Jatengkita.id – Perhelatan ajang balap motor super cepat dan canggih dimulai di Sirkuit Portimao, Portugal. Perlombaan berjalan cukup sukses. Dengan membawa konsep baru, MotoGP berhasil menarik perhatian publik. Jalannya balapan sangat kompetitif sejak dari Sprint Race Sabtu (25/03) hingga balapan utama di hari Minggu (26/02).
Pada balapan Sprint Race, posisi puncak ditempati rider Honda, Marc Marquez yang berhasil finish di posisi ketiga, sementara posisi satu dan dua masing-masing dimahkotai Pecco Bagnaia (Lenovo Ducati) dan Jorge Martin (Pramac Ducati). Kemenangan Bagnaia tentu menjadi awal yang bagus sebagai penyandang gelar juara bertahan.
Berbeda dengan rekan setimnya, Bastianini justru tak bisa finish lantaran crash dan mengalami cedera, sehingga tak bisa berpartisipasi dalam balapan hari Minggu. Rider Ducati lain yang juga mengalami crash adalah Luca Marini, yang saat ini bernaung di tim Mooney VR46.
Balapan hari Minggu diawali dengan insiden parah yang dialami Marquez dan Oliveira (KTM RNF). Overtake penuh ambisi yang dilakukan Marquez menjatuhkan Oliveira dari kuda besinya dan sempat menyerempet Jorge Martin. Alhasil, Oliveira mengalami memar kaki dan Marquez mendapat retak tulang ruas tangan. Akibat ulahnya yang sembrono, Marquez dijatuhi long lap pinalti ganda di GP Argentina pekan depan.
Hasil memuaskan berhasil diraih Bagnaia dengan finish pertama yang selama balapan ditempel ketat oleh Vinales (Aprilia) di posisi dua dan podium tiga direbut Marco Bezzecchi (Mooney VR46). Dengan hasil ini, pemuncak klasemen sementara diisi oleh Bagnaia dengan raihan 37 poin.
Format Sprint Race
Balapan sprint race sejatinya bukan hal baru, karena bisa disaksikan di balapan mobil F1. Hanya saja, pemberlakuan sprint race di FI hanya berlaku untuk seri tertentu. Sprint race di MotoGP sendiri tujuan utamanya memang untuk menarik penggemar dan pengiklan. Kontroversi ini masih berkembang sejak akhir musim 2022 lalu, mulai dari rider sendiri, manajer pabrikan motor, hingga penggemar.
Dorna dan FIM menyepakati adanya format sprint race dan mengubah beberapa jadwal balap. Tak banyak dilibatkan dalam kebijakan regulasi baru, banyak rider yang mengeluhkan balapan yang harus dilakoni dua kali ini. Kelelahan dan kekhawatiran akan banyaknya korban berjatuhan menjadi yang paling dipertimbangakan rider.
Sprint race digelar setiap Sabtu dengan jumlah putaran setengah dari putaran pada balapan utama hari Minggu. Pemenang akan diganjar dua belas poin dan posisi sepuluh ke bawah hanya mendapat nol poin. Hasil sprint race tidak akan memengaruhi starting grid, karena posisi start tetap ditentukan dari kualifikasi. Rider yang berhasil meraih pole position jelas mendapat keuntungan karena akan digunakan untuk dua kali start balapan, yaitu pada sprint race dan balapan utama.
Timbang-Timbang Sprint Race
Menilik urgensi sprint race, Dorna dan FIM sepertinya perlu mendiskusikan dengan matang bersama rider dan pabrikan. Toh yang akan berkompetisi adalah dua unsur tersebut. Regulasi yang rumit dan tidak menjamin keamanan rider sangat mungkin akan ditinggalkan. Belum lagi ditambah dengan tuntutan motor yang harus memiliki top speed bagus dan tenaga mesin yang besar.
MotoGP saat ini hanya diperkuat oleh lima pabrikan, yang sebelumnya ada Suzuki dan kemudian memutuskan untuk pergi. Ducati masih superior dengan menurunkan tiga tim satelit. Jika memang harus menggelar sprint race, bijaknya tak dilakukan di semua seri, mengingat musim ini adalah yang pertama kalinya. Penyelenggara perlu mengamati dan mengevalusi terlebih dahulu hasilnya, baru memutuskan kebijakannya.
Menelaah potensi masing-masing tim dengan format balapan super baru di musim 2023 ini, pabrikan Eropa menjadi yang paling diunggulkan. Hampir semua pabrikan menggunakan model pengembangan Ducati sebagai acuan. KTM dan Aprilia mulai menunjukkan riset dengan hasil yang memuaskan. Sementara Honda dan Yamaha masih harus berjuang lebih keras. Dalam hal ini tentu dibutuhkan prinsip berani mempertaruhkan pada suatu hal yang diyakini menang.
Terlepas dari pengembangan motor, masing-masing tim juga punya deretan rider andalan yang bakal jadi tumpuan. Skuad pabrikan Ducati diperkuat Bagnaia dan Bastianini. Yamaha masih memiliki Quartararo yang musim kemarin juga cukup cemerlang meski dengan motor apa adanya dan ada Morbidelli. KTM punya Binder dan Miller. Aprilia mengacu pada Espargaro dan Vinales. Honda masih berfokus pada sosok Marquez, yang pengalaman balapannya jelas tak diragukan lagi.
Dengan berkembangnya masa, MotoGP kini tak hanya ditentukan oleh skil rider, namun paling utama justru motor yang super power. Skil rider yang bagus bila tak diimbangi dengan motor yang cocok juga akan kalah saing. Di masa kini, penonton menilai keseruan tak lagi dengan banyaknya drama di lintasan, tapi kompetisi yang sehat dan edukatif. Gaya balap dan attitude rider jadi elemen yang menarik perhatian penggemar. Terkadang, agresifitas di aspal perlu ditampilkan untuk membuat derap jantung menggebu dan keseruan balapan meningkat.