Jatengkita.id – Kilang minyak Cilacap yang terletak di Cilacap, Jawa Tengah, merupakan salah satu aset vital dan strategis bagi Indonesia.
Kilang ini bukan hanya sekadar fasilitas industri pengolahan minyak bumi, tetapi juga memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional dan pembangunan infrastruktur.
Dengan kapasitas produksi yang besar dan fasilitas yang lengkap, lokasi ini menyimpan berbagai fakta menarik yang menjadikannya istimewa.
Sejarah dan Perkembangan Berkelanjutan
Pemerintah menetapkan Cilacap sebagai kawasan industri sejak pembangunan kilang minyak pertama pada tahun 1974. Kilang minyak I mulai beroperasi pada 24 Agustus 1976, dirancang untuk mengolah minyak mentah dari Timur Tengah untuk menghasilkan bahan dasar pelumas dan aspal.
Kilang minyak II dibangun pada tahun 1981 untuk memenuhi peningkatan kebutuhan BBM dalam negeri dan mulai beroperasi pada 4 Agustus 1983. Kemudian, kilang Paraxylene Cilacap dibangun pada tahun 1988. Kilang ini beroperasi pada 20 Desember 1990, menghasilkan produk Non-BBM dan petrokimia.
Sejak didirikan, Kilang Cilacap terus mengalami perkembangan signifikan, termasuk pengoperasian fasilitas Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) pada tahun 2015 yang memungkinkan konversi minyak berat menjadi produk bernilai tinggi seperti LPG, Propilena, hingga Gasoline.
Terbesar di Asia Tenggara dan Lokasinya Strategis
Kilang Cilacap merupakan kilang minyak Pertamina terbesar di Asia Tenggara. Gabungan dari Kilang Minyak I, II, dan Paraxylene, menjadikannya kompleks pengolahan minyak bumi terluas di Indonesia.
Lokasinya dianggap sangat strategis di Asia Tenggara. Hal ini mendukung peran Pelabuhan Cilacap dalam menerima minyak mentah yang sebagian berasal dari Timur Tengah, yang memerlukan pengangkutan dengan kapal.

Kapasitas Produksi Raksasa dan Jangkauan Distribusi Luas
Kilang Cilacap memiliki kapasitas produksi terbesar di Indonesia, mencapai 348.000 barel per-hari. Kilang ini memasok 34% kebutuhan BBM nasional atau 60% kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Dengan kapasitas sebesar ini, Kilang Cilacap berperan krusial dalam menjaga stabilitas pasokan energi di Indonesia.
Kilang ini memiliki 228 tangki untuk menampung minyak mentah yang akan diolah, gas, serta BBM hasil pengolahan.
Produk Unggulan dan Kontribusi Ekonomi Signifikan
Kilang Cilacap adalah satu-satunya kilang di Indonesia yang memproduksi aspal dan base oil untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur. Selain itu, kilang ini menghasilkan berbagai produk non-BBM seperti paraffinic oil, industrial fuel oil, serta produk hasil ekstraksi, minarex.
Pada tahun 2020, Pertamina menghadirkan Kilang Langit Biru Cilacap (KLBC) yang mampu menghasilkan minyak hidrokarbon ringan (mogas) 92 atau pertamax dengan kapasitas produksi mencapai 1.2 juta kiloliter per-tahun.
Kilang minyak Cilacap memberikan kontribusi besar kepada negara, di antaranya mengurangi impor BBM hingga 10 triliun rupiah per-tahun dan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) sebesar 0.12%.
Baca juga : Tugu Lilin Cilacap, Landmark Baru yang Estetik
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang Melampaui Target
Kilang minyak Cilacap memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 41.52%, melampaui target pemerintah sebesar 30%. Hal ini menunjukkan komitmen Kilang Cilacap dalam meningkatkan penggunaan produk dan sumber daya dalam negeri.
Inisiatif Strategis dan Kilang yang Terintegrasi
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap terus berupaya meningkatkan kinerja melalui berbagai inistiatif kreatif.
Proyek strategis yang telah diresmikan di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Digital Refinery Center, Strategic Command Center (SCC), penggunaan Jalan MT Haryono Relokasi, dan Oxygen Generator Package.
Kunjungi YouTube Jateng Kita untuk video menarik lainnya!