Jatengkita.id – Sebanyak 10 Desa Wisata Kreatif di Jawa Tengah mendapat Anugerah Desa Wisata Jawa Tengah tahun 2022. Penganugerahan Desa Wisata Jateng yang digelar November 2022 lalu, diselenggarakan di Desa Kembanglimus, Kabupaten Magelang.
10 Desa Wisata tersebut terpilih dari 27 Desa Wisata yang mengikuti ajang apresiasi Desa Wisata tingkat Provinsi Jawa Tengah. Penilaian tahap pertama oleh dewan juri dilakukan secara online lewat video yang diunggah di kanal Youtube masing-masing Wisata. Pada gelaran puncaknya, nominator desa wisata melakukan pameran dengan menampilakan produk-produk lokal.
Berikut daftar desa wisata terbaik di Jawa Tengah. Simak selengkapnya.
- Desa Wisata Pekunden, Kabupaten Banyumas
Desa Pekunden Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas merupakan desa wisata berbasis kreatif yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wisanggeni. Desa Wisata Kreatif Pekunden memiliki tagline ‘Kuncara‘ yang berarti terkenal atau tersohor, dengan harapan mampu menjadi desa wisata yang dikenal oleh wisatawan nusantara maupun manca negara.
Event tahunan Desa Wisata Kreatif Pekunden diantaranya adalah Gebyar Suran dengan rangkaian kegiatan Bersih Kubur, Kirab Ziarah makam para leluhur, Ratiban, Festival Takir, Pawai dan Atraksi Obor, Ruwat Bumi dan Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk. Dalam berkesenian masyarakat Desa Pekunden memiliki sanggar seni tari, seni macapat, dan 6 sanggar seni karawitan.
Sanggar seni Wisanggeni menciptakan garapan tari baru yaitu Tari Pekuncara digunakan untuk menyambut tamu penting yang datang ke Desa Wisata Kreatif Pekunden. Tarian ini menceritakan sejarah berdirinya Desa Pekunden sebagai desa pertama setelah berdirinya Kadipaten Banyumas hingga kini berkembang menjadi Desa Wisata.
Daya tarik wisata lainnya, Kampoeng Nopia Mino sebagai wisata unggulan, Oemah Gamelan, Kebun Buah Naga, Oemah Batik, Oemah Manggleng, Kampung Garment dan daya tarik wisata lainnya.
2. Desa Wisata Muncar, Kabupaten Semarang
Desa Wisata Ngidam Muncar merupakan Desa wisata yang menyajikan keanekaragaman budaya, alam dan kearifan lokal lainnya. Masyarakat setempat mengelola desa mereka menjadi kawasan wisata dengan konsep budaya dan tradisi ala masyarakat desa. Wisatawan tak hanya dapat menikmati pemandangan dan wahana di dalamnya, namun juga diajarkan nilai-nilai dan edukasi akan budaya setempat yang bisa dipraktikkan langsung selama berada di Desa Muncar.
Wisatawan tak hanya berswafoto atau bermain, namun juga mendapatkan pelajaran dan edukasi tentang budaya setempat yang bisa dipraktekan langsung selama berada di Desa Wisata Ngidam Muncar.
Dari segi aspek budaya, desa Muncar memiliki kesenian seperti : jaran kepang, tarian rodad dan karawitan. Sedangkan aspek alam desa kami masih menjaga keasrian alam pedesaan dan juga aliran sungai Serang yang masih alami. Dan yang terakhir adalah kearifan lokal dari kegiatan masyarakat desa Muncar, yang masih melestarikan kerja bakti/gotong royong, bertani, menangkap ikan, dll yang kami kemas menjadi paket wisata edukasi.
Fasilitas yang tersedia di Desa Muncar antara lain : Areal Parkir, Jungle Tracking, Kamar Mandi Umum, Kios Souvenir, Kuliner, Musholla, Outbound, Selfie Area, Spot Foto, Tempat makan. Terdapat atraksi River Tubing yang dibanderol Rp75.000/orang dan kesenian Rodad Abadi yang dibanderol Rp500.000 bagi yang ingin menonton. Pengelola wisata juga menyediakan homestay bagi siapapun yang ingin menginap mulai harga Rp100.000/kamar. Selain itu ada pula kuliner dan jajanan khas desa tersebut yang bisa dinikmati oleh para wisatawan. Salah satu yang populer adalah Kripik Biduan yang terbuat dari biji buah durian.
3. Desa Wisata Sambungrejo, Kabupaten Blora
Sedhulur yang ada di Blora dan sekitarnya wajib mengunjungi desa wisata satu ini, ya Desa Wisata Sambungrejo, Kecamatan Sambong Kabupaten Blora ini. Selain terkenal dengan kearifan lokal Kampung Samin, Desa Wisata Sambongrejo ini juga terpilih menjadi Desa Wisata terbaik di Kabupaten Blora dalam ajang Festival Desa Wisata Blora 2022, dan menjadi juara ketiga Ajang Desa Wisata Jawa Tengah.
Dilansir dari laman www.blorakab.go.id, wisatawan dapat mengikuti fam trip, belajar banyak tentang kearifan lokal sedulur sikep (Samin), belajar peternakan, batik, hingga kuliner tradisional khas desa. Bahkan disediakan beberapa homestay untuk menginap.
Seperti rombongan wisatawan yang mengikuti fam trip akhir pekan kemarin. Setibanya di depan gapura Kampung Literasi Sedulur Sikep Samin Sambongrejo, wisatawan langsung disambut dengan tetabuhan musik tradisional drum blek. Yang dimainkan anak-anak muda dengan lagu dolanan Jawa.
Selanjutnya, rombongan mendapatkan welcome drink dengan wedang cangkruk. Sejenis minuman tradisional khas Kampung Samin dari tanaman secang dicampur jahe, dan ramuan lainnya. Sebelum masuk ke area inti Kampung Samin, seluruh wisatawan diajarkan memakai iket samin atau ikat kepala (udeng). Rombongan wisatawan diajak berjalan kaki menyusuri lorong kampung yang tertata rapi dan bersih. Berhiaskan ornamen caping gunung sampai Pendopo Agung Kampung Samin.
Di bangunan Pendopo Agung yang berbentuk atap joglo inilah, tempat utama pertemuan sedulur sikep. Para wisatawan dipersilahkan duduk lesehan, mendengarkan cerita sejarah sedulur sikep (Samin) dengan segala ajaran hidup hingga tradisinya. Sambil mendengarkan cerita Mbah Pramugi dan berdialog, sajian jajanan tradisional dan menu makan siang khas kampung Samin hasil olahan tangan tangan terampil ibu-ibu kampung mulai disajikan.
Mulai dari jajanan tape bungkus daun ploso, gethuk, ketela rebus, pisang, kacang rebus, dan aneka buah. Sedangkan menu makan siang yang dihidangkan terdiri dari dua jenis nasi. Ada nasi beras, dan ada nasi jagung. Pelengkapnya pakai sayur lodeh tewel, sayur menir, asem-asem daging, bothok, pelas, oseng ikan asin, tempe goreng, dan sambel khas desa. Kesemuanya itu disajikan secara tradisional menggunakan gerabah dari tanah liat. Piring makannya juga memakai piring tanah liat dengan dasar daun pisang atau daun jati. Minuman air putih yang disajikan menggunakan kendi melengkapi kesegaran kuliner Kampung Samin ini.
Diiringi alunan musik lesung yang dimainkan ibu-ibu sedulur sikep (Samin) menambah asyiknya suasana desa yang asri. Bahkan, wisatawan bisa ikut praktek memukul lesung bersama dan request lagu untuk dimainkan.
4. Desa Wisata Sidowarna, Kabupaten Klaten
Desa Wisata Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Klaten, termasuk 10 desa wisata yang direkomendasikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk healing. Desa wisata di Klaten ini memiliki sejumlah keunikan yang jarang ada di desa wisata lainnya. Wisata yang ditawarkan di Sidowarno yakni wisata edukasi terkait pembuatan wayang kulit. Pengunjung bisa melihat lebih dekat dan praktik langsung proses pembuatan wayang kulit dari nol hingga rampung.
