Jatengkita.id – Perserikatan bangsa-Bangsa (PBB) resmi mengakui Geopark Kebumen sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp). Peresmian tersebut dilangsungkan dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 pada tanggal 2-17 April 2025 di Paris, Prancis.
Bersama dengan Geopark Meratus dari Kalimantan Selatan, peresmian keduanya disepakati oleh 58 negara anggota Dewan Eksekutif UNESCO. Pengakuan Geopark Kebumen sebagai UGPp menjadi pencapaian penting dalam bidang kebudayaan dan pariwisata yang harus dilestarikan.
Dengan dua tambahan geopark tersebut, Indonesia kini memiliki 12 geopark yang berstatus sebagai UGPp. Salah satu yang juga berada di Jawa Tengah adalah Geopark Gunung Sewu yang juga mencakup wilayah Jawa Timur dan Yogyakarta. Geopark ini lebih dulu diakui UNESCO pada tahun 2015.
Mengenal Geopark Kebumen
Kawasan ini juga dikenal sebagai The Glowing Mother Earth of Java. Pada tahun 2004, Kawasan Bentang Alam Karst Gombong Selatan (KBAK) ditetapkan sebagai kawasan pembangunan berkelanjutan oleh Presiden RI.
Kemudian pada tahun 2006, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) menetapkan kawasan Karangsambung sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi.
Berlanjut pada tahun 2018, Pemkab Kebumen mengusulkan pembentukan Geopark Karangsambung-Karangbolong untuk ditetapkan sebagai Geopark Nasional. Kawasan ini meliputi 12 kecamatan dengan 117 desa yang luasnya mencapai 543.599 kilometer persegi.
Baru pada tahun 2023, geopark ini berubah nama menjadi Geopark Kebumen dengan morfologi berupa perbukitan, lembah, dataran tinggi, dan pantai. Melansir dari situs resmi Geopark Kebumen, beberapa keberagaman yang ada di sana menjadi kekayaan yang perlu dilindungi.
- Keanekaragaman Geologi = menampilkan berbagai keajaiban geologi alam
- Blok eksotis dari Radiolaria Chert yang berlapis
- Endapan Olistostroma Formasi Totogan
- Blok Eksotik Radiolaria Chert dan Batulempung Merah Putri Hill
- Blok Eksotik Lava Bantal dan Rijang Radiolaria Sungai Muncar
- Blok Eksotik Mika Schist dari Sungai Brengkok
- Blok Eksotik Serpentinit Pucangan
- Blok Eksotik Ofiolitik Sungai Lokidang
- Blok Marmer Eksotis dari Desa Totogan
- Gua Lawa dan Landak Desa Totogan
- Diabase bersambungan kolom di Bukit Parang
- Olistolit Batugamping Numulitik Formasi Karangsambung
- Olistolit Konglomerat Polimik Bukit Pasanggrahan

2. Keanekaragaman Hayati = menjadi perlindungan flora dan fauna
- Situs Warisan Alam Pager Jawa, Kalibening
- Situs Warisan Alam Hutan Mangrove Ayah
- Lebah Klanceng
- Konservasi Penyu, Jagasima
- Agrowisata belimbing madu, Waluyorejo
- Sapi Peranakan Ongole (PO), Puring Karangrejo
- Kelapa Genjah Entog, Bojongsari
3. Keanekaragaman Budaya = pertemuan berbagai tradisi, warisan, dan cerita masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
- Kompleks punden Giyanti
- Punden Mas Sigit, Kretek
- Benteng Van der Wicjk, Gombong
- Batu Kalbut, Ayah
- Masjid Satu Pilar, Sidayu
- Jembatan Kolonial (Brug BM1), Rowokele
- Terowongan Kereta Api Ijo, Bumiagung, Rowokele
- Phallus-Yoni, Sumberadi
- Suikerfabriek Remboen (Pabrik Gula Remboen)
- Batu Sengkedan, Kalisari
Selain ditujukan untuk ekowisata berkelanjutan, Geopark Kebumen juga diharapkan mampu meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya kekayaan alam dan penjagaan lingkungan. Semua unsur perlu dilibatkan untuk melindungi dan memelihara warisan alam ini.
Geopark Kebumen juga diharapkan mampu menjadi pusat penelitian untuk mendorong pengembangan dan pengelolaan sumber daya alam.
Follow akun instagram Jateng Kita untuk informasi menarik lainnya!






