Jatengkita.id – Umat Islam di seluruh dunia pastinya menjadikan bulan Ramadan sebagai bulan yang sangat istimewa. Selain bisa meningkatkan ibadah, berbagai tradisi unik Ramadan ikut memeriahkan bulan suci ini.
Tradisi tersebut tentu berbeda antara satu negara dengan lainnya. Masing-masing memiliki ciri khas yang sangat mungkin dipengaruhi oleh budaya setempat. Penasaran negara mana saja yang menyambut bulan suci Ramadan dengan cara yang unik? Simak ulasannya di bawah ini!
- Qatar

Qatar dikenal sebagai negara muslim terkaya di dunia, Negara yang terletak di semenanjung kecil Jazirah Arab ini memiliki tradisi unik untuk meriahkan Ramadan dengan membuat anak-anak bersemangat berpuasa.
Tradisi ini biasanya berlangsung pada hari ke-14 Ramadan yang disebut dengan tradisi Garangao. Garangao digelar sebagai wujud penghargaan kepada anak-anak yang telah belajar untuk berpuasa selama setengah bulan.
Mereka mengenakan pakaian tradisional dan bernyanyi di mana-mana. Anak perempuan mengenakan jalabiya yang warna-warni dan perhiasan emas. Dalam festival ini, anak-anak yang baru belajar puasa akan mengumpulkan permen dan cokelat. Rata-rata, mereka berusia sampai 12 tahun.
Adapun kegiatan lain diisi dengan face painting, menghias tangan dengan inai (henna), dan membaca dongeng anak-anak. Untuk menambah kemeriahan Garangao, jalanan di Qatar pun dihias semeriahkan mungkin dengan lampu-lampu yang cantik dan berwarna-warni.
- Mesir

Negara yang mayoritas warganya Muslim ini memiliki tradisi yang unik, yaitu Fanous. Tradisi ini merupakan perayaan lentera berwarna-warni yang digunakan untuk menghiasi rumah, jalan, dan masjid.
Setiap sudut Kota Mesir akan diselimuti lampion yang indah. Bagi orang Mesir, lentera memberikan makna persatuan dan kegembiraan sepanjang bulan suci Ramadan. Tradisi ini merupakan simbol persatuan dan kegembiraan selama Ramadan.
Konon, Tradisi Fanous sudah berlangsung selama 972 tahun, di mana budaya memasang lentera Fanous dimulai sejak era Kekhalifahan Fatimid di Mesir. Suatu ketika, Khalifah Al-Muizz Lideenillah yang datang ke Kairo tepat pada malam Ramadan 358 Hijriah, disambut warga dengan lentera Fanous.
Bermula pada waktu itulah warga mulai mengikuti penggunaan lentera Fanous sebagai pelengkap dekorasi masjid dan rumah. Biasanya, setelah salat Isya dan tarawih, masyarakat Mesir akan menyalakan lilin dan menempatkannya di dalam lentera.
Menariknya, dalam tradisi ini, saat dinyalakan, motif ukiran akan menciptakan efek bayangan yang sangat indah dan tampak cantik. Seiring perkembangannya, pusat-pusat perbelanjaan dan jalan kota di Mesir ikut memasang lentera Fanous untuk menyambut bulan suci Ramadan.
- Maroko
Maroko adalah negara yang terletak di Afrika Utara. Negara ini menjadi perhatian dunia berkat performanya di FIFA World Cup Qatar 2022. Maroko merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk mayoritas Muslim di dunia.
Di Maroko, ada tradisi unik dalam merayakan Ramadan, di mana orang tua mendandani anak-anak mereka dengan pakaian dan riasan yang unik. Para orang tua di Maroko mengapresiasi anak-anak mereka yang belajar berpuasa pertama pada Bulan Ramadan.
Hal ini dilakukan setelah berbuka puasa, para orang mendandani anak perempuan mereka dengan emas, pakaian khas Maroko, dan riasan wajah. Selain itu, ada tradisi mendekorasi dan membersihkan rumah kemudian mengundang kerabat ke pesta.
Uniknya, selama berlangsungnya bulan suci Ramadan, wilayah Maroko akan dikelilingi oleh nafar atau penyiar yang mengenakan gandora, sandal, dan topi tradisional.
Nafar ini akan memainkan melodinya saat mereka berjalan menyusuri jalan, sebagai tanda bahwa pagi telah tiba dan penduduk harus segera sahur.
- Perancis
Meski minoritas, Muslim yang tinggal di Perancis memiliki tradisi Ramadan yang unik untuk dilakukan. Prancis memiliki tradisi belanja untuk Ramadan, barang yang dibeli yaitu makanan dan pernak-pernik Ramadhan untuk dipajang di rumah.
Salah satu tempat paling populer untuk menjual perlengkapan ini adalah Jean-Pierre Timbaud yang terletak di Paris, France. Ini merupakan salah satu tradisi di kawasan Perancis yang dihuni imigran asal Arab adalah Couronne.
Baca juga : Tradisi Dhandhangan : Warisan Sunan Kudus yang Masih Eksis
- Turkiye

Turkiye merupakan sebuah negara yang terletak membentang dari Semenanjung Anatolia di Asia Barat Laut hingga Balkan di Eropa Tenggara. Tradisi menembakkan meriam saat berbuka puasa di Turkiye adalah sebuah tradisi yang cukup legendaris dan unik.
Di Turkiye, tradisi ini dikenal sebagai Ramazan Topu atau meriam Ramadan. Saat waktu berbuka puasa tiba, meriam akan ditembakkan sebagai tanda untuk mengumumkan waktu berbuka. Hal ini dimaksudkan untuk memberi tahu orang-orang yang berpuasa bahwa waktu untuk berbuka puasa telah tiba.
Tradisi ini berawal dari era Kesultanan Utsmaniyah ketika meriam digunakan untuk memberi tanda waktu berbuka puasa. Selain itu, di Turkiye adapula budaya yang unik terutama menjelang Ramadan. Sebelum tengah malam atau fajar, beberapa orang Turkiye turun ke jalan untuk menabuh genderang.
Kegiatan menabuh genderang bertujuan untuk membangunkan warga lain untuk sahur. Tradisi membangunkan sahur dengan menabuh drum khas Turkiye ini disebut Davul.
- Pakistan

Di Pakistan ada perayaan yang disebut Chaand Raat. Tradisi ini dilakukan oleh laki-laki untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Chand Raat, yang secara harfiah berarti “Malam Bulan” adalah momen khusus yang terjadi setelah sebulan penuh puasa dan ibadah selama Ramadan.
Pada malam ini, umat Islam di Pakistan bersiap-siap untuk menyambut Idul Fitri dengan penuh semangat dan sukacita. Ketika bulan baru muncul di langit, itu berarti akhir Ramadan dan awal Idul Fitri. Tradisi ini dilakukan oleh para wanita Pakistan.
Biasanya setelah berbuka puasa di bulan suci Ramadan, mereka berbondong-bondong dan berkumpul untuk bermain permainan, membeli gelang warna-warni kemudian mewarnai tangan dan kaki mereka dengan henna.
Wanita dan anak perempuan berkumpul di salon atau di rumah-rumah untuk mendapatkan desain henna yang indah pada tangan mereka.
Salah satu ciri khas Chand Raat adalah kunjungan ke pasar malam yang menjual berbagai macam barang, mulai dari pakaian tradisional hingga hiasan rumah dan makanan khas Idul Fitri.
Chand Raat bukan hanya sebuah perayaan keagamaan saja, tetapi juga merupakan peristiwa sosial yang mendekatkan orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat. Perayaan Chand Raat Tanda Bahagia dan Kerukunan di Pakistan.
- India

Tradisi Ramadhan di India bernama Seheriwalas Delhi, di mana tradisi ini adalah bagian dari tradisi Muslim, budaya, dan warisan kota tua yang disebut Mughal. Di beberapa kota seperti Delhi, sekelompok orang yang disebut “seheriwalas” membangunkan warga untuk sahur.
Mereka berjalan keliling sambil menabuh genderang dan menyanyikan lagu-lagu keagamaan. Selama bulan suci Ramadan, penduduk India akan berjalan melalui kota di pagi hari, melantunkan nama Allah dan Nabi untuk membangunkan umat Islam yang akan menjalankan sahur sebelum waktu subuh.
Kegiatan ini dilakukan pada pukul 02.30 waktu setempat, dengan mengetuk pintu dan dinding rumah-rumah warga. Selain itu, ada pula tradisi lain yang tak kalah unik yaitu tradisi celak mata oleh pria Muslim selama Ramadan.
Kebiasaan ini diyakini memiliki nilai religius dan kesehatan. Meskipun tradisi ini lebih populer di Yaman, namun tetap ada dan masih bertahan di beberapa komunitas Muslim di India.
- Iran

Di Iran, ada sebuah tradisi Jumat Terakhir Ramadan. Di beberapa wilayah Iran, masyarakatnya memiliki tradisi unik yaitu Jumat akhir bulan Ramadan. Tradisi di Iran pada Jumat terakhir Ramadan adalah berdoa di masjid dan menjahit tas untuk keluarga.
Doa ini biasanya dihadiri oleh gadis-gadis yang ingin menikah, pasangan yang sudah menikah tetapi belum memiliki anak, dan wanita hamil. Pada waktu pelaksanaan tradisi unik ini, perempuan Azerbaijan Timur berkumpul menjahit tas untuk keluarga.
Kemudian, memasukkan sejumlah uang ke dalam tas dan menutupnya hingga Ramadan berikutnya. Para perempuan di sana percaya bahwa tas tersebut bisa melindunginya dari kemiskinan.
Kemudian ada kegiatan pergi ke masjid bersama yang dilakukan oleh perempuan yang ingin menikah, pasangan yang sudah menikah tetapi belum memiliki anak, dan perempuan hamil yang ingin membawa keberuntungan dan kebahagiaan bagi bayinya,
Orang-orang di Kota Shiraz Selatan ini pergi ke masjid untuk berdoa agar keinginan mereka terwujud. Dikenal sebagai “Jomeh-Alwedaii”, upacara tersebut dihadiri banyak kaum wanita.
Follow akun instagram Jateng Kita untuk informasi menarik lainnya!