Melindungi Anak-Anak dari Dampak Negatif Internet

dampak internet bagi anak
Ilustrasi dampak negatif unternet pada anak (FOTO : Antara)

Jatengkita.id – Saat ini internet sudah sangat melekat pada kehidupan manusia. Selain mempermudah pekerjaan manusia, internet juga memiliki dampak negatif. Apa saja dampak negatif internet itu sendiri? Mari kita simak!

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), internet adalah jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan fasilitas komputer yang terorganisasi di seluruh dunia melalui telepon atau satelit.

Selama pandemi Covid-19 penggunaan internet bertambah pesat, terutama di kalangan anak-anak, pelajar, remaja, bahkan orang tua. Mereka menggunakan internet untuk komunikasi, mengerjakan tugas, bahkan bermain game online setiap hari tanpa henti.

Sebenarnya, internet memudahkan manusia untuk mendapatkan berbagai macam informasi di kehidupan sehari-har. Baik dalam pekerjaan, di sekolah, maupun di rumah. Tetapi, internet juga memiliki dampak buruk bagi pengguna yang kurang bijak dalam menggunakannya.

Apalagi kini para remaja yang masih di bawah umur sudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Dimana, mereka cenderung menyalahgunakan internet untuk hal yang tidak baik. Bahkan, ada yang menggunakan internet hanya untuk kesenangan diri tanpa memikirkan akan berdampak buruk bagi dirinya.

Kabar Kematian anak Penjabat (Pj) Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo berinisial ABK (16 tahun) menyisakan pelajaran penting bagi remaja dan orang tua.

Seperti yang dilansir republika (24/05), sebelum meninggal dunia, korban diduga mengalami kekerasan seksual oleh AN, pemuda berusia 22 tahun yang dikenalnya melalui media sosial sejak 3 Mei 2023.

Pengamat internet, Judith MS Lubis menilai kematian akibat perkenalan via medsos sudah acap kali terjadi. Menurut Judith insiden tersebut bisa terjadi karena kurangnya ilmu  atau etika berinternet (netiket) tentang dampak dari media sosial pada remaja.

Informasi yang diterima dari internet belum tentu sepenuhnya benar. Apalagi penyebaran informasi yang begitu cepat di internet membuat kita susah mana yang benar dan salah.

Hal ini membuat kita mengalami disorientasi informasi sehingga akhirnya menganggap informasi itu benar tanpa    mencari terlebih.

Dampak lain dari interaksi yang berlebih dengan internet menimbulkan dampak buruk bagi pribadi seseorang. Seperti kegiatan belajar terganggu, malas mengerjakan tugas, kurang tidur, perubahan emosi secara tiba-tiba, kecanduan game online.

Baca Juga Waspada! Internet Jadi Pintu Remaja Kecanduan Pornografi

Menurut penulis, seseorang yang sudah kecanduan internet akan mengalami kurang fokus pada lingkungan sekitar.

Sebagai contoh ketika dimintai bantuan dari orang tua kebanyakan dari pecandu internet ini  akan mengiyakan perkataannya terlebih dahulu tanpa melakukan apa yang disuruh. Sebab mereka sudah bergantung pada internet.

Tantangan Internet Bagi Orang Tua dan Anak-Anak di Era Digital – Official  Website of Library and Information Science Program Airlangga University

Oleh karena itu peran keluarga, orang tua, sekolah, bahkan masyarakat sekitar untuk mengubah cara pandang para remaja yang sekarang ini mereka terlalu sibuk berinteraksi dengan internet, bukan fokus pada kegiatan belajarnya.

Upaya yang harus dilakukan orang tua yaitu dengan mengawasi anak-anaknya ketika menggunakan internet. Sebab orang tua memiliki peran yang sangat penting untuk memberikan pengarahan atau nasihat kepada anaknya agar bijak dalam menggunakan internet.

Peran orang tua ini dibutuhkan untuk memberikan perlindungan bagi remaja dari hal-hal yang negatif penggunaan media sosial. Orang tua bisa memberikan batasan waktu dalam menggunakan internet setiap harinya agar anak ataupun remaja tidak terlalu fokus dengan internet.

Orang tua dapat mengarahkan anak untuk melakukan hal- hal positif lainnya seperti berolahraga, membaca, belajar, memasak, atau melakukan kegiatan yang disukainya yang tidak ada hubungannya dengan media sosial.

Kegiatan tersebut bisa membantu anak-anak atau remaja jauh dari penggunaan gadget yang berlebihan, sehingga mereka bisa fokus pada kegiatan yang dijalaninya.

Writer: Auli Hawani Tiorida - MahasiswaEditor: Putri

Response (1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *