Jatengkita.id – Sunan Kalijaga dikenal sebagai ulama yang menyebarkan dakwah Islam di Pulau Jawa. Ia merupakan salah satu bagian dari Walisongo yang juga dikenal dengan nama Raden Said. Sunan Kalijaga menggunakan metode dakwah dengan lagu-lagu jawa.
Penyebaran Islam di Pulau Jawa telah berlangsung sejak abad ke-11 dan berkembang pesat sejak abad ke-13. Banyak teori yang mendukung kebenarannya diantaranya teori Gujarat, teori Persia, sampai teori Mekkah.
Dari teori teori tersebut merupakan cikal bakal masuknya islam ke Indonesia. Di pulau jawa sendiri penyebarannya cukup signifikan dimana muncul kerajaan islam pertama di pulau jawa yakni Kerajaan Demak.
Penyebaran Islam di Pulau Jawa ini tidak terlepas dari peran para tokoh besar yang kita kenal dengan sebutan Sembilan Wali atau Walisongo. Mereka menggunakan metode dakwah yang menyesuaikan dengan budaya lokal, sehingga ajaran Islam mudah diterima.
Pada masa itu, masyarakat Jawa sangat menyukai seni, sehingga menggunakan lagu dianggap memudahkan Sunan Kalijaga dalam menyebarkan ajaran Islam. Berikut lagu-lagu yang digunakan Sunan Kalijaga dalam berdakwah.
- Lir-Ilir

Lagu ini mengajak masyarakat untuk tetap bangkit dan berjuang dalam kehidupan. Secara tersirat, lagu ini merupakan ajakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Penggalan lirik “tak ijo royo-royo” menggambarkan harapan dan kesuburan iman.
Artikel terkait : Keistimewaan Lagu Lir-Ilir sebagai Media Dakwah Sunan Kalijaga
- Gundul-Gundul Pacul
Makna lagu ini mengandung filososfi kepemimpinan. Gundul melambangkan seorang pemimpin yang kehilangan kehormatan jika tidak memegang amanah dengan baik. Sementara pacul adalah alat petani yang melambangkan amanah.
- Lingsir Wengi
Selanjutnya adalah lagu lingsir wengi yang dibuat khusus oleh Sunan Kalijaga sebagai media dakwahnya. Makna lagu ini secara tersirat adalah memohon perlindungan kepada Tuhan. Namun, saat ini banyak yang menyalahartikan lagu Lingsir Wengi sebagai pemanggil makhluk halus atau lagu mengundang hantu.
- Sluku-Sluku Bathok

Mengutip dari beberapa sumber, lagu Sluku-Sluku Bathok merupakan gubahan oleh Sunan Kalijaga yang awalnya berbahasa Arab. Dalam bahasa Jawa, lagu ini memiliki arti menggelengkan kepala (berdzikir). Lagu ini memiliki makna dan nilai agama yang sangat mendalam.
Sluku-Sluku Bathok menjadi pengingat pentingnya doa dan mengingat Allah dengan berdzikir. Selain itu, lagu ini juga memberi nasihat untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena kematian bisa datang kapanpun.
Itulah lagu-lagu yang digunakan oleh Sunan Kalijaga sebagai metode untuk berdakwah mengajarkan dan menyebarkan agama islam di Indonesia khususnya Pulau Jawa. Metode ini dianggap bisa diterima masyarakat Jawa pada masa itu yang masih menganut animisme-dinamisme atau Hindu-Buddha.
Dengan menyesuaikan budaya Jawa yang kental, Sunan Kalijaga mampu membuktikan bahwa dengan tetap mempertahankan budaya asli dipadukan budaya baru, maka akulturasi tersebut bisa diterima baik oleh masyarakat.
Follow akun instagram Jateng Kita untuk informasi menarik lainnya!