Beradadi ujung paling timur di wilayah Klaten dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukoharjo. Koordinator Lapangan Desa Wisata Wayang, Nardi Baron, menceritakan di Desa Wisata Sidowarno, Klaten, pengunjung bakal diajak keliling kampung di Dukuh Butuh. Pengunjung bisa memilih jenis transportasi yang digunakan yakni becak, sepeda, atau odong-odong.
Selama keliling kampung, pengunjung disuguhi suasana kampung di wilayah Butuh serta mural bertema wayang. Di tempat edukasi pembuatan Wayang Kulit itu juga pengunjung diajak ke lokasi Jemparingan, pengunjung dapat mencoba berdandan ala Arjuna atau Semar. Bagi yang ingin menginap, ada sekita 15 homestay yang disediakan warga.
5. Desa Wisata Dawuhan, Kabupaten Banjarnegara
Desa Wisata Dawuhan berada di Kecamatan Wanayasa, yang berjarak kurang lebih 35 km dari pusat kota Banjarnegara,. Dengan daya tarik yang unik, pemandangan lembah berhias ratusan kelok pematang sawah, dikelilingi aliran Sungai Panaraban yang seolah menembus Bukit Gunung Wangi. Selain tubing panaraban, kolam renang, arena bermain dan outbound anak. Kini Desa Wisata Dawuhan lebih romantis semenjak di bukanya Pasar Rengrang pinggir Sungai Panaraban.
Pengelola Desa Wisata Dawuhan menjadikan lembah persawahan sebagai daya tarik wisata Pasar Rengrang yang menyajikan menu jajanan tradisional yang menarik. ahwa Pasar Rengrang ini kami buka setiap hari minggu pukul 09.00 sampai 12.00 dengan menu kurang lebih 35 macam jajan pasar tradisional hasil inovasi ibu ibu PKK Desa dan PKK RT, Desa Wisata Dawuhan juga memiliki industri rumahan tempe muntuk dan getuk bulat kurang lebih ada 90 pengrajin setiap hari produksi untuk memasok di pasar Karangkobar, Wanayasa, Kalibening dan pasar Batur. Imbuhnya.
6. Desa Wisata Somongari, Kabupaten Purworejo
Desa Somongari terletak 12 km ke arah tenggara dari Kota Purworejo. Landscape yang luas membentang terderi atas gugusan pegunungan dan lembah, menjadikan alam desa Somongari menjadi indah. Berada di gugusan Perbukitan Menoreh yang membujur ke arah timur hingga wilayah Kabupaten Kulonrogo, Berbatasan langsung dengan Desa Kemanukan, Desa Pacekelan, Desa Hulosobo, Desa Donorejo, Desa Jatirejo dan Desa Semagung.
Perekonomian masyarakat setempat bergantung kepada mata pencaharian sebagai Petanin yang hambir 80% kawasan desa ini ditanamai pohon Durian, Manggis, Cengkih, Melinjo dan Kelapa. Disamping itu juga berbagai palawija dan empon – empon seperti temu lawak, temu giring dan masih banyak lagi dihasilkan di desa ini.
Salah satu yang ikonik di desa ini yaitu terdapat Memorial House WR Soepratman, yang merupakan rumah saksi hidup kelahiran Pahlawan Nasional, Maestro ternama, WR Soepratman. Kini, rumah ini masih terawat baik, rumah induk berisi ruang tamu, sentong ( kamar) dan Pawon (dapur), dilengkapi dengan informasi sejarah WR Soepratman. Di depan rumah pojok sebelah kanan ada Gazebo tempat plasenta WR Soepratman.
Potensi Wisata yang ada di Desa Somongari ini selain Memorial House WR Soepratman, Menimati sejuknya Curug Silangit, dan ada pula Festival Jolenan Somongari.
