JatengKita.id- Sobat mungkin bertanya-tanya apa itu cagar biosfer. Secara sederhana, cagar biosfer merupakan wilayah asli atau kawasan yang terdiri dari darat, laut dan pesisir yang dilindungi sebagai tempat konservasi keanekaragaman hayati dan kehidupan berkelanjutan.
Pada Sidang ke 32 International Coordinating Council (ICC) Man and the Biosphere (MAB) tahun 2020, di Paris, Prancis. UNESCO resmi menetapkan tiga cagar biosfer baru di Indonesia. Ketiganya adalah Cagar Biosfer Bunaken Tangkoko Minahasa (746.412,54 ha), Cagar Biosfer Karimunjawa Jepara Muria (1.236.083,97 ha), dan Cagar Biosfer Merapi Merbabu (254.876,75 ha), dengan jumlah total secara keseluruhan mencapai seluas 2.237.373,26 ha.
Dilansir dari CNN, bergabung bersama 22 cagar biosfer baru lainnya dari seluruh dunia, nantinya tiga cagar biosfer UNESCO di Indonesia juga diperuntukkan untuk kawasan penelitian dan pendidikan, sehingga kelestariannya patut dijaga. Hingga saat ini ada 714 cagar biosfer UNESCO di 129 negara. Sebelumnya Indonesia telah memiliki 14 cagar biosfer UNESCO.
1. Bunaken Tangkoko Minahasa
Siapa tak kenal Bunaken, wisata yang berlokasi di Sulawesi Utara ini populer dengan destinasi snorkeling dan diving karena memiliki kekayaan alam bawah laut yang memukau. Bunaken dapat dijangkau dengan tiga puluh menit perjalanan dari Kota Manado.
Taman Nasional Bunaken memiliki 20 titik penyelaman dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter.
Sebagai Taman Nasional yang dilindungi untuk pendidikan dan penelitian, sektor wisata hanya dibuka secara terbatas di lima pulau saja, yakni Pulau Manado Tua (Manarauw), Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen.
2. Karimunjawa Jepara Muria
Destinasi wisata kondang Jawa Tengah, Karimunjawa ternyata juga dipilih UNESCO sebagai cagar biosfer baru dunia lho! Kepulauan Karimunjawa sendiri dapat Sobat capai dengan menyeberang menggunakan kapal selama kurang lebih tiga jam perjalanan.
Karena kekayaan ekosistemnya, pulau ini telah ditetapkan sebagai taman nasional oleh pemerintah Indonesia. Sama halnya dengan Bunaken, Taman Nasional Karimunjawa juga menjadi salah satu spot snorkeling dan diving populer di Tanah Air.
Taman Nasional Karimunjawa menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna khas. Di angtaranya
JatengKita.id- Sobat mungkin bertanya-tanya apa itu cagar biosfer. Secara sederhana, cagar biosfer merupakan wilayah asli atau kawasan yang terdiri dari darat, laut dan pesisir yang dilindungi sebagai tempat konservasi keanekaragaman hayati dan kehidupan berkelanjutan.
Pada Sidang ke 32 International Coordinating Council (ICC) Man and the Biosphere (MAB) tahun 2020, di Paris, Prancis. UNESCO resmi menetapkan tiga cagar biosfer baru di Indonesia. Ketiganya adalah Cagar Biosfer Bunaken Tangkoko Minahasa (746.412,54 ha), Cagar Biosfer Karimunjawa Jepara Muria (1.236.083,97 ha), dan Cagar Biosfer Merapi Merbabu (254.876,75 ha), dengan jumlah total secara keseluruhan mencapai seluas 2.237.373,26 ha.
Dilansir dari CNN, bergabung bersama 22 cagar biosfer baru lainnya dari seluruh dunia, nantinya tiga cagar biosfer UNESCO di Indonesia juga diperuntukkan untuk kawasan penelitian dan pendidikan, sehingga kelestariannya patut dijaga. Hingga saat ini ada 714 cagar biosfer UNESCO di 129 negara. Sebelumnya Indonesia telah memiliki 14 cagar biosfer UNESCO.
1. Bunaken Tangkoko Minahasa
Siapa tak kenal Bunaken, wisata yang berlokasi di Sulawesi Utara ini populer dengan destinasi snorkeling dan diving karena memiliki kekayaan alam bawah laut yang memukau. Bunaken dapat dijangkau dengan tiga puluh menit perjalanan dari Kota Manado.
Taman Nasional Bunaken memiliki 20 titik penyelaman dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter.
Sebagai Taman Nasional yang dilindungi untuk pendidikan dan penelitian, sektor wisata hanya dibuka secara terbatas di lima pulau saja, yakni Pulau Manado Tua (Manarauw), Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen.
2. Karimunjawa Jepara Muria
Destinasi wisata kondang Jawa Tengah, Karimunjawa ternyata juga dipilih UNESCO sebagai cagar biosfer baru dunia lho! Kepulauan Karimunjawa sendiri dapat Sobat capai dengan menyeberang menggunakan kapal selama kurang lebih tiga jam perjalanan.
Karena kekayaan ekosistemnya, pulau ini telah ditetapkan sebagai taman nasional oleh pemerintah Indonesia. Sama halnya dengan Bunaken, Taman Nasional Karimunjawa juga menjadi salah satu spot snorkeling dan diving populer di Tanah Air.
Taman Nasional Karimunjawa menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna khas. Di antaranya Pohon Dewadaru atau Nagasari (Mesua ferrea L.), yakni sejenis pohon anggota suku manggis-manggisan (Clusiaceae) yang kayunya bernilai ekonomi tinggi. Sementara itu fauna khas yang bisa kamu temukan di Karimunjawa di antaranya adalah Elang Laut Dada Putih, Penyu Sisik, dan Penyu Hijau.
3. Merapi Merbabu Menoreh
Ketiga lokasi ini berlokasi di Jawa Tengah. Sobat tentu sudah sangat familiar dengan gunung Merapi dan gunung Merbabu. Kedua gunung tersebut sudah lama disahkan menjadi Taman Nasional. Sementara Menoreh sendiri merupakan perbukitan yang masih terus dikembangkan menjadi destinasi wisata alam baru.
Jika Sobat mampir ke dataran Kedu, sobat bisa akan disuguhi pemandangan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di timur, serta Pegunungan Menoreh di selatan. Dataran Kedu sendiri memiliki arti penting bagi masyarakat Jawa karena merupakan tempat tumbuh dan berkembang peradaban Jawa.
Wah, bikin bangga ya! Nah Sobat ayo dukung pelestarian biosfer kebanggan kita dengan terus menjaga kebersihan saat berkunjung.