Jatengkita.id – Salah satu perusahaan yang mendominasi industri ini adalah PT Djarum, sebuah perusahaan rokok yang berbasis di Kudus, Jawa Tengah. Djarum Kudus dikenal sebagai salah satu produsen rokok kretek terbesar di Indonesia.
Pabrik ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam pasar nasional maupun internasional. Industri rokok kretek memang menjadi salah satu sektor ekonomi yang memiliki peran besar dalam perekonomian Indonesia.
Berawal dari usaha kecil yang didirikan pada tahun 1951, Djarum berkembang pesat menjadi perusahaan raksasa dengan berbagai produk yang dikenal luas oleh masyarakat. Keberhasilan ini tidak lepas dari inovasi, strategi bisnis, dan konsistensi perusahaan dalam mempertahankan kualitas produknya.
Artikel ini akan mengulas perjalanan panjang Djarum Kudus, mulai dari latar belakang berdirinya, perkembangannya dari masa ke masa, hingga posisinya saat ini sebagai salah satu pemimpin industri rokok kretek di Indonesia.
Latar Belakang Berdirinya Djarum
Djarum didirikan oleh Oei Wie Gwan, seorang pengusaha asal Kudus yang melihat potensi besar dalam industri rokok kretek. Pada tahun 1951, ia membeli sebuah usaha rokok kecil bernama Djarum Gramofon dan mengubahnya menjadi Djarum.
Nama “Djarum” sendiri diambil dari jarum, yang melambangkan ketelitian dan ketekunan dua hal yang menjadi filosofi dasar perusahaan. Awalnya, Djarum hanya memproduksi rokok kretek dalam skala kecil dengan pemasaran yang terbatas.
Namun, dengan fokus pada kualitas dan inovasi, produk Djarum mulai mendapatkan perhatian di pasar lokal.
Salah satu faktor keberhasilan awal perusahaan ini adalah kemampuannya dalam meramu tembakau dan cengkeh dengan racikan khas yang memberikan cita rasa berbeda dibandingkan dengan produk pesaing.
Pada tahun 1963, perusahaan menghadapi tantangan besar ketika pabriknya mengalami kebakaran hebat yang hampir menghancurkan seluruh bisnis.
Dengan semangat pantang menyerah, Djarum bangkit kembali dan mulai memperluas operasionalnya dengan membangun pabrik baru dan meningkatkan kapasitas produksi.

Perkembangan Djarum dari Masa ke Masa
- Ekspansi di Era 1970-an
Pada dekade 1970-an, Djarum mulai memperkenalkan rokok kretek mesin, sebuah inovasi besar dalam industri rokok Indonesia yang saat itu masih didominasi oleh rokok kretek linting tangan.
Salah satu produk pertama yang diproduksi dengan mesin adalah Djarum Filter, yang segera mendapatkan respons positif dari konsumen.
Selain itu, pada periode ini, Djarum juga mulai mengekspor produknya ke pasar internasional. Amerika Serikat menjadi salah satu tujuan ekspor utama, di mana rokok kretek mulai mendapatkan popularitas di kalangan perokok yang mencari alternatif rasa yang berbeda dari rokok konvensional.
- Era 1980-an hingga 1990-an : Diversifikasi Produk dan Ekspansi Global
Pada era 1980-an, Djarum semakin agresif dalam diversifikasi produknya. Mereka meluncurkan berbagai varian rokok dengan inovasi baru, termasuk produk dengan kadar nikotin yang lebih rendah dan filter yang lebih canggih.
Produk seperti Djarum Super dan Djarum Black menjadi ikon dari inovasi ini dan sukses besar di pasar domestik maupun internasional. Di samping ekspansi produk, Djarum juga mulai berinvestasi dalam berbagai bidang di luar industri rokok.
Salah satu langkah pentingnya adalah mendirikan Djarum Foundation, sebuah lembaga filantropi yang berfokus pada pendidikan, lingkungan, dan olahraga.
Program beasiswa dan pelestarian lingkungan yang digagas oleh Djarum Foundation menunjukkan komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan sosial di Indonesia.
- Era 2000-an hingga Kini : Dominasi Pasar dan Transformasi Digital
Memasuki abad ke-21, Djarum semakin mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin industri rokok kretek. Selain memperluas pasar ekspor ke berbagai negara di Asia, Eropa, dan Amerika, Djarum juga terus mengembangkan produk-produk baru yang mengikuti tren pasar.
Pada tahun 2000-an, Djarum meluncurkan berbagai varian rokok dengan cita rasa yang lebih modern, seperti Djarum Black Menthol dan Djarum Cigar. Perusahaan juga mulai memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran dan distribusi. Hal ini untuk memastikan bahwa produknya tetap relevan di era digital.
Selain itu, Djarum juga merambah ke berbagai sektor bisnis lainnya. Melalui Grup Djarum, perusahaan ini memiliki saham di berbagai industri, termasuk perbankan (melalui kepemilikan Bank Central Asia/BCA), properti, dan teknologi.
Langkah ini menunjukkan bahwa Djarum tidak hanya bergantung pada industri rokok, tetapi juga beradaptasi dengan dinamika ekonomi global.

Peluang dan Tantangan di Masa Depan
Sebagai salah satu pemain utama dalam industri rokok kretek, Djarum menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Regulasi yang semakin ketat terkait periklanan dan konsumsi rokok, baik di dalam negeri maupun luar negeri, menjadi salah satu tantangan terbesar.
Pemerintah Indonesia dan banyak negara lain terus menerapkan kebijakan untuk mengurangi konsumsi rokok, termasuk melalui kenaikan cukai dan pembatasan iklan.
Di sisi lain, Djarum tetap memiliki peluang besar untuk berkembang. Dengan strategi inovasi produk dan ekspansi ke pasar global, perusahaan ini dapat terus mempertahankan dominasinya.
Selain itu, diversifikasi bisnis yang telah dilakukan oleh Grup Djarum juga memberikan perlindungan terhadap risiko yang mungkin dihadapi oleh industri rokok di masa depan.
Baca juga : Jangan Tersugesti! Rokok atau Vape Sama Bahayanya
Djarum adalah contoh nyata dari bagaimana sebuah usaha kecil dapat berkembang menjadi perusahaan multinasional dengan strategi yang tepat. Dari pabrik sederhana di Kudus, Djarum kini menjadi salah satu merek rokok kretek paling terkenal di dunia.
Keberhasilan Djarum tidak hanya terletak pada kualitas produknya, tetapi juga pada inovasi, ketahanan terhadap tantangan, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan zaman.
Dengan terus mengembangkan produk dan strategi bisnisnya, Djarum diperkirakan akan tetap menjadi pemimpin industri rokok kretek untuk tahun-tahun mendatang.
Kunjungi akun YouTube Jateng Kita untuk konten menarik lainnya!