Lebih Meriah, Tradisi Keseruan Dugderan di Semarang 2024

Tradisi Dugderan di Semarang
Tradisi Dugderan di Semarang (FOTO : semarangkota.go.id)

Jatengkita.id – Tradisi Dugderan ruti diselenggraakan di Semarang. Dugderan merupakan tradisi untuk merayakan bulan Ramadan. Tradisi ini juga menjadi pesta rakyat setiap tahun di Semarang. Bagaimana Keseruan Dugderan di Semarang tahun 2024 ini? Simak selengkapnya!

Pemerintah awalnya melakukan tradisi Dugderan untuk menyamakan awal puasa dan hari raya. Hingga saat ini, tradisi Dugderan masih dilakukan setiap tahunnya. Tradisi ini dianggap sebagai salah satu cara bagi masyarakat untuk menyambut bulan Ramadan.

Tradisi Dugderan di Kota Semarang Menjelang Ramadhan Halaman 1 -  Kompasiana.com

Sejarah Upacara Dugderan untuk Menyambut Bulan Ramadhan: Menurut buku Sejarah Islam Nusantara oleh Rizem Aizid, kata “dugder” berasal dari perpaduan bunyi bedug, “dug dug,” dan bunyi meriam, “der.” Oleh karena itu, upacara penyambutan bulan suci Ramadan disebut sebagai Dugderan atau Dhug Der.

Tradisi Dugderan telah digunakan sejak tahun 1881 M. Ini berdasarkan kisah bahwa orang-orang Islam selalu berbeda pendapat tentang kapan puasa Ramadan dimulai.

Setelah itu, Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Aryo Purboningrat memberanikan diri untuk menetapkan tanggal puasa Ramadan dengan membunyikan tiga kali bedug Masjid Agung dan meriam bambu di halaman kabupaten.

Upacara akan dilakukan di halaman kabupaten terlebih dahulu sebelum bedug dan meriam dibunyikan. Sejak saat itu, umat Islam di Semarang tidak lagi memiliki perbedaan pendapat dan anggapan sebagai budaya lokal. 

Dugderan 2024: Tradisi Ramadan Semarang Semakin Meriah dengan…

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengumumkan rencana penyelenggaraan ini di Balai Kota Semarang pada hari Selasa (27/2/2024).

Tahun ini, dugderan akan berlangsung hingga 9 Maret 2024. Arak-arakan dimulai dari Balaikota Semarang dan berakhir di Masjid Agung Jawa Tengah.

Menurut Wing Wiyarso, Kepala Disbudpar Kota Semarang, Dugderan adalah acara tahunan yang merupakan kearifan lokal ibu kota Jawa Tengah. Diramaikan dengan Warak Ngendog, Dugderan telah menjadi budaya masyarakat Kota Semarang saat menyambut bulan suci Ramadan.

Pada tahun 2024, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan memperbaiki prosesi Dugderan dengan menampilkan beduk raksaksa di Alun-Alun MAS. 

Wing juga menjelaskan, untuk menghindari keramaian, akan ada gunungan ganjel rel besar di dekat bedug, yang merupakan ciri khas makanan Kota Semarang lama. Kemudian, akan ada empat gunungan ganjel rel kecil di setiap sisi alun-alun.

Selain itu, kirab budaya yang akan berlangsung dari Balai Kota Semarang hingga Masjid Agung Semarang akan menjadikan Dugderan 2024 lebih meriah.

Bahkan, Wing menyatakan bahwa mereka akan berpartisipasi dalam kontes kudo dari 16 kecamatan. Budaya dan kearifan lokal masing-masing akan dipromosikan di setiap kecamatan. 

Baca Juga Cuma di Indonesia! Berikut 5 Kebiasaan Unik Bulan Ramadan 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *