Jatengkita.id – Air Terjun Kedung Kayang merupakan salah satu destinasi alam yang menawan di Jawa Tengah. Lokasinya unik karena berada di perbatasan antara Kabupaten Magelang dan Kabupaten Boyolali, tepat di kaki dua gunung megah, yaitu Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.
Secara administratif, air terjun ini terletak di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Magelang. Dari pusat Kota Magelang, jaraknya sekitar 31 kilometer melalui jalur Mertoyudan–Magelang–Yogyakarta.
Sedangkan dari Kota Boyolali jaraknya kurang lebih 50 kilometer melewati jalur utama Magelang–Boyolali.
Kedung Kayang berada di ketinggian sekitar 950 meter di atas permukaan laut (mdpl), sehingga udaranya terasa sejuk khas pegunungan.
Air terjun ini memiliki tinggi sekitar 40 meter dengan kemiringan tebing mencapai 80 derajat, menjadikannya panorama yang spektakuler sekaligus menantang. Debit airnya cukup stabil sepanjang tahun karena mendapat pasokan langsung dari mata air pegunungan.
Sejarah dan Asal-usul Nama Kedung Kayang
Nama Kedung Kayang tidak hanya berkaitan dengan kondisi geografisnya, tetapi juga memiliki kisah sejarah dan legenda yang menarik.
Dalam tradisi lisan masyarakat setempat, disebutkan bahwa nama tersebut berhubungan dengan pertemuan tiga empu sakti, yaitu Empu Putut, Empu Panggung, dan Empu Khalik.
Konon, ketiga empu ini mengadakan adu kesaktian yang dikenal dengan istilah Tanding Balang. Pertandingan berlangsung setiap bulan Suro (Muharram), dengan cara melempar telur angsa ke dalam kedung (cekungan air).
Syaratnya, telur yang tidak pecah setelah dilempar dianggap sebagai tanda kemenangan. Namun, dalam pertandingan tersebut semua telur yang dilempar ternyata pecah. Anehnya, ketika para empu menuruni tebing untuk mencari pecahan cangkang, tidak ada satu pun yang ditemukan.
Dari kejadian itu, masyarakat percaya bahwa kedung tersebut kemudian mengeluarkan mata air yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Kisah inilah yang kemudian melekat dalam sejarah lahirnya nama Kedung Kayang, yang dipercaya sebagai simbol keberkahan dan kekuatan alam.

Misteri dan Mitos Kedung Kayang
Selain keindahannya, Kedung Kayang juga dikenal sarat dengan cerita mistis. Di balik derasnya air terjun, terdapat sebuah gua dengan lebar sekitar dua meter, tinggi 2.5 meter, dan kedalaman yang tidak bisa dipastikan.
Menurut cerita warga, gua ini dulu sering dijadikan tempat bertapa oleh orang-orang tertentu yang ingin memperoleh petunjuk dari Yang Maha Kuasa.
Keanehan lainnya muncul pada momen-momen tertentu. Pada Malam Jumat Kliwon di bulan Suro, sering terdengar alunan suara gamelan dari arah air terjun. Sementara itu, pada Malam Kamis Wage, kawanan kera dipercaya berkumpul di sekitar kedung untuk berpesta.
Bahkan, beberapa pengunjung mengaku pernah melihat penampakan sosok misterius berdiri di atas air terjun, terutama bagi mereka yang pulang terlalu malam.
Di sekitar Kedung Kayang juga terdapat dua mata air yang dipercaya memiliki khasiat spiritual, yaitu Mata Air Panguripan yang diyakini dapat mendukung tujuan-tujuan khusus seseorang, serta Mata Air Kinasihan yang dianggap membawa manfaat besar bagi siapa saja yang memerlukannya.
Tidak heran, tempat ini sering dikunjungi bukan hanya wisatawan, tetapi juga peziarah spiritual.
Masyarakat lokal juga percaya bahwa kawasan Kedung Kayang dijaga oleh dua makhluk gaib, yakni Kyai Gadung Melati dan Nyai Wedari Welas, yang diyakini melindungi kesucian serta keseimbangan alam di tempat tersebut.
Rute Perjalanan Menuju Kedung Kayang
Untuk mencapai Air Terjun Kedung Kayang, wisatawan dari Kota Magelang biasanya melewati jalur Mungkid, dengan jarak sekitar 29.2 kilometer. Sesampainya di area parkir resmi, pengunjung harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 20 meter melewati jalan setapak yang menurun.
Jalur trekking ini relatif singkat dan tidak terlalu sulit, namun tetap memberikan sensasi petualangan tersendiri karena dikelilingi panorama alam yang indah.
Sesampainya di bawah, pengunjung langsung disambut pemandangan spektakuler berupa air terjun tinggi yang jatuh deras, dikelilingi tebing hijau dan udara sejuk. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari, ketika kabut tipis masih menyelimuti lereng gunung sehingga suasananya terasa magis.
Dari bawah kedung, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan panorama sisi kanan, kiri, dan atas air terjun yang tampak begitu megah.
Fasilitas di Kawasan Wisata Kedung Kayang
- Toilet umum, agar wisatawan lebih nyaman saat berkunjung.
- Warung makan dan penjual jajanan khas daerah pegunungan.
- Camping ground, untuk wisatawan yang ingin bermalam di alam terbuka.
- Musala, sebagai fasilitas ibadah bagi pengunjung Muslim.
- Area parkir yang memadai untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.
- Spot foto instagramable, termasuk gardu pandang dengan latar Gunung Merapi.
- Gazebo untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan.
Dengan adanya fasilitas tersebut, Kedung Kayang bukan hanya cocok untuk pecinta alam, tetapi juga ramah untuk wisata keluarga.
Air Terjun Kedung Kayang bukan sekadar destinasi wisata alam biasa. Ia adalah perpaduan antara keindahan panorama pegunungan, sejarah yang kental dengan legenda para empu, serta misteri yang hingga kini masih diyakini masyarakat.
Keberadaan goa di balik air terjun, mitos suara gamelan, hingga mata air sakral, menjadikan tempat ini memiliki daya tarik unik yang membedakannya dari air terjun lain di Jawa Tengah.
Dengan akses yang cukup mudah dan fasilitas yang terus ditingkatkan, Kedung Kayang berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Tengah. Namun, keaslian alam dan tradisi lokal harus tetap dijaga agar tempat ini tidak kehilangan pesona mistis dan keindahan alaminya.