Beware! Driver Wajib Hindari 10 Kebiasaan Buruk Mengemudi

Beware! Driver Wajib Hindari 10 Kebiasaan Buruk Mengemudi
(Gambar : istockphoto.com)

Jatengkita.id – Ada beberapa faktor penyebab kecelakaan lalu lintas. Bisa karena kondisi jalan, cuaca buruk, hingga kerusakan kendaraan. Namun, faktor yang paling dominan adalah kesalahan manusia, termasuk kebiasaan buruk mengemudi.

Kecelakaan lalu lintas masih menjadi salah satu penyebab utama cedera dan kematian di seluruh dunia. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun terdapat sekitar 1.3 juta orang meninggal akibat kecelakaan di jalan raya.

Banyak pengemudi yang tidak menyadari bahwa tindakan atau kebiasaan kecil yang mereka anggap sepele bisa berakibat fatal. Kebiasaan buruk ini tidak hanya membahayakan keselamatan diri sendiri, tetapi juga pengguna jalan lainnya, baik pengemudi lain, penumpang, pejalan kaki, maupun pesepeda.

Oleh karena itu, mengenali dan menghindari kebiasaan buruk mengemudi adalah langkah penting untuk menciptakan lalu lintas yang lebih aman. Berikut ini ulasannya.

  1. Menggunakan Ponsel Saat Berkendara

Penggunaan ponsel saat mengemudi adalah salah satu penyebab utama kecelakaan di era modern. Aktivitas seperti menerima panggilan, mengetik pesan, atau memeriksa notifikasi media sosial mengalihkan perhatian pengemudi dari jalan.

Bahkan, melihat layar ponsel selama 2-3 detik saja bisa mengurangi konsentrasi secara drastis. Kebiasaan buruk mengemudi ini menyebabkan kehilangan fokus pada kondisi sekitar. Selain itu juga waktu reaksi terhadap situasi darurat melambat. Hal ini menyebabkan risiko tabrakan meningkat hingga empat kali lipat.

Oleh karena itu, pengemudi bisa menggunakan fitur hands-free jika benar-benar perlu menerima panggilan. Mengaktifkan mode “jangan ganggu” di ponsel saat berkendara juga penting dilakukan. Jika mendesak, berhenti di tempat yang aman untuk menggunakan ponsel.

  1. Tidak Menggunakan Sabuk Pengaman

Sabuk pengaman dirancang untuk melindungi pengemudi dan penumpang dari cedera serius saat terjadi kecelakaan. Namun, banyak orang yang menganggap sabuk pengaman tidak penting, terutama untuk perjalanan singkat atau di dalam kota.

WHO mencatat bahwa penggunaan sabuk pengaman dapat mengurangi risiko kematian hingga 50%. Fasilitas ini melindungi tubuh dari benturan keras dengan dashboard atau kaca depan saat terjadi tabrakan.

Pengguna mobil perlu menjadikan pemakaian sabuk pengaman sebagai kebiasaan pertama saat masuk mobil. Pastikan semua penumpang, termasuk yang duduk di kursi belakang, juga menggunakan sabuk pengaman.

  1. Mengabaikan Lampu Sein

Lampu sein adalah alat komunikasi penting di jalan. Ketika pengemudi tidak memberikan lampu sein saat berpindah jalur atau berbelok, pengemudi lain tidak dapat memprediksi gerakan kendaraan tersebut, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.

Akibatnya, muncul potensi tabrakan dengan kendaraan lain. Hal tersebut juga dapat menimbulkan kebingungan bagi pengendara sekitar.

Untuk mengatasinya, selalu nyalakan lampu sein sebelum berbelok atau berpindah jalur, setidaknya 3-5 detik sebelumnya. Matikan lampu sein setelah manuver selesai untuk menghindari kebingungan.

kebiasaan buruk mengemudi
(Gambar : istockphoto.com)
  1. Mengemudi dengan Kecepatan Berlebihan

Banyak pengemudi menganggap bahwa mengemudi cepat adalah cara untuk menghemat waktu. Namun, kecepatan berlebihan membuat Anda sulit mengendalikan kendaraan dan bereaksi terhadap kondisi darurat, seperti kemunculan pejalan kaki atau kendaraan lain yang tiba-tiba berhenti.

Hal ini menyebabkan risiko kecelakaan meningkat, terutama di jalan yang licin atau ramai. Tingkat keparahan cedera akibat kecelakaan juga jauh lebih tinggi.

Oleh karena itu, driver perlu mengikuti batas kecepatan yang ditentukan di setiap area. Perhatikan kondisi jalan dan cuaca. Kurangi kecepatan jika jalan licin atau jarak pandang terbatas.

Tonton video : NEMESIS PRIME – UNBOXING BLOKEES TRANSFORMERS LAGI

  1. Berkendara dalam Kondisi Lelah atau Mengantuk

Mengemudi dalam kondisi tubuh yang lelah atau mengantuk sama bahayanya dengan mengemudi dalam pengaruh alkohol. Pengemudi yang mengantuk cenderung mengalami microsleep (tidur singkat selama beberapa detik) tanpa disadari yang bisa menyebabkan kecelakaan fatal.

Tanda-tanda bahaya meliputi sering menguap atau menggosok mata, sulit menjaga mata tetap terbuka, dan melupakan beberapa kilometer terakhir yang telah dilewati.

Untuk mengatasinya, berhentilah dan tidur sejenak di tempat aman saat merasa mengantuk. Hindari mengemudi jarak jauh tanpa istirahat. Usahakan beristirahat setiap dua jam perjalanan.

  1. Tidak Memeriksa Kondisi Kendaraan Sebelum Berkendara

Kondisi kendaraan yang tidak optimal dapat menyebabkan kecelakaan. Ban yang kempis, rem yang aus, atau lampu yang mati dapat membahayakan Anda dan pengguna jalan lainnya. Ini merupakan kebiasaan buruk mengemudi yang harus dihindari.

Mengemudi dalam kondisi mengantuk menyebabkan pengereman mendadak menjadi tidak efektif. Kendaraan juga sulit dikendalikan di jalan licin atau berbelok tajam.

Pengemudi perlu makukan pengecekan sederhana sebelum berkendara, seperti memastikan tekanan ban, memeriksa rem, dan mengecek bahan bakar. Selain itu juga menjadwalkan perawatan berkala di bengkel untuk menjaga performa kendaraan.

  1. Mengemudi dalam Pengaruh Alkohol atau Obat-obatan

Kebiasaan buruk mengemudi di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan sangat berbahaya. Zat-zat ini memengaruhi fungsi otak, memperlambat reaksi, dan mengurangi koordinasi tubuh, sehingga pengemudi lebih rentan membuat kesalahan fatal.

Akibatnya, risiko kecelakaan meningkat hingga 20 kali lipat. Kebiasaan ini juga menempatkan diri sendiri dan orang lain dalam bahaya besar.

Oleh karena itu, jangan mengemudi setelah mengonsumsi alkohol. Gunakan transportasi umum atau minta orang lain untuk mengemudi. Jika sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang menyebabkan kantuk atau pusing, tunda perjalanan Anda.

(Gambar : istockphoto.ccom)
  1. Memakan atau Minum Sambil Berkendara

Banyak pengemudi yang menganggap bahwa makan atau minum sambil mengemudi adalah hal biasa, terutama saat terburu-buru. Namun, kebiasaan buruk mengemudi ini membuat perhatian Anda teralihkan dari jalan dan tangan Anda tidak sepenuhnya fokus pada kemudi.

Pengemudi kehilangan kendali saat makanan atau minuman jatuh. Waktu reaksi terhadap situasi darurat juga akan berkurang. Oleh karena itu, pastikan untuk makan atau minum sebelum perjalanan dimulai. Jika perlu, berhenti di tempat aman untuk makan atau minum.

  1. Mengemudi Terlalu Dekat dengan Kendaraan di Depan (Tailgating)

Banyak pengemudi yang tidak menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan, terutama di jalan raya. Kebiasaan buruk mengemudi ini dilakukan meski tahu sangat berbahaya. Jika kendaraan di depan melakukan pengereman mendadak, tabrakan beruntun bisa terjadi.

Hal tersebut juga menyebabkan kerusakan parah pada kendaraan dan risiko cedera serius. Oleh karena itu, gunakan aturan “tiga detik” untuk menjaga jarak aman. Tambahkan waktu ekstra saat kondisi jalan licin atau cuaca buruk.

  1. Mendengarkan Musik Terlalu Keras

Musik dengan volume tinggi dapat mengurangi kemampuan Anda mendengar suara penting di jalan, seperti klakson, sirene ambulans, atau pengumuman dari petugas lalu lintas. Selain itu, musik keras juga dapat mengalihkan perhatian Anda dari lingkungan sekitar.

Kebiasaan buruk mengemudi ini mengurangi kesadaran terhadap situasi di sekitar. Selain itu juga berisiko terlambat merespons situasi darurat.

Pengemudi perlu mengatur volume musik pada tingkat yang wajar, sehingga tetap dapat mendengar suara eksternal. Jika merasa terganggu, pertimbangkan untuk mematikan musik saat berkendara.

Kebiasaan buruk saat mengemudi tidak hanya membahayakan nyawa Anda, tetapi juga nyawa orang lain di jalan. Menghindari 10 kebiasaan di atas adalah langkah penting untuk menciptakan lingkungan lalu lintas yang lebih aman.

Ingatlah bahwa berkendara adalah tanggung jawab besar yang memerlukan perhatian penuh dan disiplin. Dengan menjadi pengemudi yang bijak, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga berkontribusi pada keselamatan semua pengguna jalan.

Terbaru untuk Anda : Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Segmen Klaten-Prambanan Siap Beroperasi Nataru 2024/2025