Slow Fashion, Tren Berbusana yang Punya Banyak Manfaat

image source : Ayo Semarang

JatengKita.id- Hayoo siapa sobat JatengKita yang doyan belanja baju tiap bulan?. Beli baju banyak yang penting murah. Jadi bisa sering-sering ganti baju.

Coba sobat ingat-ingat lagi deh, apa benar semua baju sobat benar-benar masih dipakai bergiliran atau beberapa malah hanya menumpuk di almari sobat atau bahkan berakhir di tong sampah?

Sobat tahu tidak? limbah tekstil ternyata menjadi penyumbang 20% pencemaran air. Hal ini menjadikan limbah teksil menempati peringkat kedua terbesar setelah limbah industri lho.

Annika Rachmat, Co-Founder Reworked World, organisasi yang fokus mempromosikan slow fashion mengungkapkan data mengejutkan.

“Limbah tekstil adalah pencemar air kedua terburuk di dunia setelah limbah industri. Menurut data kami, dari total 200 miliar potong pakaian yang diproduksi setiap tahun, 85 persen di antaranya berakhir di tempat sampah. Tak terkecuali, Indonesia, yang juga membutuhkan perhatian lebih pada isu ini. Kami mencatat, dari sekitar 33 juta ton pakaian yang diproduksi, hampir satu juta di antaranya menjadi limbah tekstil tiap tahun,” ujar Annika sebagaimana dilansir dari Republika.

Tak hanya itu, limbah tekstil ternyata juga menyumbang 10% emisi karbon bagi alam lho! Wah ngeri juga ya! Belum lagi masalah eksploitasi anak dalam insudtri tekstil.

Anak-anak di bawah umur banyak dipekerjakan dengan upah di bawah standar dengan durasi lama bekerja lebih dari 12 jam sehari.

Kan masih bisa disumbangkan! Berdasarkan laporan DT Peduli, akhir-akhir ini masyarakat terdampak bencana alam-pun menolak sumbangan baju bekas.

Hal ini tentunya menambah masalah baru limbah tekstil. Untuk itulah tren ‘Slow Fashion‘ mulai gencar digaungkan.

Apa itu Slow Fashion?

Slow Fashion adalah atitesis dari Fast Fashion. Jika fast fashion hanya cenderung pada kebaruan model fashion, konsep slow fashion lebih mengutamakan kualitas produk yang baik, sehingga usia pakai menjadi lebih lama.

Kualitas produk yang baik dtujukan agar pakaian tidak cepat usang, rusak, hingga terbuang percuma. Bahan berkualitas yang biasa digunakan adalah katun, linen, dan tencel.

Bahan tencel sendiri diketahui terbuat dari serat kayu yang dapat diproduksi dengan sistem berkelanjutan (sustainable), jadi dapat didaur ulang dan tak terbuang percuma.

Selain membuat fashion baru dengan kualitas baik, slow fashion juga mencakup Sustainable Fashion memiliki makna tak lekang oleh zaman (timeless) yang bisa diwariskan untuk generasi berikutnya.

Menurut Zero Waste Indonesia, sustainable fashion adalah praktik dalam berpakaian yang mengedepankan nilai-nilai dari berbagai pihak yang terlibat di dalamnya, khususnya lingkungan dan kemanusiaan, sehingga bisnis berjalan secara berkelanjutan dengan meninggalkan kerugian seminimal mungkin. Kerugian yang dimaksud adalah kerugian lingkungan, kemanusiaan, hingga ekonomi.

Sustainable fashion dapat dilakukan dengan daur ulang, optimalisasi bahan baku, menghindari penggunaan bahan yang sulit terdaur ulang, serta penciptaan iklim industri yang baik.

Di lingkup personal, penggunaan baju bekas seperti tren thrift (barang bekas layak pakai) juga termasuk pada langkah sustainable fashion lho. karena membantu menekan kerugian lingkungan.

Maka dapat disimpulkan bahwa inti dari slow fashion adalah perilaku bijak dalam konsumsi pakaian. Dalam hal ini konsumsi pakaian diperlambat, karena menggunakan pakaian dengan kualitas baik, pakaian daur ulang, ataupun bekas.

Manfaat Slow Fashion

1. Menghemat Pengeluaran Pribadi

Meski fashion dengan kualitas baik cenderung lebih mahal, namun umur pakai yang cenderung lama akan membuatmu tak perlu banyak dan sering menyisihkan uang untuk keperluan ganti baju.

2. Mengurangi Sampah Tekstil

Dengan jarang membeli baju, hingga menggunakan pakaian daur ulang atau bekas, kamu bisa membantu mengurangi sampah tekstil yang akan membahayakan lingkungan. Ah sama aja kan kalau cuma aku sendiri yang kaya gini? Jangan remehkan usahamu dan inspirasi temanmu ya sob! kamu bisa bantu selamatkan bumi!

3. Menekan Eksploitasi SDA & SDM

Produksi tekstil besar-besaran tentunya memerlukan sumber daya alam yang besar pula. Tak jarang pekerja-pun dieksploitasi untuk memenuhi permintaan pasar yang membludak.

Tak jarang upah yang diberikan bahkan tidak mengalami peningkatan sebagaimana banyaknya pekerjaan yang mereka terima.

4. Mensejahterakan Pengrajin

Produk slow fashion biasanya dibuat dengan proses yang lambat pula. Tak jarang produk tersebut dibuat dengan tangan (handmade) untuk menjamin kualitasnya. Menggunakan produk slow fashion dan daur ulang tentu akan membantu mensejahterakan pengrajin tersebut sob!

Takut Ketinggalan Jaman Karena Slow Fashion?

1. Lakukan Mix and Match

Jangan takut jadi nggak up to date tentang fashion karena jarang beli baju ya sob! Kamu bisa kombinasikan baju lama-mu hingga menjadi paduan yang baru. Kamu pasti tidak akan bosan dengan baju-bajumu.

2. Kreasikan Cara Berbusana

Saat ini sudah banyak tutorial kreasi cara lain berbusana yang bisa kamu ikuti di youtube, instagram ataupun tiktok lho sob! Jika biasanya kemeja hanya dimasukkan ke celana, atau dilipat, kamu mungkin bisa mencoba untuk mengikat atau mengancingkannya secara silang.

Contoh kata kunci : Shirt Hacks, Styling shirt in different ways, How To Make Basic Clothes Look Good

3. Ubah Baju Jadi Model Lain

Kalau bosan dengan model kaus mu yang basic, kamu bisa merubahnya dengan memotong, menambahkan renda, kancing, atau kreasi lain.

Sudah banyak loh video tutorial kreasi baju di youtube, kamu bisa mulai searching dengan kata kunci, kreasi kaos, kreasi kemeja.

Nah itu dia tadi fakta-fakta tren slow fashion, manfaat untuk diri sendiri dan lingkungan, hingga tips menjadikan baju lama-mu tampak baru. Semoga kita bisa mulai menerapkan tren Slow Fashion ya sob!

Responses (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *