Keistimewaan Lagu Lir-Ilir sebagai Media Dakwah Sunan Kalijaga

Keistimewaan Lagu Lir-Ilir sebagai Media Dakwah Sunan Kalijaga
(Gambar : Pinterest)

Jatengkita.id – Lagu “Lir-Ilir” merupakan salah satu tembang tradisional Jawa yang sangat melegenda dan kaya makna. Lagu ini dikenal luas sebagai karya Sunan Kalijaga, yaitu salah satu Wali Songo yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa pada abad ke-15 hingga 16.

Sunan Kalijaga tidak hanya dikenal sebagai seorang ulama yang bijaksana, tetapi juga sebagai budayawan yang kreatif dalam menyampaikan ajaran Islam melalui berbagai media seni dan budaya lokal, termasuk tembang-tembang Jawa seperti “Lir Ilir”.

Dengan menggunakan pendekatan kultural ini, Sunan Kalijaga mampu menyampaikan pesan-pesan dakwah Islam yang mendalam, namun tetap dapat diterima oleh masyarakat Jawa yang pada saat itu masih kental dengan tradisi Hindu-Buddha.

Makna Lirik Lagu “Lir Ilir”

Lagu “Lir Ilir” memiliki lirik yang penuh dengan simbol dan perlambang yang menggambarkan perjalanan spiritual manusia. Berikut adalah cuplikan lirik dari tembang “Lir Ilir” beserta maknanya.

Lir ilir, lir ilir, tandure wus sumilir

Bangunlah, bangunlah, tanaman sudah mulai tumbuh subur

Lirik ini menggambarkan ajakan untuk bangkit dari kelalaian spiritual dan menyadari kehadiran Allah dalam kehidupan.

Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar

Tanaman yang tumbuh hijau subur ini diibaratkan seperti kebahagiaan seorang pengantin baru. Hijau royo-royo melambangkan kesuburan iman dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan nilai-nilai Islam.

Cah angon, cah angon, penekno blimbing kuwi

Anak gembala, panjatlah pohon belimbing itu

Blimbing adalah simbol dari lima sisi yang merujuk pada lima rukun Islam.

Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro

Meskipun licin dan sulit, panjatlah untuk mencuci pakaianmu. Dodot adalah pakaian yang melambangkan amal dan perilaku. Lirik ini mengandung pesan bahwa meskipun jalan menuju ketaatan penuh rintangan, manusia tetap harus berusaha memperbaiki diri.

Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir

Pakaian yang robek di pinggir melambangkan kerusakan moral atau iman. Pesan ini menegaskan pentingnya memperbaiki akhlak dan iman yang mungkin telah ternoda.

Dondomono jlumatono kanggo seba mengko sore

Jahit dan perbaiki pakaian itu agar layak dipakai untuk menghadap nanti sore. Sore di sini melambangkan akhir kehidupan, yaitu saat manusia harus menghadap Allah.

(Gambar : istockphoto.com)

Nilai-Nilai Dakwah dalam Lagu “Lir-Ilir”

  1. Kebangkitan Spiritual

Lirik “Lir ilir, lir ilir” merupakan ajakan untuk sadar dari kelalaian duniawi dan mulai mendekatkan diri kepada Allah. Sunan Kalijaga ingin menyampaikan bahwa manusia harus selalu waspada dan tidak terjebak dalam kehidupan yang hanya mementingkan kesenangan dunia.

  1. Pentingnya Iman dan Amal

Simbol tanaman yang hijau melambangkan iman yang subur. Sunan Kalijaga menekankan bahwa iman yang kuat harus diwujudkan dalam amal perbuatan yang baik. Dengan iman yang kokoh, manusia dapat menjalani kehidupan dengan penuh keberkahan.

  1. Rukun Islam sebagai Pondasi Kehidupan

Perintah untuk memanjat pohon belimbing yang memiliki lima sisi merupakan simbol dari lima rukun Islam, yaitu syahadat, salat, puasa, zakat, dan haji. Melalui simbol ini, Sunan Kalijaga ingin mengingatkan bahwa menjalankan rukun Islam adalah kewajiban setiap Muslim.

  1. Perjuangan dalam Menjalani Hidup

Lirik “lunyu-lunyu penekno” mengandung pesan bahwa meskipun jalan hidup penuh rintangan, manusia harus tetap berusaha untuk memperbaiki diri dan menjalankan perintah Allah. Perjuangan ini adalah bagian dari ujian kehidupan yang akan mendatangkan pahala jika dijalani dengan sabar dan ikhlas.

  1. Persiapan Menghadap Allah

Simbol pakaian yang harus dijahit dan diperbaiki menggambarkan persiapan manusia untuk menghadap Allah di akhirat. Sunan Kalijaga ingin menyampaikan bahwa manusia harus selalu introspeksi dan memperbaiki amal perbuatannya sebelum datangnya kematian.

Sunan Kalijaga dan Lagu Lir-Ilir
(Gambar : Pinterest)

Pendekatan Kultural dalam Dakwah Sunan Kalijaga

Salah satu keistimewaan Sunan Kalijaga dalam berdakwah adalah kemampuannya memanfaatkan budaya lokal sebagai media penyampaian ajaran Islam. Pada masa itu, masyarakat Jawa sangat akrab dengan seni dan budaya, termasuk tembang-tembang tradisional.

Dengan memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam tembang “Lir-Ilir” Sunan Kalijaga berhasil menyampaikan pesan dakwah tanpa menimbulkan resistensi dari masyarakat yang masih memegang erat tradisi Hindu-Buddha.

Dalam budaya Jawa, “Lir Ilir” memiliki tempat yang istimewa. Lagu ini sering dinyanyikan dalam berbagai upacara adat, pertunjukan seni, dan acara keagamaan.

Selain tembang, Sunan Kalijaga juga menggunakan wayang kulit, seni ukir, dan berbagai kesenian lainnya sebagai media dakwah. Pendekatan ini tidak hanya efektif dalam menarik perhatian masyarakat, tetapi juga menciptakan akulturasi budaya yang harmonis antara Islam dan budaya Jawa.

Pilihan redaksi : Sensasi Ojek Ala Balapan MotoGP di Lereng Gunung Muria

Relevansi Lagu “Lir-Ilir” dalam Kehidupan Modern

Meskipun telah berusia ratusan tahun, lagu “Lir-Ilir” tetap relevan dalam kehidupan modern. Pesan-pesan spiritual yang terkandung dalam liriknya dapat menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu menjaga iman dan amal perbuatan.

Di tengah tantangan kehidupan yang semakin kompleks, nilai-nilai yang terkandung dalam tembang ini dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan yang penuh makna.

Selain itu, “Lir-Ilir” juga dapat menjadi media edukasi bagi generasi muda untuk memahami ajaran Islam dengan cara yang menyenangkan.

Dengan memperkenalkan lagu ini di sekolah-sekolah atau melalui media sosial, generasi muda dapat belajar tentang nilai-nilai Islam sekaligus melestarikan warisan budaya bangsa.

Pengaruh Lir Ilir dalam Dunia Musik dan Seni

Tidak hanya di lingkungan budaya tradisional, “Lir Ilir” juga telah banyak diadaptasi dalam berbagai genre musik modern. Banyak musisi yang terinspirasi oleh lagu ini dan menciptakan aransemen baru yang lebih segar tanpa menghilangkan pesan aslinya.

Beberapa grup musik gamelan, keroncong, hingga musisi pop dan jazz turut memperkenalkan “Lir Ilir” kepada generasi muda. Hal ini membuktikan bahwa lagu ini memiliki daya tarik yang universal dan tetap relevan dalam dunia musik modern.

Follow akun instagram Jateng Kita untuk update konten menarik lainnya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *