Hati-Hati! Ini 6 Dampak Kekerasan Pada Anak

Kekerasan Pada Anak
Ilustrasi Kekerasan Pada Anak

Jatengkita.id – Baru-baru ini kabar mengejutkan datang dari seorang selebgram Emy Aghnia. Ia mengabarkan bahwa anaknya telah menjadi korban penganiayan yang dilakukan oleh baby sitternya sendiri di kediamannya. 

Kabar mengejutkan ini Emy bagikan di laman instagram pribadinya dengan berbagai foto bukti anaknya mengalami lebam-lebam di wajahnya, pada Jumat, (29/03/24). 

Lebih lanjut Emy Aghnia menerangkan bahwa, sang anak disiksa cukup lama dengan berbagai cara, salah satunya adalah dipukul dengan menggunakan buku hingga mata sang anak mengalami bengkak dan lebam.

Terlepas dari kasus yang sedang viral ini, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyatakan bahwasannya pada tahun 2023 terdapat 3.547 aduan kasus kekerasan terhadap anak yang diterimanya.

Aduan tersebut dihimpun dari sejumlah jalur, dari pengaduan langsung, hotline service, hingga pesan elektronik. Angka aduan ini naik dari tahun sebelumnya.

Kasus yang paling mendominasi adalah kasus kekerasan seksual pada anak dengan jumlah 1.915 sepanjang tahun 2023.

Lalu diikuti oleh kekerasan fisik sebanyak 985 kasus dan kekerasan psikis dengan 674 kasus.

Berdasarkan tempat kejadiannya, kasus kekerasan terhadap anak paling banyak terjadi di lingkungan keluarga, yaitu sebanyak 35%.

Diikuti oleh kejadian di lingkungan sekolah sebanyak 30%, lingkungan sosial 23%, dan tidak disebutkan 12%.

Kekerasan-kekerasan yang dilakukan tersebut pastinya memiliki dampak yang besar bagi si anak yang mengalami hal tersebut. Berikut ini adalah dampak yang terjadi apabila seorang anak mengalami kekerasan.

  1. Penurunan Fungsi Otak

Salah satu dampak kekerasan pada anak terhadap tumbuh kembang adalah penurunan fungsi otak. Ketika struktur dan perkembangan otak anak terganggu, mereka akan merasa kesulitan berkonsentrasi dan tidak bisa fokus pada materi di sekolah.

Dalam jangka panjang, hal ini tentunya akan memengaruhi penurunan prestasi akademik anak. Dampak kekerasan pada anak usia dini ini bisa berlangsung hingga mereka dewasa dan memicu terjadinya demensia.

  1. Kesulitan Mengendalikan Emosi

Salah satu hasil kekerasan pada anak adalah kesulitan untuk mengendalikan emosi mereka, yang berarti mereka sering merasakan emosi secara berlebihan, seperti menjadi lebih mudah marah dan sering merasa ketakutan tanpa alasan.

Kekerasan pada anak yang satu ini dapat dirasakan hingga mereka beranjak dewasa dan memengaruhi perilaku sehari-hari mereka, bahkan menyebabkan masalah kepercayaan.

Pada akhirnya, mereka akan sulit memaafkan orang lain dan diri sendiri dan tidak mampu melakukan kegiatan yang paling baik.

  1. Enggan Bersosialisasi

Dampak kekerasan verbal maupun nonverbal (pukulan/tamparan) dapat menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi yang selalu was-was dan tidak bisa percaya kepada orang lain. Alhasil, ia menjadi kesulitan membangun hubungan atau berinteraksi dengan orang lain.

Anak korban kekerasan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, hingga berujung pada rasa kesepian.

Jika berlangsung secara terus-menerus, kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan dalam membangun hubungan asmara dan keluarga di masa depan.

  1. Mengalami Gangguan Kesehatan Tubuh

Secara fisik, kekerasan pada anak dapat menimbulkan luka dan lebam karena pukulan atau lemparan benda keras, bahkan dalam kasus yang paling parah, kekerasan pada anak dapat menyebabkan kematian.

Selain itu, anak-anak yang telah mengalami kekerasan seringkali mencari berbagai cara untuk mengalihkan pikiran mereka.

Tak jarang mereka menggunakan alkohol sebagai cara untuk mengatasi kecemasan mereka. Merokok dan penggunaan obat terlarang juga merupakan cara pelarian yang umum.

Karena anak-anak lebih sulit untuk mengendalikan diri, kecanduan seperti alkohol, merokok, dan penggunaan obat terlarang dapat menyebabkan masalah kesehatan bahkan kematian.

Kekerasan pada anak juga dapat menyebabkan keinginan untuk mati, terutama jika bantuan tidak datang segera.

  1. Mengalami Gangguan Mental

Dampak kekerasan terhadap anak pada aspek psikologis cukup mendalam. Adanya trauma yang berkepanjangan dapat berujung menjadi serangan panik hingga depresi.

Hal ini juga bisa memicu timbulnya pikiran-pikiran serta perilaku negatif, seperti penyalahgunaan alkohol, narkoba, hingga penyimpangan seksual.

  1. Terdorong Melakukan Kekerasan

Dampak kekerasan orang tua terhadap anak salah satunya bisa mendorong mereka untuk melakukan hal serupa di masa depan.

Hal ini disebabkan karena anak cenderung tidak menyadari kekerasan yang diterimanya saat kecil merupakan bentuk tindakan yang salah.

Sehingga, ia menganggapnya sebagai hal yang wajar dan normal. Semakin beranjak dewasa, anak tumbuh dengan mencontoh apa yang orang tuanya lakukan dan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindak kekerasan yang serupa kepada anaknya di kemudian hari.

Menanggapi banyaknya kasus serta dampak dari kekersan anak tersebut seharusnya sebagai orang tua lebih awas lagi terhadap lingkungan sekitar.

Hal ini juga didukung oleh Komnas PA yang melakukan sejumlah tindakan preventif dengan cara memberikan seinar edukasi kepada anak di seluruh Indonesia.

Tak hanya itu kegiatan parenting juga sangat diperlukan bagi orang tua agar lebih siap dan matang dalam menghadapi segala tingkah laku serta tumbuh kembang sang anak.

Baca Juga Melindungi Anak-Anak dari Dampak Negatif Internet 

Exit mobile version