Jatengkita.id – Intermittent fasting adalah pola makan di mana jumlah kalori yang dikonsumsi sangat sedikit atau tidak ada sama sekali selama periode waktu tertentu secara teratur. Fokus utama dari pola ini adalah pada jadwal kapan harus makan dan kapan harus berpuasa, bukan pada jenis makanan yang dikonsumsi atau harus dikurangi.
Konsep penerapannya mirip dengan puasa selama bulan Ramadan, dimana seseorang berpuasa selama sekitar 12 jam.
Manfaat dari Intermittent Fasting
Intermittent fasting telah dikaitkan dengan beberapa manfaat potensial bagi kesehatan, antara lain sebagai berikut.
- Peningkatan Kekebalan Tubuh
Intermittent fasting dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh melalui proses yang disebut autophagy. Proses ini terjadi saat sel-sel tubuh membersihkan diri dari kerusakan dan bahan-bahan yang tidak diinginkan.
- Menurunkan Kolesterol
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (“jahat”). Hal ini dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
- Menurunkan Berat Badan
Salah satu manfaat paling umum yang diketahui dari intermittent fasting adalah kemampuannya untuk membantu menurunkan berat badan. Dengan mengatur pola makan dan waktu makan, intermittent fasting dapat mempengaruhi kadar insulin dalam tubuh dan meningkatkan pembakaran lemak.
- Meningkatkan Kesehatan Jantung
Selain menurunkan kolesterol, intermittent fasting juga dapat membantu mengurangi faktor risiko penyakit kardiovaskular lainnya, seperti tekanan darah tinggi dan peradangan.
- Menurunkan Risiko Diabetes Tipe 2
Intermittent fasting dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin yang dapat membantu mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2.
- Meningkatkan Kinerja Otak
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat memiliki efek positif pada kognisi dan fungsi otak, meskipun mekanisme pastinya masih perlu diteliti lebih lanjut.
- Memperpanjang Umur
Studi pada hewan telah menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat memperpanjang umur dan meningkatkan kesehatan umum.
Intermittent fasting menawarkan beberapa potensi manfaat kesehatan seperti penurunan berat badan, peningkatan kekebalan tubuh, dan pengurangan risiko penyakit kardiovaskular. Nmaun, penting untuk diingat bahwa efeknya dapat bervariasi antara individu.
Faktor-faktor seperti jenis intermittent fasting yang dipilih, pola makan secara keseluruhan, dan kondisi kesehatan masing-masing individu dapat mempengaruhi hasilnya.
Oleh karena itu, sebelum memulai intermittent fasting, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Terutama jika memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada seperti diabetes, risiko hipoglikemia, atau penyakit kronis lainnya.
Intermittent fasting juga tidak disarankan untuk ibu hamil, ibu menyusui, anak-anak, dan remaja di bawah usia 18 tahun. Hal ini dikarenakan potensi efek samping yang dapat berbeda-beda.
Jika mengalami gejala seperti sakit kepala, mual, atau efek samping lainnya setelah mencoba intermittent fasting, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Bagi yang tertarik memulai intermittent fasting, ada beberapa metode yang bisa dipilih.
The 5:2 Diet
Metode ini melibatkan mengurangi asupan kalori secara drastis selama dua hari per-minggu. Anda membatasi diri hanya mengonsumsi satu kali porsi makan atau sekitar 500-600 kalori. Pada hari-hari ini, disarankan untuk memilih makanan tinggi serat dan protein untuk menjaga agar kalori tetap rendah selama masa puasa.
Selama lima hari lain dalam seminggu, Anda dapat makan seperti biasa tanpa membatasi jumlah kalori. Sebagai contoh, seseorang mungkin memilih untuk makan dengan cara normal setiap hari kecuali pada hari Minggu dan Senin, di mana mereka mengikuti pola puasa yang telah ditentukan.
Metode ini dianggap sebagai alternatif yang fleksibel dalam menjaga keseimbangan asupan kalori dan potensi manfaat kesehatan yang terkait dengan diet intermittent fasting.
The 16/8 method
Metode 16/8 melibatkan jendela waktu di mana Anda dapat mengonsumsi makanan selama 8 jam dan melakukan puasa selama 16 jam. Sebagai contoh, Anda bisa mulai makan dari jam 10 pagi hingga jam 6 sore, kemudian menjalani puasa selama 16 jam ke depan sebelum mulai makan kembali pada hari berikutnya.
Banyak orang merasa bahwa metode ini relatif mudah dipertahankan dalam jangka panjang. Dengan membatasi jendela waktu makan seperti ini, metode 16/8 membantu mengatur pola makan secara teratur dan dapat memberikan manfaat potensial bagi kesehatan. Misalnya saja meningkatkan kontrol kadar gula darah dan membantu dalam upaya penurunan berat badan.
Eat-Stop-Eat
Metode at-Stop-Eat melibatkan puasa selama 24 jam penuh, dilakukan sekali atau dua kali seminggu. Puasa dimulai dari waktu sarapan hingga sarapan keesokan harinya. Setelah itu, Anda dapat kembali makan seperti biasa pada hari-hari yang tidak berpuasa.
Metode ini dapat menyebabkan efek samping yang ekstrim seperti kelelahan, sakit kepala, dan perasaan lapar yang signifikan. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan kesiapan fisik dan mental serta konsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai.
Meskipun demikian, bagi beberapa orang, metode ini dapat menjadi cara efektif untuk menyeimbangkan asupan kalori dan mencapai tujuan kesehatan tertentu.
Panduan Melakukan Puasa Intermiten dengan Tepat
Berikut adalah tips untuk melakukan puasa intermiten dengan benar agar dapat merasakan manfaatnya secara maksimal.
- Pilih makanan dengan hati-hati. Hindari makanan yang tinggi gula, lemak, atau kalori berlebih. Disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat yang kaya gizi dan seimbang.
- Pastikan untuk minum cukup air selama hari puasa untuk mencegah dehidrasi.
- Lakukan aktivitas fisik yang meningkatkan detak jantung pada hari-hari di luar puasa, seperti bersepeda atau berenang, untuk menjaga massa otot selama puasa.
Jika kondisi kesehatan Anda baik dan tertarik mencoba puasa intermiten ini, Anda dapat mencobanya. Namun, jika Anda memiliki kondisi kesehatan seperti diabetes atau gangguan lambung, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai puasa ini sebagai metode penurunan berat badan.
Selain itu, puasa intermiten tidak disarankan untuk ibu hamil, anak-anak, remaja, orang yang sedang dalam pengobatan tertentu, atau mereka yang memiliki gangguan makan.
Baca juga : Diet Defisit Kalori, Cara Efektif Turunkan Berat Badan
Rekomendasi untuk anda : Cara Menerapkan Diet Intermittent Fasting bagi Pemula