Festival Jolenan Somongari, merupakan acara sedekah bumi/ Merti Desa yang diselenggarakan sejak zaman kolinial Belanda, setiap bulan Sapar (kalender Jawa), hari selasa Wage. Acara ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil bumi yang melimpah dengan rangkaian acara kirab 48 jolen yang terbuat dari bambu dan daun janur aren menyerupai gunungan (Piramida) yang berisi aneka makanan , tumpeng, ayam panggang dan gorengan yang diperebutkan setelah kirab,
Acara ini juga menampilkan figure Dewi Sri sebagai ikon Somongari, 40 puteri Somongari, atraksi kesenian dan pentas tayub semalam suntuk. Event ini masuk dalam Calendar Event Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Purworejo dan dihadiri lebih dari 4000 pengunjung. Pada tahun 2016 mendapat penghargaan , menjadi 1 dari 150 warisan Budaya Tak Benda Indonesia, oleh Lementerian Pendidikan dan Kebudayaan
7. Desa Wisata Karangrejo, Kabupaten Magelang, Juara Homestay dan Toilet Bersih
Berlokasi tak jauh dari Candi Borobudur, Desa Karangrejo memiliki beragam aktivitas wisata yang semuanya dikelola bersama antara masyarakat dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Objek wisata unggulan di Desa Wisata Karangrejo yakni Bukit Punthuk Setumbu dan Bukit Rhema.
Tidak hanya objek wisata, di Desa Wisata Karangrejo juga menawarkan paket-paket wisata berkeliling desa, termasuk ke tempat-tempat wisatanya. Paket wisata yang ditawarkan akan mengajak pengunjung untuk merasakan kehidupan di desa, seperti bercocok tanam di sawah, menyusuri sungai dengan mobil Jeep, Keliling Desa Wisata mengendari Volkswagen (VW), andong, atau sepeda onthel. Pengunjung juga bisa melihat langsung kegiatan usaha rumahan yang dilakukan masyarakat dalam proses pemembuatan produk khas Desa Karangrejo, seperti gula jawa, keripik ketela, empon-empon, gerabah, batik, hingga miniatur Borobudur dari serbuk batu dan ukir bambu.
8. Desa Wisata Conto, Kabupaten Wonogiri, Juara Sapta pesona dan CHSE
Terletak di sisi selatan lereng Gunung Lawu, desa ini berlokasi di Kecamatan Bulukerto, Wonogiri, Jawa Tengah. Desa Conto banyak memiliki potensi alam yang sangat menarik beberapa diantaranya adalah Goa Resi, Air Terjun Kresek, Bukit Gendol (Hutan Sadiman), Hutan Pinus dsb. Desa Conto juga memiliki potensi agrowisata karena dulu pernah memiliki tanaman khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain yakni jeruk keprok. Dengan teknik cangkok, jeruk keprok dapat dikembangbiakkan kembali sehingga dapat menjadi obyek agrowisata unggulan.
Saat ini warga masyarakat sedang berusaha mengembangbiakkan jeruk keprok dan jambu kristal dengan proyeksi lokasi tanam di setiap pekarangan warga. Selain itu adanya kebun sayur banteng juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke Desa Conto.
Desa Wisata Conto dirancang dengan identitas Wisata Edukasi Alam dan Budaya Berbasis Kemasyarakatan. Saat ini Desa Conto memiliki beberapa kesenian yang cukup aktif yakni rebana, angklung, kethek ogleng dan reog. Masing-masing memiliki keindahan yang berberda untuk dinikmati. Terdapat pula kerajinan akar wangi yang sudah terkenal sampai ke manca negara. Selain itu ada pula Ngreksa Bumi yang merupakan event tahunan Desa Conto, yang juga digunakan untuk memeringati tahun baru islam.
9. Desa Wisata Giyanti, Kabupaten Wonosobo, Juara Seni dan Budaya
Berada di ketinggian 700 mdpl, Desa Wisata Budaya Giyanti terletak di antara gunung Sindoro dan Sumbing di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa ini masih erat memegang dan melestarikan adat istiadat dari generasi ke generasi. Desa Giyanti menyuguhkan erotisme alam yang masih asri dengan hamparan sawah dan ladang.
Dilansir dari laman jadesta.kemenparekraf.go.id, desa dengan jumlah penduduk kurang lebih 1.050 jiwa ini terdiri dari 244 Kepala keluarga, yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, tukang bangunan, sebagian kecil sebagai ASN dan pengrajin.
Desa Giyanti ini di anugerahi sebagai Desa Kerukunan Umat Beragama Prov. Jawa Tengah dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), karena adanya harmonisasi antar umat beragama di sana.
Selain mengangkat tradisi, desa Giyanti juga tetap menjaga keseimbangan alam dengan di tunjuk sebagai Desa Proklim Utama Kabupaten Wonosobo.
Desa Giyanti juga mencoba membuat destinasi Wisata Buatan untuk melestarikan kebudayaan dan adat istiadat setempat dengan di dirikannya Pasar Ting Njanti. Pasar Kuliner dengan konsep lawas yang di padukuan dengan kegiatan kesenian dalam kemasannya.
Desa Wisata Budaya Giyanti juga bisa di jadikan untuk pelatihan berbasis Edukasi, Seni Budaya, Alam, ataupun Solidaritas kerukunan umat Beragama. Lokasinya cukup strategis, berjarak 6km dari ibukota kabipaten, 3km dari kecamatan, dan 3km dari terminal Bus antar kota.
Adapun berberapa festival budaya yang bisa dinikmati di Desa Giyanti antara lain, Rekanan, Wisuda Lengger, Festival Mesusi Beras, Tari lengger Punjen, Wayang Kulit, Tenongan, Kobol-Kobol, Festival Balon Sarung, Tari Lengger, dan Wisata Digital Pasar Ting Njati.
Fasilitas yang terdapat di Desa Giyanti ini antara lain, areal parkir yang luas, balai pertemuan, kamar mandi umum, kios souvenir, spot kulineran, Musholla, Outbound, Spot Foto, dan tempat makan.
10. Desa Wisata Kandri, Kota Semarang, Juaranya Paket wisata
Desa Wisata Kandri atau yang dikenal juga dengan “Dewi” Kandri, terletak di Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Dewi Kandri memiliki potensi wisata alam berupa Obyek Wisata Gua Kreo, yang terletak di sebuah pulau kecil di tengah Waduk Jatibarang, yang dihuni oleh ratusan monyet ekor panjang yang sudah jinak. Potensi wisata buatan berupa Waduk Jatibarang yang dilengkapi dengan adanya Perahu Wisata, Plaza Kandri dan Lokasi Pemancingan. Potensi wisata minat khusus berupa Ekowisata dan Eduwisata yang dikemas dalam paket wisata bagi rombongan anak usia pra-sekolah dan usia sekolah, mulai dari SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.
Fasilitas pendukung pariwisata yang ada yaitu : Kantor & Sekretariat Pengelola Desa Wisata, Pemandu Wisata, Homestay, Area Parkir, Paket Wisata, Kebun Buah, Sanggar Seni Omah Alas, Kereta Wisata, Toilet, PKL, Kios UMKM, Camping Ground, Lokasi Outbon, River Tubing, Jelajah Desa, Area Mancing Mania, Sanggar Omah Alas, Kandri Etnik, Papan Informasi dan Penunjuk Arah. Makanan khas Dewi Kandri yaitu Sego Kethek, adapun oleh-oleh khasnya berupa aneka makanan dan cemilan dengan bahan baku singkong, seperti : Wingsing, Jenang Tape, Dodol Tape, Sikela, Gethuk, aneka Kripik dan Criping Singkong, dll – Juga terdapat berbagai macam produk cinderamata yang terbuat dari bambu, kayu dan bahan lain, produk dan sablon kaos serta batik.
Potensi Seni yang ada antara lain, Gendongan Lesung, Kempling Kemanak, Gamelan, Karawitan, Sanggar Tari. Potensi Kearifan Budaya lokal yang dikemas dalam Kelender Kegiatan Tahunan yaitu : Prosesi dan Kirab Budaya Sesaji Rewanda, Mahakarya Legenda Gua Kreo, Nyadran Desa, Nyadran Kubur, Nyadran Kali, Barikan & Sedekah Waduk.