Diadaptasi dari serial televisi pada tahun 1986, losmen Bu Broto yang disutradarai oleh Ifa Ifansyah ini mengisahkan tentang sebuah keluarga yang bekerja sama mengelola losmen mereka. Bu Broto memiliki peran besar sebagai pemberi keputusan setiap kebijakan yang akan diambil untuk mempertahankan citra bagus yang telah mereka dapat sebagai salah satu losmen terbaik ditengah persaingan penginapan saat ini.
Sri sebagai anak kedua yang sangat dipercaya oleh bu Broto dalam mengelola managemen losmen, pandai semenjak kecil dan menjadi andalan Bu Broto. Namun sebenarnya, Sri memendam ketertarikannya terhadap bermusik sejak lama. Ia ingin sekali menjadi seorang penyanyi, namun hal ini tidak didukung oleh ibunya yang sangat mengharapkan Sri dapat membantu mengelola losmen.
Berbeda dengan Sri, Pur sibuk bertanggung jawab dengan urusan dapur. Anak pertama yang sering dibandingkan oleh Sri dan sulit mendapat kepercayaan dari Bu Broto menjadikan konflik tersendiri dalam film ini. Sedangkan sang anak terakhir, Tarjo dikisahkan lebih senang membantu mengurus losmen daripada mengikuti kegiatan perkuliahannya. Penonton akan diajak untuk mendalami kemelik permasalahan dalam sebuah keluarga yang bukan hanya diharuskan menyelesaikan permasalahan dari dalam keluarga sendiri, namun juga diharuskan tetap melanjutkan perjuangan dalam mengelola losmen. Selain melihat dari sisi keluarga, namun kita juga akan menikmati budaya Jawa melalui musik keroncong yang dikenalkan dengan seru layaknya musik anak muda dan dapat dinikmati oleh semua kalangan. Film ini sangat menarik untuk ditonton bersama keluarga, teman atau dengan diri sendiri untuk hiburan atau sarana bernostalgia dengan keluarga.
Banyak hal menarik dalam film ini seperti perjalanan Maudy Ayunda sebagai sosok Sri yang mengharapkan restu keluarga untuk menjadi penyanyi, namun hal ini semakin sulit didapatkan karena permasalahan besar yang dihadapi dengan Bu Broto.
Tidak hanya itu perselisihan Sri dengan kakaknya Pur di masa lalu yang terpendam kemudian meledak dengan gaya Putri Marino yang mampu menggali perasaan dengan sangat baik membuat film ini semakin menggugah emosi penonton. Sosok Jarot sebagai kekasih Sri diharapkan mampu mendukungnya justru menghilang saat dibutuhkan karena ingin mencari jati diri dan menjawab pertanyaan yang ada dalam dirinya.
Terdapat sebuah adegan dimana kemeluk emosi oleh setiap pemain yang digambarkan dengan lagu Maudy Ayunda yang menggugah perasaan setiap dalam film tersebut, tanpa kata namun emosi kepada penonton sangat dapat kita rasakan sehingga ikut terhanyut dari perasaan yang ingin disampaikan. Kita diajak menyelami bagaimana keluarga Broto menyelesaikan permasalahan satu persatu namun tetap mempertahankan kejayaan Losmen Bu Broto.
Film ini cocok dan dapat direkomendasikan kepada penonton yang menyukai genre keluarga, drama ataupun film dengan cerita yang umum dirasakan oleh masyarakat Indonesia dengan nuansa tradisional Jawa namun berusaha meningkatkan eksistensi di era modern dengan menjadikan keluarga prioritas utama.
oleh : Hsnwidaty