JatengKita.id- Masyarakat di seluruh dunia dikejutkan dengan kabar duka yang datang dari Korea Selatan. Tragedi bermula saat masyarakat mulai memadati daerah Itaewon di Seoul untuk merayakan festival Halloween. Masyarakat antusias mengenakan berbagai kostum seram, pasalnya itu adalah kali pertama perayaan halloween pasca tiga tahun terhenti akibat pandemi.
Kronologi Singkat
Sekitar pukul sepuluh malam waktu setempat, jalanan menjadi sesak oleh lautan manusia, aksi dorong-pun tak terhindarkan. Pada pukul 22.20 polisi setempat datang lantaran laporan terkait banyaknya jumlah orang yang pingsan. Mendekati tengah malam, polisi menaikkan status darurat level satu hingga menjadi level tiga karena keadaan yang semakin memburuk.
Beberapa orang yang berada di atas jalanan curam memaksa turun meski jalanan sudah sangat padat. Hal tersebut menyebabkan beberapa orang terjatuh dan terinjak hingga menimbulkan efek domino yang mengerikan. Sementara sebagian lain terus menumbuk korban yang lebih dulu terjatuh.
Polisi dan ambulans dari berbagai penjuru kota hingga luar kota berdatangan memberikan bantuan. Hingga pada akhirnya pada pukul satu dini hari, dua orang dilaporkan tewas, dan pada jam berikutnya sebanyak 146 orang dilaporkan tewas. Mirisnya jumlah tersebut terus bertambah. Dilansir dari BBC, hingga pagi ini (31/10/2022) korban meninggal akibat tragedi tersebut tercatat sebanyak 154 korban jiwa. Sementara itu aktor Lee Jihan turut dilaporkan menjadi korban jiwa atas tragedi nahas tersebut.
Penyebab Kematian
Penyebab mengapa kerumunan tersebut memadati gang sempit masih didalami oleh Kepolisian Korea Selatan. Sementara itu dilaporkan penyebab kematian para korban adalah akibat kekurangan oksigen yang memicu Cardiac Arrest.
Apa Itu Cardiac Arrest?
Dilansir dari Kompas, Cardiac Arrest, atau yang biasa dikenal dengan “Henti jantung” adalah kondisi hilangnya fungsi jantung, diiringi hilang napas, dan kesadaran secara tiba-tiba. Kondisi tersebut terjadi sebagai akibat dari gangguan pada sistem kelistrikan jantung.
Gangguan tersebut menyebabkan jantung berhenti memompa darah dan mengaliran darah ke seluruh tubuh. Jika tidak segera ditangani, henti jantung akan berujung pada kematian. Untuk itu seseorang yang sedang mengalami henti jantung harus segera mendapatkan pertolongan pertama berupa CPR (cardiopulmonary resuscitation). CPR bertujuan untuk memaksa jantung memompa darah seperti semula
Perbedaan Henti Jantung dengan Serangan Jantung
Meski sama-sama menjadi peyebab kematian mendadak, namun terdapat perbedaan di antara keduanya. Dilansir dari Medline Plus, perbedaan henting jantung dan serangan jantung terletak pada penyebabnya.
Serangan jantung atau heart attack terjadi karena adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner yang seharusnya memberi makan kepada otot jantung. Sedangkan, henti jantung adalah kondisi saat jantung berhenti karena ada gangguan sistem kelistrikan jantung.
Orang yang mengalami serangan jantung kemungkinan bisa mengalami henti jantung setelahnya. Sedangkan henti jantung, belum tentu disebabkan oleh serangan jantung.
Gangguan sistem kelistrikan sebagai penyebab henti jantung sendiri dapat dipicu oleh banyak faktor, di antaranya:
- Fibrilasi ventrikel atau gangguan irama jantung
- Penyakit arteri koroner atau kerusakan pada pembuluh utama jantung
- Aktivitas fisik intens di mana tubuh melepaskan hormon adrenalin
- Kadar kalium atau magnesium dalam darah sangat rendah
- Kehilangan darah dalam jumlah besar
- Kekurangan oksigen yang parah
- Kelainan bawaan tertentu yang dapat menyebabkan aritmia atau masalah pada struktur jantung
- Perubahan struktural pada jantung, seperti pembesaran jantung karena tekanan darah tinggi.
Dalam kasus tragedi Halloween di Itaewon kemarin, pengunjung saling berdesakan hingga tak dapat bergerak. Di antaranya bahkan mengaku kesulitan bernapas. Beberapa orang yang tak mampu bernapas kemudian mengalami henti jantung yang pada akhirnya berujung pada kematian.
Belajar dari tragedi tersebut, keterampilan CPR adalah hal yang sangat penting untuk dikuasai. Sehingga bila sewaktu-waktu terjadi hal serupa, pertolongan pertama dapat diberikan sambil menunggu pertolongan medis datang. Selain itu, ada baiknya anda berhati-hati saat menghadiri suatu acara yang berpotensi menyebabkan kerumunan. Terutama bila anda membawa anak kecil.