Apa Bedanya Ketakutan Biasa dengan Fobia? Simak Penjelasannya!

Apa Bedanya Ketakutan Biasa dengan Fobia? Simak Penjelasannya!
Gambar : Pinterest)

Jatengkita.id – Banyak orang mungkin belum sepenuhnya memahami perbedaan antara ketakutan biasa dengan fobia. Meskipun keduanya sama-sama melibatkan rasa takut, tidak semua ketakutan bisa disebut sebagai fobia.

Sensasi dan emosi yang muncul dari ketakutan biasa dengan fobia juga berbeda. Mari kita lihat perbedaan di antara keduanya.

Sebagai manusia, merasakan ketakutan saat menghadapi ancaman atau bahaya adalah hal yang wajar. Ketakutan adalah respons alami tubuh yang berfungsi untuk melindungi diri dari situasi atau faktor yang dianggap berbahaya.

Rasa takut ini memicu naluri untuk menjauh dari situasi atau faktor tersebut, sehingga kita dapat terhindar dari bahaya. Meskipun gejala fisik dan emosional yang muncul sering kali serupa, ketakutan biasa dengan fobia sebenarnya merupakan hal yang berbeda.

Ketakutan biasa umumnya bersifat sementara dan bisa segera hilang setelah faktor yang menimbulkan rasa takut diatasi. Sebaliknya, fobia adalah ketakutan yang cenderung bertahan lama dan lebih sulit dikendalikan.

Perbedaan antara Ketakutan Biasa dengan Fobia

Pernahkah kamu merasakan kepanikan dan ketidakberdayaan yang mendalam hanya dengan memikirkan sesuatu atau melihat gambar tertentu? Atau merasa ketakutan meski tidak berada dalam situasi yang sebenarnya berbahaya?

Jika rasa takut yang kamu alami sangat intens dan sulit dikendalikan, mungkin ini bukan sekadar ketakutan biasa, melainkan fobia. Ketakutan biasa sering kali menyebabkan gejala fisik seperti gemetar atau jantung berdebar saat menghadapi objek atau situasi yang menakutkan.

Story pin image
(Ilustrasi : Pinterest)

Namun, umumnya perasaan ini tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-hari atau menyebabkan tindakan yang tidak rasional. Sebaliknya, fobia adalah gangguan kecemasan yang menyebabkan ketakutan berlebihan dan kekhawatiran yang sangat mendalam saat menghadapi objek atau situasi tertentu.

Dalam beberapa kasus, seseorang dengan fobia bisa merasakan kecemasan dan panik hanya dengan membayangkan atau melihat sesuatu yang berhubungan dengan fobia mereka.

Rasa takut yang disebabkan oleh fobia termasuk dalam kategori gangguan kecemasan. Biasanya disertai dengan beberapa gejala fisik berikut saat menghadapi sumber fobia.

  • Keringat dingin
  • Jantung berdebar
  • Sesak napas
  • Tubuh gemetar
  • Pusing atau sakit kepala
  • Mual
  • Sakit perut
  • Pingsan

Sebagai contoh, bayangkan seorang pria berusia 40 tahun yang menderita claustrophobia. Ketika dia harus masuk ke dalam lift kecil, rasa cemasnya langsung meningkat, terutama jika lift tersebut terasa pengap atau penuh dengan orang.

Dalam situasi seperti ini, dia sering merasakan jantungnya berdebar cepat, tubuhnya berkeringat dingin, dan sulit bernapas. Hal itu membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Karena fobia ini, pria tersebut cenderung menghindari penggunaan lift dan lebih memilih untuk naik tangga meskipun menghabiskan lebih banyak waktu.

This may contain: a man is sitting on the floor with his head in his hands and looking down
(Gambar : Pinterest)

Dia juga merasa cemas dan tertekan ketika berada di ruang kecil, seperti kamar mandi yang sempit atau mobil yang padat. Gejala claustrophobia ini mencakup perasaan takut yang sangat kuat terhadap tempat yang terasa sempit atau tertutup.

Hal tersebut sering memicu serangan panik dengan gejala fisik seperti detak jantung yang cepat, keringat dingin, dan kesulitan bernapas. Penderita juga cenderung menghindari situasi yang melibatkan ruang terbatas, seperti lift, ruang bawah tanah, atau ruangan kecil.

Mereka sering kali merasa terjebak dan tidak bisa melarikan diri dari situasi yang menimbulkan rasa takut tersebut.

Tonton video : Apa Itu Bell’s Palsy?

Cara Mengatasi Ketakutan Biasa dan Fobia

Ketakutan adalah reaksi alami yang biasanya mereda seiring waktu, terutama setelah kamu berhasil menghadapi atau mengatasi tantangan yang memicu rasa takut tersebut.

Misalnya, seseorang yang merasa cemas saat berbicara di depan umum seringkali akan merasa lebih nyaman setelah melakukan beberapa presentasi dan mendapatkan pengalaman positif.

Namun, jika ketakutan yang kamu alami terus-menerus mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidupmu, penting untuk tidak hanya menenangkan diri tetapi juga untuk memahami akar masalah dan mencari solusi yang sesuai.

This may contain: a person laying on the floor in front of a window with light coming through it
Nyctophobia (Gambar : Pinterest)

Sebagai contoh, bayangkan kamu memiliki ketakutan terhadap ruang gelap (nyctophobia). Saat berada di ruangan yang minim cahaya, kamu mungkin merasa panik dan cemas. Dalam situasi ini, cobalah beberapa strategi untuk mengatasi ketakutanmu.

Misalnya, jika kamu merasa tidak nyaman saat tidur dalam kegelapan total, cobalah untuk menggunakan lampu malam yang lembut. Dengan memberikan pencahayaan minimal, kamu mungkin merasa lebih tenang dan tidur lebih nyenyak.

Selain itu, teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau mendengarkan musik yang menenangkan bisa membantu mengurangi kecemasan yang muncul saat kamu berada di dalam ruang gelap.

Namun, jika ketakutanmu terhadap kegelapan sangat berlebihan dan mulai mengganggu kehidupan sehari-harimu, seperti menghindari tidur sendiri atau merasa cemas ketika berada di tempat yang kurang terang, sebaiknya pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional.

Mengunjungi psikolog atau psikiater bisa menjadi langkah yang tepat untuk mendapatkan penanganan yang lebih spesifik. Jika setelah evaluasi kamu didiagnosis dengan fobia, terapi psikologis, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), mungkin akan disarankan sebagai metode penanganan.

(Gambar : istockphoto.com)

Terapi perilaku kognitif merupakan pendekatan yang efektif untuk mengatasi fobia dengan cara mengubah pola pikir dan respons yang tidak sehat terhadap objek atau situasi yang menakutkan. Selama terapi, kamu akan bekerja dengan terapis untuk memahami dan memodifikasi cara berpikir yang menyebabkan kecemasan, serta untuk menghadapi ketakutan secara bertahap.

Terapi ini bertujuan membantu kamu mengembangkan strategi yang lebih realistis dan positif dalam menghadapi ketakutanmu. Sehingga, kamu dapat mengontrol kecemasan dan berfungsi lebih baik dalam situasi yang sebelumnya menakutkan.

Meskipun ketakutan terhadap situasi tertentu adalah respons tubuh yang alami untuk melindungi diri dari bahaya, penting untuk mengingat bahwa kamu juga memiliki kemampuan untuk mengatasi ketakutan tersebut.

Menghadapi ketakutanmu secara bertahap sesuai dengan kapasitas dan kenyamananmu dapat membantu kamu merasa lebih nyaman dari waktu ke waktu. Melakukan latihan yang teratur, seperti teknik relaksasi dan pembuatan lingkungan yang mendukung, akan membantu mengurangi rasa takut dan meningkatkan kualitas hidupmu.

Jika diperlukan, melibatkan terapi psikologis secara rutin adalah langkah yang bijaksana. Terapi dapat memberikan dukungan tambahan dan membantu kamu mengelola serta mengurangi ketakutan secara bertahap, sehingga kamu bisa menjalani kehidupan yang lebih memuaskan dan produktif.

Dengan kombinasi pendekatan pribadi dan bantuan profesional, kamu dapat mengatasi ketakutan biasa dengan fobiamu dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik.

Baca juga : 7 Film Animasi Mental Health untuk Edukasi Anak