Burok, Seni Tradisional Brebes yang Hampir Punah

Seni Tradisional Brebes
Kesenian Burok dari Pesisir Brebes (FOTO : dprd.jatengprov.go.id)

Jatengkita.id – Sedulur pernah mendengar tentang Burok? Salah satu kesenian masyarakat pesisir Brebes. Kesenian ini menggabungkan beberapa unsur kesenian seperti seni musik, seni rupa, seni tari dan seni suara. Namun, seiring berkembangnya zaman, kesenian ini mulai jarang ditemukan. Bagaimana keunikan seni tradisional Brebes ini? Simak selengkapnya.

Seni tradisional mencakup berbagai bentuk ekspresi budaya yang dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi dalam masyarakat atau kelompok etnis tertentu. Ini termasuk seni pertunjukan, seni rupa, musik, tari, sastra lisan, kerajinan tangan, dan banyak lagi.

Geliat Pementasan Kesenian Tradisional di Brebes dan Mengenal Seni Tari  Burok : Okezone Travel

Nilai-nilai budaya, cerita, mitos, dan norma sosial tercermin dalam karya seni tradisional. Seni tradisional biasanya berasal dari aktivitas sehari-hari masyarakat, seperti upacara adat, upacara keagamaan, atau perayaan budaya. Mereka membantu menyebarkan pengetahuan, memperkuat identitas budaya, dan mempertahankan tradisi.

Selain itu, dengan menggunakan bahan-bahan alami dan teknik tradisional dalam proses pembuatannya, seni tradisional sering dikaitkan dengan alam dan kehidupan sehari-hari.

Nilai simbolis yang mendalam dalam seni tradisional mungkin berasal dari mitologi, sejarah, atau kepercayaan masyarakat.

Seni tradisional sering terhubung dengan masa lalu, tetapi banyak juga seniman dan budayawan yang terus mengembangkan dan mengadaptasi seni tradisional dengan cara yang kreatif dan kontemporer. Ini memungkinkan seni tradisional untuk tetap relevan dan hidup di era modern sambil mempertahankan akar dan nilai-nilai budayanya.

FOTO : dprd.jatengprov.go.id

Kesenian Burok merupakan salah satu kesenian masyarakat pesisir Brebes, Jawa Tengah (Jateng). Kesenian tersebut menggabungkan beberapa unsur seni seperti seni musik, seni rupa, seni tari, dan seni suara.

Kendati demikian, kesenian Burok ini mulai sedikit terlupakan oleh masyarakat. Padahal, dalam perkembangannya seni Burok memiliki alur yang cukup panjang untuk bisa dikenal masyarakat.

Filosofi Nabi Muhammad SAW tentang perjalanan ke langit yang diceritakan dalam Kisah Perjalanan itu adalah dasar dari Kesenian Burok, yang kemudian menjadi bagian dari syiar Islam yang disampaikan oleh para wali tanah Jawa.

Syiar agama dilakukan melalui kebudayaan seperti tari-tarian, wayang, dan topeng pada zaman kerajaan Islam dahulu. Namanya diplesetkan menjadi burok saat berdakwah menggunakan topeng, genjring, dan jenis barong.

Kesenian ini awalnya digunakan sebagai media dakwah, tetapi akhirnya berkembang menjadi seni budaya dan masih digunakan sebagai alat musik. Burok berarti “kilat” atau cepat.

Beberapa sumber mengatakan bahwa seni Burok pertama kali muncul di masyarakat Brebes dari Cirebon. Sunan Gunung Jati awalnya mengembangkan seni ini dengan bantuan seorang seniman bernama Toal.

Namun, pada masa revolusi tahun 1950-an, hampir tidak ada orang yang mendengarnya. Kemudian, kesenian Burok kembali muncul di Kecamatan Tanjung pada tahun 1960, yang pada saat itu dianggap sakral oleh masyarakat. Pada akhirnya, seni Burok menyebar ke berbagai daerah di Brebes, seperti Losari, Bulukamba, Banjarharjo, dan Kersana.

Pada awalnya, seni Burok di Banjarharjo adalah seni tradisional yang sangat sederhana tetapi berharga, tetapi seiring berjalannya waktu, mengalami perubahan besar, mulai dari bentuk dan sifatnya.

Kesenian ini hanya berfungsi sebagai hiburan pada akhirnya. Salah satu kelompok kesenian Burok tertua yang masih eksis hingga saat ini adalah Grup Seni Burok Irama.

Grup seni tersebut lahir di Desa Banjarharjo pada tahun 1982. Sama halnya kesenian Burok, elompok kesenian ini juga memiliki perjalanan yang menarik dan sangat berpengaruh di lingkungan masyarakat.

Baca Juga Legenda Dibalik Kesenian Tari Sintren Banyumasan 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *