Jatengkita.id – Agustus memang identik dengan perayaan dan syukuran. Di sejumlah tempat, warga sekitarnya sering mengadakan lomba 17 Agustusan.
Sementara di lain tempat, khususnya Jawa, tirakatan jadi salah satu agenda yang tidak akan pernah terlupakan di malam menjelang tanggal 17.
Sebenarnya, apa makna tirakatan yang banyak orang Jawa lakukan di malam menjelang tanggal 17 Agustus? Yuk simak lebih dalam makna tirakatan dalam ulasan berikut ini!
Makna Tirakatan Menjelang Tanggal 17 Agustus
Tirakatan bukan sekadar ritual semata dalam peringatan 17 Agustus, melainkan sebuah momen khidmat yang sarat makna.
Secara istilah, tirakatan berasal dari bahasa Arab “thariqah” yang berarti jalan atau cara hidup. Dalam tradisi Jawa, tradisi ini berkonotasi spiritual dan batiniah.
Tradisi ini juga menjadi bentuk usaha mendekatkan diri kepada Tuhan dengan menahan hawa nafsu atau melakukan refleksi diri yang mendalam.
Ada dua dimensi utama dari makna tirakatan dalam konteks peringatan Hari Kemerdekaan.
1. Makna Tersurat: Syukur dan Mengenang
Tirakatan biasanya dilakukan pada malam 16 Agustus sebagai wujud syukur atas kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan.
Lewat zona waktu malam yang syahdu, masyarakat Jawa menanamkan rasa hormat dan kenangan akan pengorbanan mereka melalui doa bersama, pembacaan ayat atau cerita sejarah, bahkan pemutaran film perjuangan.
Rangkaian acara khas seperti doa bersama, tahlil, pemotongan tumpeng, makan bersama, hingga pidato kebangsaan menegaskan semangat solidaritas, persatuan, dan cinta tanah air.

Kini, kadang di sejumlah daerah, tirakatan menjadi kegiatan simbolis untuk jadi momen berkumpulnya anggota masyarakat suatu daerah.
Biasanya, di dalam momen tirakatan akan diisi dengan agenda sesuai kebiasaan masyarakat setempat. Tak lupa, ada pengumuman pemenang lomba Agustusan hingga pentas seni untuk anak-anak di sekitar daerah itu.
Baca juga: Asyik dan Seru! Ini 10 Permainan Tradisional Jawa untuk Lomba Agustus
2. Makna Tersirat: Refleksi Spiritual dan Budaya
Di balik seremoni, makna tirakatan sebenarnya sangat mendalam. Dalam ajaran sosial dan agama, tradisi ini menjadi sarana syukur kepada Tuhan atas nikmat kemerdekaan, umur panjang, dan rezeki yang diberikan.
Selain itu, secara filosofis, tirakatan juga menjadi “perjalanan spiritual” usaha mencari kebenaran, kebaikan, dan kedamaian batin.
Dalam konteks Islam, tradisi tirakatan menjadi bentuk akulturasi budaya Jawa dan Islam untuk memperkuat pengendalian diri dan wujud rasa syukur kepada Allah SWT.
Lebih dari itu, tradisi tirakatan terbukti mampu mempererat ikatan sosial antartetangga atau anggota masyarakat di suatu lingkungan. Dengan berkumpul, merenung, dan berdoa bersama, masyarakat menguatkan kebersamaan dan silaturahim pun terbangun.
Akhirnya, semangat gotong royong dan nasionalisme pun lahir dari momen kumpul-kumpul yang sederhana dan bermakna khusus satu ini.
Malam tirakatan juga jadi simbol bahwa kemerdekaan bukan hanya milik masa lalu, tapi tanggung jawab bersama di masa kini dan masa depan.
Semua tujuan filosofis itu pun kini dikemas dalam budaya Jawa yang khidmat, kaya makna, dan lebih adaptif menyesuaikan tujuan dari penyelenggaraan acara ini di setiap tempat dan daerah.
Follow akun instagram Jateng Kita untuk informasi menarik lainnya!