Si Piramida Jawa, Pesona dibalik Misteriusnya Candi Sukuh

FOTO : Boombastis

Jatengkita.id – Kondisi topografi yang beragam membuat Jawa Tengah memiliki berbagai macam kebudayaan, sehingga Jawa Tengah mempunyai beragam destinasi di setiap Kota/Kabupatennya. Jawa Tengah juga memiliki banyak peninggalan berupa cagar budaya, beragam peninggalan bersejarah baik dalam bentuk bangunan maupun benda-benda yang disimpan dalam museum. Jawa Tengah dikenal pula sebagai pusat kebudayaan Jawa, hal ini pun membuat wisata di Provinsi Jawa Tengah terkenal akan kekayaan yang ada di dalamnya seperti cagar budaya.

Cagar budaya ini merupakan kekayaan bangsa yang sangat penting, terutama bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan demi pemupukan kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan nasional sebagai bukti tingginya nilai kebudayaan. Banyaknya peninggalan sejarah atau arkeologi yang megah dan indah terdapat di Jawa tengah seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendhut dan masih banyak lagi.

Sebagian besar kekayaan budaya di Jawa Tengah masih diacu oleh manusia Jawa, dan sebagian kecilnya sudah tergeser atau bahkan hilang akibat dampak dari adanya modernisasi jaman yang terus berkembang. Namun, terlepas dari hal tersebut Jawa Tengah memiliki banyak cagar budaya yang masih di jaga dan dilestarikan oleh masyarakatnya di antaranya yakni Candi Sukuh.

Candi Sukuh merupakan sebuah kompleks candi hindu yang berlokasi di Kabupaten Karangnyar. Salah satu tempat wisata yang cukup populer di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah adalah candi Sukuh, candi ini merupakan tempat yang cukup ramai oleh para pengunjung sebagai destinasi wisata.

Candi Sukuh terletak di lereng kaki gunung lawu pada ketinggian kurang lebih 1.186 meter di atas permukaan laut pada koordinat 07o37, 38’ 85’’ Lintang Selatan dan 111o07,. 52’65’’ Bujur Barat, tepatnya di Dukuh Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karangnyar.

Gunung Lawu sendiri secara administratif terletak pada perbatasan antara Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah dengan Kabupaten Magetan, di Propinsi Jawa Timur. Saat ini gunung Lawu menjadi salah satu gunung yang terkenal sebagai tempat bagi sebagian dari masyarakat penganut aliran kepercayaan. Setiap tanggal satu suro biasanya dilakukan upacara Labuhan. Untuk kawasan di sekitar Gunung Lawu hingga saat ini mempunyai komplek percandian yang berbentuk bangunan teras berundak, di antaranya adalah candi Sukuh. Bangunan pada candi Sukuh memberikan kesan yang sangat berbeda dengan candi-candi yang lainnya di Jawa Tengah, bangunan dari candi Sukuh lebih menyerupai peninggalan budaya Inca di Peru dan peninggalan budaya Maya di Meksiko.

Bangunan dari candi Sukuh berbentuk teras berundak, dengan jumlah tiga teras, serta pada teras-terasnya berupa susunan halaman, teras I berbentuk empat persegi panjang, pada halaman teras terdapat tiga panil relief, sedangkan untuk pintu masuk pada teras II dan III yang terletak di sisi barat serta dijaga oleh sepasang Arca Dwarapala. Lalu pada teras III terdapat bangunan utama yang letaknya di bagian belakang teras ketiga, berbentuk seperti  piramid terpancung dengan tangga masuk bersayap dan beratap, di tengah-tengah bangunan utama terdapat sebuah yoni yang berukuran kecil.

Pada teras pertama terdapat gapura utama, pada gapura ini ada sebuah sengkala memet yang dalam bahasa jawa berbunyi gapura buta aban wong. Kemudian pada bagian belakang dindingnya terdapat kala yang letaknya di dalam relung, pada pipi gapura sebelah utara terdapat relief yang melukiskan raksasa mangan wong. Selain itu terdapat pula relief yang melukiskan sepasang burung yang hinggap di atas sebatang pohon, di bawahnya terdapat seekor anjing. Untuk pipi gapura bagian selatan terdapat relief yang menggambarkan raksasa yang sedang menggigit bagian ekor ular, adapula pada bagian utara dan selatan reliefnya melukiskan seekor garuda yang memiliki sayap terbuka seperti mencengkram dua ekor naga.

Pada pintu masuk candi berupa gapura, terletak di sebelah barat berbentuk trapesium dan merupakan gapura terlengkap dibandingkan dengan gapura lain. Sewaktu pengunjung memasuki pintu utama, kemudian memasuki gapura yang terbesar, maka akan dapat melihat bentuk arsitektur yang sangat khas karena tidak disusun tegak namun justru agak miring berbentuk trapezium berserta atap dibagian atasnya.

Sejarah peninggalan berupa candi seperti candi Sukuh ini tentunya masuk ke dalam peninggalan budaya Indonesia yang sangat unik dan menjadi sebuah daya tarik pariwisata baik wisatawan dalam negeri maupun luar negeri, selain keindahannya candi Sukuh menjadi salah satu candi yang unik dan menarik sehingga banyak pelancong dari berbagai belahan dunia pun datang untuk berkunjung. Salah satu keunikan dari candi ini yaitu bentuknya yang mirip candi dari suku maya yaitu berbentuk trapezium, karena hal tersebutlah candi ini menjadi salah satu yang cukup menarik. Candi Sukuh menjadi salah satu candi peninggalan dari peradaban Hindu masa Kerajaan Majapahit, candi ini terletak di Provinsi Jawa tengah, yang berada di sebuah lereng dari kaki Gunung Lawu, sehingga ketika berkunjung ke candi Sukuh secara otomatis bisa melihat Gunung Lawu. Walaupun dilihat dari wujudnya, candi Sukuh ini tidak semegah dan tidak seeksotid Candi Borobudur ataupun Prambanan, tetapi candi Sukuh tetap memiliki sejarah dan keindahannya tersendiri.

Berkunjung ke candi Sukuh tentunya akan memberikan sensasi baru dalam kegiatan liburan, sebab candi yang merupakan peninggalan masa lampau ini akan memberikan pengetahuan mengenai sejarah masa lalu dengan tempat yang menawarkan pesona keindahan yang tidak mungkin bisa diabaikan. Meskipun candi Sukuh termasuk candi yang paling muda bila kita bandingkan dengan candi-candi yang lainnya, tetapi candi ini memiliki bentuk yang berbeda dari candi lain sehingga membuat candi Sukuh justru terkesan eksklusif, dan eksklusifitas tersebut menjadi semakin unik dan menarik karena di kompleks candi terdapat keunikan di dalamnya. Keunikan-keunikan tersebutlah yang membuat candi Sukuh mampu menarik perhatian dari wisatawan dan para arkeolog, tidak hanya dari dalam negeri tapi juga dari mancanegara, bahkan candi Sukuh yang terletak di Kabupaten Karanganyar ini telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia.

Benda-benda cagar budaya seperti candi Sukuh adalah peninggalan yang luhur bagi warisan bangsa, sebab hal ini mengandung makna nilai dari budaya nenek moyang untuk kenangan sepanjang masa. Yang paling penting dalam warisan budaya ini adalah sebagai sejarah, yaitu peninggalan sejarah berupa benda di mana peninggalan tersebut juga tidak terlepas dari lingkungan masyarakatnya yang menghormati dari adanya peningglan-peninggalan tersebut. Bahkan sebagian dari masyarakat menjadikan peninggalan sejarah tersebut menjadi sangat penting karena disakralkan untuk tempat ibadah atau tempat suci, contohnya seperti warisan budaya bagi masyarakat Hindu, benda seperti bangunan, relief, dan patung kesemuanya disucikan, hal ini karena dipercaya mempunyai nilai-nilai agama serta nilai kehidupan yang berguna, sehingga peninggalan sejarah sangat bermanfaat serta dapat dilestarikan dan menjadi peradaban suatu bangsa.

Adanya peninggalan sejarah tersebut juga memiliki manfaat lain yaitu menambah kekayaan budaya bangsa, sebagai penghargaan atas perjuangan para pahlawan, serta menambah pendapatan negara melalui kegiatan wisata. Benda-benda peninggalan masa lampau ini mempunyai nilai sejarah tersendiri dan masih ada hingga tersebar di berbagai tempat di Jawa Tengah yang masih perlu dijaga dan dilestarikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *