Indonesia Tetapkan 1 Maret Awal Ramadan, Bagaimana dengan Negara Tetangga?

Indonesia Tetapkan 1 Maret Awal Ramadan, Bagaimana dengan Negara Tetangga?
(Gambar : istockphoto.com)

Jatengkita.id – Kementerian Agama (Kemenag) resmi menetapkan awal Ramadan 1446 H jatuh pada tanggal 01 Maret 2025. Hal tersebut diumumkan langsung oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar pada gelaran Sidang Isbat penentuan awal Ramadan, Rabu (28/02/2025) malam di Kantor Kementerian Agama.

Penetapan tersebut didasarkan pada paparan hasil Tim Rukyat Kemenag yang menyebutkan pemenuhan kriteria pada ketinggian hilal dan sudut elongasi.

Hasil riset menunjukkan bahwa ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia berada di atas ufuk berkisar antara 3 derajat 5.91 menit hingga 4 derajat 40.96 menit. Sementara sudut elongasi berkisar antara 4 derajat 47.03 menit hingga 6 derajat 24.14 menit.

Melansir dari laman Kementerian Agama, hasil tersebut telah memenuhi ketentuan yang disepakati MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura). Adapun kriteria tersebut dimulai tahun 2021 yang menyepakati tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6.4 derajat.

Pada tahun ini, Kemenag melaksanakan rukyah di 125 titik di Indonesia. Dua perukyah menyatakan telah melihat hilal di Provinsi Aceh dan keduanya telah disumpah. Dengan demikian, Pemerintah resmi menetapkan awal Ramadan jatuh pada tanggal 01 Maret 2025.

“Sidang isbat secara mufakat menetapkan 01 Ramadan 1446 H jatuh apda hari Sabtu, 01 Maret 2025,” kata Menag dalam konferensi pers.

awal ramadan
Kemenag menetapkan awal Ramadan jatuh pada 01 Maret 2025 (Gambar : kemenag.go.id)

Perbedaan Penetapan Awal Puasa di Malaysia, SIngapura, Brunei Darussalam

Meskipun Indonesia telah menetapkan awal Ramadan jatuh pada hari Sabtu, 01 Maret 2025, negara anggota MABIMS seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam baru akan memasuki awal Ramadan pada hari Ahad, 02 Maret 2025.

Hal tersebut dikarenakan tidak adanya penampakan hilal sesuai kriteria pada titik yang telah ditentukan. Perbedaan antara Indonesia dengan negara yang telah disebutkan disebabkan oleh faktor astronomis. Nasaruddin menyebutkan adanya perbedaan ketinggian hilal dan sudut elongasi di masing-masing negara.

“Kenapa kita lebih awal? Karena perbedaan ketinggian hilal dan sudut elongasinya yang berbeda,” paparnya.

Posisi geografis juga turut memengaruhi penampakan hilal. Nasaruddin juga menjelaskan mengenai perbedaan penetapan awal Ramadan antara Indonesia dengan negara tetangga.

“Saya ingin sedikit menambahkan bahwa meskipun Singapura dengan Brunei, sama-sama kita sebagai negara MABIMS, kita ada semacam himpunan Kementerian Agama di Asia Tenggara disingkat dengan MABIMS. Ini kita agak berbeda dengan Brunei Darussalam dan Singapura yang menyatakan bahwa puasa mereka itu mulai pada tanggal 2 (Maret),” jelas Nasaruddin.

Untuk diketahui bahwa Indonesia merupakan negara hukum, di mana apabila ada orang di suatu wilayah telah menyaksikan adanya bulan, lalu disumpah oleh Pengadilan Agama, maka hal itu berlaku bagi seluruh wilayah di Indonesia.

Terbaru untuk Anda : Mengenal Tradisi Padusan, Ritual Mensucikan Diri Jelang Ramadan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *