MAGELANG, Jatengkita.id – Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah Arifin Mustofa menyatakan pentingnya menyaring masuknya budaya asing perlu agar budaya asli leluhur bisa tetap lestari. Menurutnya, tingginya arus globalisasi di kalangan masyarakat dapat membuat jati diri bangsa semakin memudar.
Nilai dan norma yang tidak jarang bertentangan dengan nillai budaya dan norma masyarakat suatu bangsa dengan mudahnya masuk dan mempengaruhi seseorang hanya dengan kecanggihan smartphome atau komputer. Hal ini tentunya akan mengancam jati diri bangsa apabila tidak ditanggapi dengan serius.
Kekhawatiran itu disampaikannya saat berbincang bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Papa Riyadi dan budayawan Sus Anggoro dalam acara Dialog Parlemen/Media Tradisional: Nguri-uri Kesenian Khas Kota Magelang di Pendapa Wali Kota Magelang, Jumat (3/6/2022), mementaskan ketoprak humor Cinde Laras: Kacang Lali Kulite.
Arifin mengungkapkan, nguri-uri budaya tidak hanya didiskusikan saja tetapi yang paling penting kesenian yang ada perlu di tanggap dan dipentaskan sehingga kreatifitas para seniman bisa dinikmati oleh publik.
“Saat ini banyak budaya joget-joget yang sudah banyak ditiru anak-anak muda, mereka lupa dengan budaya negaranya sendiri dan betapa pentingnya menjaga nilai-nilai kebudayaan bangsa,” kata politikus PKS itu.
Selaku instansi yang menaungi kebudayaan, Papa Riyadi mengatakan melestarikan kebudayaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja namun masyarakat dan orangtua juga penting perannya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai program pelestarian budaya yang dimasukan kedalam kurikulum pelajaran sekolah.
“Kami sebagai eksekutif juga ikut berperan dalam melestraikan budaya dengan cara memasukan budaya kedalam kurikulum sekolah salah satunya basa jawa. Itu sudah diatur dalam pergub dan perda Jawa Tengah,” kata Riyadi.
Sementara sebagai budayawan, Ki Sus Anggoro sangat mengapresiasi upaya DPRD Jateng yang mulai berperan dalam pelestarian kesenian yang sudah mulai pudar. Anggoro berharap kegiatan ini bisa terus dilakukan sebagai bentuk kepedulian wakil rakyat kepada seniman-seniman Jawa Tengah yang mulai tergerus oleh kemajuan zaman dan teknologi.