marcus sangat kuat di belakang.

Dipadukan dengan kecepatan, kombinasi semua itulah yang menyebabkan lawan frustasi dan kesulitan menghadapi mereka. Minions mampu membawa permainan ganda putra ke level yang lebih tinggi.

Dengan kemampuan teknis yang tinggi dan daya tahan fisik yang luar biasa, Minions pada akhirnya “diuji” dengan penurunan performa akibat padatnya pertandingan yang menyebabkan kelelahan.

Marcus juga akhirnya harus menghadapi musuhnya, yaitu cedera yang dipicu oleh intensitas latihan dan permainan yang tinggi.

Pada ajang Olimpiade Tokyo 2020, Minions sempat santer dalam pemberitaan. Keduanya terhenti di babak perempat final oleh pasangan Malaysia Aaron Chia/Soh Woi Yik. Mereka mengungkapkan sangat tertekan karena ditargetkan menyumbang emas.

Kondisi saat itu adalah mereka belum pernah turun dalam turnamen akibat pandemi, sehingga perlu adaptasi ulang dengan atmosfer pertandingan dan gaya permainan. Selain itu, mereka juga terbebani dengan status peringkat satu dunia. Sikap emosional mereka di lapangan kemudian menuai banyak kritik.

Sempat dikeluhkan publik akibat performa yang menurun, Minions akhirnya bisa comeback dengan menyabet beberapa gelar di tahun 2021.

Mereka memperlihatkan daya juang, permainan elit, pengalaman, dan motivasi yang tinggi untuk menang. Publik pun kembali dibuat berdecak kagum.

Badminton Lovers pastinya merindukan merah putih di posisi tertinggi diantara bendera negara lainnya. Kita juga merindukan yel-yel “Indonesia” tak hanya menggelora di stadion belaka, tapi juga menggelora karena prestasi atletnya. Kita memimpikan sosok-sosok yang nantinya bisa kita jadikan teladan pada anak-cucu dan dunia tentang kehebatan permainan raket mereka. Kini, kita hanya bisa berharap akan lahir kembali generasi-generasi atlet badminton yang mampu menjaga tradisi kemenangan bagi Ibu Pertiwi.

Baca Juga GP Qatar 2024 : Pecco Gaspol Kencang, Acosta Debut Menjanjikan 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *