Wisata Sejarah Benteng Fort Willem 1 Ambarawa Resmi Dibuka Kembali

Wisata Sejarah Benteng Fort Willem 1 Ambarawa Resmi Dibuka Kembali
(Gambar: ciptakarya.pu.go.id)

Jatengkita.id – Benteng Fort Willem 1 Ambarawa kini resmi dibuka untuk umum pada 17 November 2025. Revitalisasi bersejarah ini merupakan hasil kerja sama Pemerintah Kabupaten Semarang, Kementerian Pekerjaan Umum, dan dukungan penuh dari Kodam IV/Diponegoro.

Upaya tersebut dilakukan untuk melestarikan cagar budaya nasional sekaligus menghadirkan destinasi wisata sejarah yang edukatif. Benteng yang juga dikenal Benteng Pendem Ambarawa ini merupakan benteng terbesar di Pulau Jawa.

Dibangun antara tahun 1834–1845, Benteng Fort Willem 1 telah direnovasi dengan tetap menjaga karakter asli dan nilai historisnya. Proses revitalisasi tidak hanya memperbaiki kerusakan fisik, tetapi juga memperkuat struktur bangunan agar lebih tahan lama.

Benteng ini juga dilengkapi lapisan coating untuk mencegah lumut dan kerusakan. Penataan lanskap di sekitar benteng pun diperindah dengan berbagai tanaman, menjadikan kawasan ini lebih nyaman dan instagramable untuk wisatawan.

Pekerjaan revitalisasi kawasan Benteng Pendem Ambarawa dimulai sejak Desember 2023, mencakup penyelamatan bangunan, pengembangan fasilitas, dan penataan lanskap.

Setelah selesai, benteng ini memiliki luas total sekitar 27.286 meter persegi. Luas tersebut sudah mencakup area parkir 6.429 meter persegi dan jalan akses seluas 5.873 meter persegi, siap menampung pengunjung dengan nyaman.

Sebagai benteng utama dalam sistem pertahanan Pulau Jawa pada abad ke-19, Fort Willem 1 menyimpan sejarah perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

Sejarah mencatat bahwa benteng ini pernah menjadi tempat penahanan Pangeran Diponegoro pada tahun 1830, sebelum ia diasingkan ke Manado dan Makassar.

Benteng Fort Willem 1
(Gambar: indonesiadefense,com)

Benteng Fort Willem 1 juga telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya Peringkat Kabupaten berdasarkan SK Bupati Semarang No. 432/0112/2021. Kawasan ini memenuhi definisi bangunan cagar budaya menurut PP 16 Tahun 2021.

Dengan status ini, pengelolaan benteng tetap mengedepankan konservasi. Status tersebut juga memastikan warisan sejarah dapat dinikmati dan dipelajari oleh generasi sekarang maupun mendatang.

Sebagai benteng peninggalan kolonial Belanda yang selesai dibangun pada tahun 1845, Fort Willem 1 kini berfungsi sebagai sarana wisata edukasi sejarah dan budaya berkualitas, sekaligus memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.

Benteng Pendem juga dikembangkan sebagai pusat kuliner dan oleh-oleh terbesar di Jawa Tengah. Konsep ini mengadaptasi gaya megah ala Bukit Bintang Malaysia.

Sekitar 150 pelaku UMKM dan masyarakat telah memesan tempat untuk berjualan, sehingga pengunjung dapat menikmati berbagai hidangan khas dan cenderamata unik.

Benteng Fort Willem 1 berdiri megah di Bugisari, Ambarawa. Lokasinya yang strategis di jalur Semarang–Yogyakarta menjadikan benteng ini tidak hanya bersejarah, tetapi juga mudah diakses sebagai destinasi wisata.

Tiket masuk mulai berlaku sejak 18 November 2025, dengan harga Rp10.000 di hari kerja, Rp15.000 saat akhir pekan, dan Rp25.000 untuk wisatawan mancanegara. Benteng ini buka setiap hari mulai pukul 08.00–21.00, dan pukul 06.00–21.00 saat akhir pekan.

Tak hanya menawarkan pengalaman sejarah dan edukasi, pengunjung Benteng Fort Willem 1 juga dapat menikmati suasana kawasan yang buka lebih lama, bahkan hingga malam hari.

Wisata ini juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, termasuk pengembangan UMKM dan penyerapan tenaga kerja.

Dengan begitu, setiap kunjungan ke benteng tidak hanya menjadi pengalaman wisata, tetapi juga turut berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat sekitar.

Baca juga: Museum Kereta Api Ambarawa : Edukatif dan Historis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *