Jatengkita.id – Libur panjang di depan mata, siapa yang punya keinginan naik gunung tapi takut karena masih pemula? Berikut ini 7 Gunung di Jawa Tengah yang bisa dijajal para pemula.
Di Indonesia khususnya provinsi Jawa Tengah memiliki banyak sekali gunung-gunung yang menyuguhkan keindahan alamnya.
Namun terkadang kendala yang harus dihadapi oleh para pendaki adalah jalur yang harus dilewati sangat terjal.
Hal inilah yang terkadang membuat para pendaki pemula mengurungkan niatnya untuk mengeksplor keindahan di puncak tersebut.
Namun jangan khawatir, berikut ini adalah rekomendasi gunung di Jawa Tengah yang aman dijajal untuk para pemula!
- Gunung Andong
Gunung Andong adalah sebuah gunung di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Lokasi Gunung Andong terletak di antara Desa Ngablak di Kecamatan Ngablak dan Desa Tlogorejo di Kecamatan Grabag.
Jalan menuju Gunung Andong dari pusat Kabupaten Magelang ke Desa Girirejo berjarak sekitar 53 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam.
Secara etimologi, gunung ini memiliki aktivitas magma vulkanik yang aktif. Meski begitu, gunung ini aman untuk dijadikan tempat pendakian.
Hal lain yang membuat Andong terasa istimewa bagi para pendaki pemula adalah medan pendakian yang cenderung landai dan relatif mudah untuk dilalui.
Andong juga memiliki sejumlah jalur pendakian yang dapat dijangkau dari berbagai daerah.
Berikut akses dan jalur pendakian Gunung Andong di Magelang yang wajib diketahui oleh para pendaki pemula!
Dikutip dari laman resmi Pemkab Magelang, ada tiga rute sebagai akses menuju ke Gunung Andong yang terletak di Magelang. Adapun tiga akses yang dimaksud adalah sebagai berikut.
- Akses ke Gunung Andong dari rute selatan: Yogyakarta, Ketep Magelang, dan Purworejo
- Akses ke Gunung Andong dari rute barat: Grabag, Wonosobo, Secang, Temanggung, dan Parakan
- Akses ke Gunung Andong dari rute utara: Semarang, Salatiga, Ungaran, Boyolali dan Solo
Selain dapat diakses melalui berbagai penjuru daerah, Gunung Andong juga memiliki jalur pendakian yang berbeda-beda. Berikut enam jalur pendakian di Gunung Andong.
- Dusun Sawit, Kecamatan Ngablak
- Dusun Pendem, Kecamatan Ngablak
- Dusun Gugik, Kecamatan Ngablak
- Dusun Temu, Kecamatan Ngablak
- Dusun Kudusan, Kecamatan Grabag
- Dusun Sekar Arum Kembangan, Kecamatan Grabag
Meskipun memiliki beberapa pilihan jalur pendakian, Dusun Sawit menjadi jalur terpopuler dan paling banyak dipilih oleh para pendaki.
Alasannya karena jalur ini ramai dan mudah diakses menggunakan kendaraan. Hal ini seperti dijelaskan melalui laman resmi Visit Jawa Tengah.
Pada jalur pendakian via Dusun Sawit terdapat Basecamp Taruna Jaya Giri yang menyediakan fasilitas cukup lengkap.
Di sini terdapat masjid, toilet representatif, area parkir hingga warung-warung kecil milik warga yang dapat memudahkan para pendaki.
Basecamp Taruna Jaya Giri juga mudah dijangkau memakai kendaraan umum. Fasilitas di Basecamp Taruna Jaya Giri juga tergolong lengkap.
Ada masjid, toilet yang representatif, area parkir, serta sejumlah warung yang bisa menjadi tujuan pendaki untuk melengkapi kebutuhan.
Tiket pendakian Gunung Andong pun sangat terjangkau, hanya Rp 10 ribu dan Rp 2 ribu untuk kas Dusun Sawit. Serta tambahan biaya parkir bila pendaki membawa kendaraan pribadi.
Adapun fakta menarik mengenai gunung Andong ini yaitu :
Asal Usul dan Arti Nama Gunung Andong
Nama Gunung Andong diambil dari nama daun andong yang jadi salah satu syarat dalam ritual tradisional Jawa, seperti slametan. Adapun daun andong sendiri memiliki arti andongoo yang bermakna berdoa atau memanjatkan doa kepada Tuhan. Selain itu, nama Andong juga dipakai karena puncak gunung ini menyerupai punggung sapi. Dalam bahasa Jawa, andong memiliki arti sebagai punggung sapi.
Sejarah Gunung Andong
Gunung Andong memiliki sejarah yang berkaitan erat dengan budaya dan kehidupan masyarakat sekitarnya.
Gunung ini diyakini telah menjadi tempat peribadatan sejak zaman prasejarah. Hal ini dibuktikan dengan peninggalan berupa artefak prasejarah yang ditemukan di sekitarnya.
Selain itu, pada masa Hindu-Buddha, Gunung Andong juga dianggap sebagai tempat suci yang dihormati.
Ada beberapa candi kuno yang dapat ditemukan di kaki gunung ini, seperti Candi Gentong dan Candi Merak. Lalu, selama zaman kolonial Belanda Gunung Andong digunakan untuk memantau pergerakan danau-danau vulkanik yang potensial mengancam daerah sekitarnya.
- Menjadi tempat pendakian favorit
Hingga saat ini, Gunung Andong menjadi salah satu destinasi hiking atau pendakian gunung favorit para pendaki pemula.
Dengan ketinggian 1.726 mdpl, gunung ini juga menawarkan sensasi hiking yang istimewa. Mulai dari jalur yang tidak terjal, waktu tempuh singkat, dan pemandangan alam yang indah.
Melansir dari laman resmi Kabupaten Majalengka, Gunung Andong terletak di antara Desa Ngablak dan Tlogorejo, Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Bagi wisatawan yang ingin mendaki gunung ini, ada tiga jalur yang bisa dilewati.
Jalur tersebut adalah jalur selatan dari Purworejo, Ketep Magelang, dan Yogyakarta. Lalu, ada jalur barat dari Temanggung, Wonosobo, Grabag, Secang, dan Parakan. Selain itu, ada pula jalur utara dari Semarang, Ungaran, Salatiga, Solo, dan Boyolali.
- Memiliki Empat Puncak
Gunung Andong memiliki empat puncak gunung yang berbeda-beda. Keempat puncak tersebut adalah Puncak Makam, Puncak Jiwa, Puncak Andong, dan Puncang Alap-Alap.
Puncak-puncak ini menawarkan pemandangan 360 derajat yang berbeda dan menawan.
Dari keempat puncak tersebut, Puncak Andong adalah yang tertinggi dibanding yang lain. Sedangkan, Puncak Jiwa menjadi lokasi favorit camping ground untuk menunggu momen matahari terbit.
- Hutan wisata mangli di lereng Gunung Andong
Di lereng Gunung Andong ada Hutan Wisata Mangli yang menjadi salah satu objek wisata alam andalan Jawa Tengah.
Letak hutan wisata ini berada di dekat Jalan Nasional Rute 14 di Kecamatan Ngablak yang menghubungkan antara Kota Yogyakarta dan Semarang.
Sepanjang jalannya, Hutan Mangli ini ditanami perdu dan beberapa spesies cengkeh serta bambu, seperti bambu betung, bambu tali, bambu ater, bambu hitam, dan bambu ampel.
Tak hanya itu, sebagian teraseringnya juga dimanfaatkan warga untuk menanam berbagai komoditas sayuran, seperti kubis, wortel, kacang panjang, terong, lombok, dan jetsin. Hal ini menambah keindahan alam di Hutan Wisata Mangli dan Gunung Andong.
- Gunung Besek
Menikmati keindahan dan suasana di ketinggian puncak bukit dan gunung adalah hal yang menyenangkan.
Pesona dan pemandangan di puncak memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk melepas penat dan menghirup udara segar. Salah satunya adalah Gunung Besek di Wonogiri.
Gunung Besek memiliki ketinggian yang relatif pendek dibandingkan dengan gunung lain, yaitu 850 mdpl saja.
Gunung ini sangat cocok untuk kamu para pendaki pemula ataupun wisatawan yang ingin mencoba mendaki gunung.
Walaupun tidak setinggi gunung pada umumnya, Gunung Besek tetap menawarkan adrenalin dan pesona alam yang menarik untuk dikunjungi.
Gunung ini merupakan wisata alam yang menyuguhkan spot foto dan pemandangan yang menarik untuk dikunjungi.
Berlokasi di Dusun Bugelan, Desa Plosorejo, Kecamatan Kismantoro, Kbupaten Wonogiri. Gunung ini buka setiap hari mulai pukul 05.00 sampai 17.00 WIB.
Adapun untuk mendaki gunung ini para pendaki hanya membayar uang parkir sebesar Rp 10.000 sampai Rp. 20.000.
Untuk sampai ke titik pendakian kamu perlu terlebih dahulu ke Solo. Dari Solo, kamu bisa naik kendaraan pribadi maupun naik bus menuju ke Terminal Wonogiri.
Jika kamu naik kendaraan pribadi, kamu bisa mulai perjalanan dari Solo menuju ke Sukoharjo masuk ke Wonogiri.
Kemudian, kamu bisa mengambil jalur menuju Purwantoro. Setelah tiba di Kecamatan Kismantoro kamu harus berhati-hati karena jalanannya sudah mulai menanjak dan berkelok-kelok.
Jalur pendakian di Gunung Besek relatif cepat dan hanya membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam. Jalur pendakian menuju puncak pun sebenarnya cukup mudah.
Hanya saja, Gunung Besek dipenuhi dengan bebatuan yang cukup besar yang akan membuat tenaga dan fisikmu benar-benar diuji.
Kamu juga perlu menyiapkan perbekalan yang cukup untuk mendaki gunung ini, karena tidak akan ada warung di sepanjang perjalanan pendakian Gunung Besek.
Jalur pendakian di Gunung Besek sangat tandus pada musim kemarau dan menjadi licin di musim hujan. Terlebih saat hampir sampai di puncak kamu perlu lebih berhati-hati karena didominasi dengan bebatuan.
Gunung Besek memiliki jalur pendakian yang cukup sempit dan kanan kiri nya merupakan jurang. Perlu diketahui bahwa puncak Gunung Besek memiliki tiga bagian yaitu di Selatan, Tengah, dan Utara.
Tempat terbaik untuk menikmati suasana dan keindahan Gunung Besek adalah di tebing batu yang menjorok ke luar.
Saat musim kemarau kamu bisa melihat pemandangan layaknya sedang berada di padang savana. Tanah tandus dan bebatuan Gunung Besek mampu menghadirkan pesona yang berbeda apabila dilihat dari atas.
Jika kamu datang pada musim hujan, tempat ini akan berubah menjadi perbukitan yang mempesona.
Gundukan-Gundukan bukit sekitar Gunung Besek memberikan pesona yang menakjubkan dengan hamparan pohon hijau.
Di sini, kamu bisa mendirikan tenda dan melihat sunrise dan sunset lho. Waktu terbaik untuk datang melihat sunrise adalah pukul 4-5 subuh, sedangkan waktu terbaik melihat sunset adalah pukul setengah 5 sore.
Walaupun dipenuhi bebatuan, kamu bisa mencari lahan kosong dan datar untuk mendirikan tenda ya, jangan mendirikan tenda di puncak karena sangat berbahaya.
Bagi para pengunjung atau pun pendaki yang ingin mencoba mendaki di Gunung Besek, ada beberapa tips liburan seru dan aman yang perlu pengunjung perhatikan.
Waktu terbaik untuk berkunjung ke Gunung Besek adalah pagi maupun sore hari. Waktu ini sangat tepat karena pengunjung bisa menikmati pesona dan pemandangan yang indah di puncak Gunung Besek. Selain itu, pengunjung juga perlu memperhatikan cuaca saat ingin mendaki gunung ini.
Musim kemarau adalah saat yang tepat untuk mendaki karena akses jalan untuk menuju puncak tidak licin.
Selain itu, pengunjung sebaiknya menggunakan sepatu sandal atau sandal gunung ketika menaiki puncak.
Persiapkan peralatan dan perbekalan yang dibutuhkan agar memudahkan dalam mendaki. Pengunjung juga harus berada di tempat-tempat dengan pijakan yang aman karena kanan kirinya merupakan jurang.
Baca Juga Golden Sunrise Tercantik! Ini Pesona Keindahan Bukit Sikunir
- Gunung Gandul
Pendakian gunung ternyata tidak melulu harus dilakukan selama berjam-jam lamanya. Gunung juga tidak selalu menjulang begitu tinggi hingga ribuan meter di atas permukaan laut (mdpl).
Meski lebih pantas disebut bukit, ada pula penyebutan gunung yang ketinggiannya hanya ratusan meter. Salah satunya Gunung Gandul di Wonogiri, Jawa Tengah.
Gunung yang lokasinya berada tepat di barat Kota Wonogiri ini tingginya hanya sekitar 600 mdpl dan bisa didaki.
Mendaki Gunung Gandul bisa dimulai dari parkiran terakhir di kawasan puncak atau akhir jalan aspal yang kondisinya sudah rusak parah.
Sepeda motor masih bisa menjangkau area parkir atas. Adapun wisatawan sebelumnya harus membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang dan tiket kendaraan Rp 3.000.
‘
Dari area parkir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui anak tangga. Tampak rumput yang sudah mulai tinggi karena musim hujan.
Beberapa fasilitas, seperti tempat duduk kayu dan gubug juga tampak sudah mulai mengalami kerusakan.
Selanjutnya, perjalanan pun sampai di spot panorama Gunung Gandul Hilltop. Tampak pemandangan Kecamatan Selogiri yang memukau.
Dari kejauhan, terlihat hamparan dataran rendah dan Waduk Tandon yang tampak seperti kubangan. Di belakang waduk, ada Gunung Tenong yang terlihat seperti Bukit Belakang Sekolah di kartun Doraemon.
Masih ada jalan tangga ke arah selatan. Ikuti jalan itu dan perjalanan sampai juga di ujung jalan tangga. Sampai puncak Gunung Gandul Terdapat batu besar yang nyaris vertikal setinggi 3-4 meter.
Pendaki akan memanjat batu ini. Namun, sudah dibuat pijakan di batu sehingga bisa ditapaki. Meski begitu, batu masih terlihat curam.
Tidak butuh waktu lama untuk memanjat batu itu. Sesampainya di ujung batu, jalur seolah tidak ada. Namun, jalan ada di celah sempit antara dua batu yang sudah agak tertutup tanaman.
Waduk Tandon dengan latar belakang Gunung Tenong, dilihat dari Gunung Gandul. Memanjat sejenak, perjalanan pun akhirnya sampai juga di Puncak Gunung Gandul Wonogiri Kondisi puncak terdiri dari batu datar yang tidak terlalu luas.
Tidak ada tempat mendirikan tenda karena hanya terdiri dari batu-batu. Di puncak, tampak pemandangan 360 derajat, meski sisi selatan agak terhalang tanaman yang mulai cukup tinggi.
Jika cuaca cerah, Gunung Lawu akan menampakkan dirinya di kaki langit. Kota Wonogiri dilihat dari puncak Gunung Gandul.
Sementara itu meski agak terhalang tanaman, sisi selatan menampilkan keindahan panorama pegunungan dan bagian kecil Waduk Gajah Mungkur.
Setelah puas menikmati pemandangan, waktunya turun. Pendaki harus berhati-hati saat turun karena kondisinya curam.
Saat sampai batu vertikal, pilih yang lewat celah dua batu karena lebih aman dan tidak terlalu curam. Setelah sampai kembali di anak tangga, maka perjalanan turun tidak lagi sulit.
- Gunung Sepikul
Destinasi ini berlokasi di Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, Sukoharjo. Jarak dari pusat Kota Sukoharjo menuju Gunung Sepikul sekitar 15 kilometer dengan waktu tempuh kurang-lebih 30 menit.
Rute termudah untuk menuju Gunung Sepikul dari Kota Sukoharjo adalah melewati jalan utama Sukoharjo-Wonogiri ke arah selatan.
Setelah sampai di Terminal Giri Adipura, perjalanan berlanjut ke arah barat di Jalan Wonogiri-Klaten. Ikuti jalan Wonogiri-Klaten sejauh sekitar 6,5 kilometer.
Belok kiri di sebuah perempatan kecil. Selanjutnya tinggal ikuti plang petunjuk arah menuju Gunung Sepikul yang sudah dibuat warga setempat.
Jalur pendakiannya pun mudah. Memang untuk sampai ke puncak jalurnya menanjak. Namun tanjakannya tidaklah terjal.
Tanjakan yang cukup terjal hanya ada menjelang puncak, tetapi masih cukup mudah untuk dilalui. Rute tercepat untuk mencapai Gunung Sepikul dari Kota Sukoharjo adalah melalui jalan utama Sukoharjo–Wonogiri ke arah selatan.
Gunung Sepikul menarik minat banyak wisatawan karena keindahan alamnya. Pengunjung objek wisata ini bahkan berasal dari warga lokal dan mancanegara.
Gunung Sepikul cocok bagi mereka yang ingin merasakan sensasi mendaki gunung untuk pertama kalinya.
Puncak gunung ini tidak terlalu tinggi, sehingga dapat ditempuh dalam waktu 10–15 menit berjalan kaki. Salah satu gunung kesohor di Sukoharjo tersebut, memiliki jalur pendakian yang mudah sehingga tidak terlalu berbahaya.
Begitu sampai di puncak gunung, pendaki akan melihat pemandangan memesona yang tersaji di depan mata. Pendaki bisa melihat hamparan sawah di sekitar kawasan Gunung Sepikul.
Di sisi selatan dan tenggara, akan tampak jajaran pegunungan berukuran besar dan memanjang menyerupai benteng hijau raksasa.
Salah satu puncak dari pegunungan yang paling tinggi dan dekat dengan Gunung Sepikul adalah Gunung Gajah Mungkur.
Sedangkan di sebelah timur, pendaki bisa melihat Gunung Lawu yang menjulang setinggi 3.265 meter di atas permukaan laut.
Untuk tarif masuk ke kawasan Gunung Sepikul pun sangat terjangkau, sebab pengunjung hanya perlu membayar Rp5.000 saja.
- Gunung Gajah Mungkur
Lokasinya di Dusun Kerjo, Kedungsono, Bulu, Sukoharjo. Dari jarak cukup dekat, puncak gunung itu terdiri atas dua batu sangat besar.
Dilihat dari kejauhan kedua batu itu seperti hanya bersebelahan. Namun, warga menginformasikan jarak keduanya lebih kurang 50 meter.
Menurut warga Tegalsari, Kepatihan, yang berbatasan dengan Kedungsono, puncak gunung itu dapat dicapai dengan berjalan kaki melalui Kerjo. Namun, medannya sangat curam dan terjal.
Gunung Gajah Mungkur sangat cocok bagi pehobi tracking atau pendakian terutama bagi pemula. Ketinggian gunung tak lebih dari 500 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Puncak Gunung Gajah Mungkur bernama Laskar Pelangi menjadi spot paling menarik bagi para pemburu sunset. Mereka bisa menikmati matahari menghilang di bawah garis cakrawala.
Di Gunung Gajah Mungkur kita dapat melihat ketinggian dari atas gunung dengan menikmati pemandangan alam yang terbuka jelas dengan leluasa.’
Terdapat hamparan persawahan Kabupaten Sukoharjo yang tampak begitu luas, karena memang Sukoharjo terkenal dengan julukan sebagai Lumbung Padi Jawa Tengah karena luas sawahnya.
Selain itu, di sebelah timur laut kita dapat melihat Gunung lawu dengan jelas, dan di bentang timur yang terbuka lah tentunya akan menjadikan tempat sunrise yang terlihat jelas, di saat cuaca cerah.
Tak hanya pada saat cuaca cerah. Pada malam hari pun pada puncak Gunung Gajah Mungkur, meski gelap, tetapi tetap terlihat indah karena terdapat cahaya dari kawasan sekitarnya yang begitu menawan.
Puncak Gunung Gajah Mungkur juga bisa menjadi spot terbaik untuk mengabadikan momen milky way atau gugusan bintang di langit.
- Gunung Sindoro
Gunung Sindoro atau Gunung Sundoro (puncak ketinggian 3.153 mdpl) merupakan sebuah gunung volkano aktif yang terletak di Jawa Tengah, Indonesia, dengan Temanggung sebagai kota terdekat.
Sindoro terletak berdampingan dengan Gunung Sumbing. Gunung sindara dapat terlihat jelas dari puncak sikunir dieng
Kawah yang disertai jurang dapat ditemukan di sisi barat laut ke selatan gunung, dan yang terbesar disebut Kembang.
Sebuah kubah lava kecil menempati puncak gunung berapi. Sejarah letusan Gunung Sindara yang telah terjadi sebagian besar berjenis ringan sampai sedang (letusan freatik).
Dilihat dari ukurannya, Sindoro merupakan jalur pendakian yang mudah dan bisa menjadi pengantar yang bagus untuk pendakian di Indonesia.
Dari puncak terdapat pemandangan indah ke arah Sumbing, Merapi, Merbabu, Ungaran, Slamet, dataran tinggi Dieng, Gunung Prau, dan pantai utara Jawa.
Pemandangan matahari terbit di Gunung Sindoro sangat luar biasa sehingga layak untuk didaki semalaman.
Berkemah di puncak tidak disarankan karena terdapat gas beracun di dekat kawah puncak. Kawah beracun ini telah terjadi sejak tahun 2011 dan seorang pendaki meninggal saat berkemah di dekat kawah pada tahun 2013.
Sebaiknya tunggu hingga jam 7 pagi untuk mengintip ke dalam kawah aktif, dan tidak berlama-lama di dekat gas.
Di puncak, sebenarnya terdapat dua kawah dalam yang bersebelahan dan kawah ini telah berubah secara dramatis selama dekade terakhir seiring dengan meningkatnya aktivitas gunung berapi.
Untuk menuju gunung tersebut Bus antara Purwokerto dan Semarang beroperasi melalui Kledung. Dari Yogyakarta, naik bus ke Magelang dan bus kedua ke Wonosobo.
Kledung hanya berjarak kurang dari 3 jam dari Yogyakarta atau Semarang dengan mobil. Jalur Sigedang berjarak sekitar 2,5 jam dari Pekalongan dan Semarang di mana terdapat stasiun kereta api.
Weleri, yang terletak di antara kedua kota tersebut hanya berjarak 1,5 jam dari ujung jalan setapak di Sigedang dan Bansari, namun sangat sedikit kereta kelas eksekutif yang berhenti di sini.
Selain itu, perjalanan dari Weleri ke ujung jalur utara dan timur biasanya memerlukan beberapa kali perjalanan bus singkat sehingga meskipun merupakan rute akses terpendek dan terdekat.
Waktu yang dibutuhkan bisa sama lamanya dengan perjalanan menuju atau dari Purwokerto.
Di Gunung Sindoro terdapat 6 jalur pendakian resmi. Pertama, jalur Kledung yang berada di Temanggung dan berbatasan dengan Wonosobo ini merupakan jalur pendakian terpopuler Gunung Sindoro karena lokasi basecamp pendakiannya dekat dengan jalan provinsi.
Kedua jalur Alang-Alang Sewu yang berlokasi di Dusun Anggrunggondok, Kecamatan Kertek, Wonosobo. Jalur Alang-Alang Sewu ini bisa dijadikan alternatif apabila jalur Kledung terjadi antrean panjang.
Ketiga, jalur Ndoro Arum sering disebut sebagai Jalur Naga, lantaran di kedua sisi jalurnya terdapat jurang yang membuatnya mirip punggungan naga. Sebaiknya berhati-hati saat melewati jalur ini.
Selanjutnya yang keempat terdapat jalur Sigedang yang ada di sebelah selatan lereng Gunung Sindoro. Jalur Sigedang ini letaknya dekat Dataran Tinggi Dieng dan masuk ke Kabupaten Wonosobo.
Di sekitar basecamp pendakian Sigedang ini dipenuhi hamparan kebun teh.
Kelima, jalur Bansari yang terletak di Kabupaten Temanggung dan paling dekat dengan daerah perkotaannya. Jalur ini bisa dijadikan alternatif jalur Kledung yang berada di Temanggung kalau jalurnya penuh.
Keenam, jalur Bedakah berada di sebelah kiri jalur Alang-Alang Sewu. Dalam hal lokasi, jalur Bedakah ini terbilang dekat dengan perkotaan Wonosobo. Tapi untuk urusan trasportasi, lebih mudah ke jalur Kledung.
- Gunung Prau
Gunung Parahu adalah salah satu gunung di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, Indonesia memiliki ketinggian puncak 2.590 mdpl terletak pada koordinat 7°11′13″S 109°55′22″E.
Gunung ini merupakan tapal batas empat kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo.
Puncak dari gunung Parahu merupakan padang rumput luas yang memanjang dari barat ke timur. Bukit-bukit dan sabana dengan sedikit pepohonan dapat dijumpai pada puncaknya.
Gunung ini menjadi salah satu tujuan pendakian utama di Dataran Tinggi Dieng sebagai salah satu spot sunrise favorit bagi wisatawan.
Setidaknya ada enam jalur yang umum digunakan untuk mendaki Gunung Prau, yaitu:
- Jalur Dieng, Kalilembu, dan Patak Banteng, Kejajar, Wonosobo untuk pendaki dari arah barat daya atau selatan.
- Jalur Igirmranak, Kejajar, Wonosobo (dari arah tenggara)
- Jalur Kenjuran, Sukorejo, Kendal (dari arah timur)
- Jalur Pranten, Bawang, Kabupaten Batang (dari arah barat laut)
- Jalur Wates, Temanggung (dari arah tenggara)
- Jalur Ngelak, Batang (dari arah utara)
Dari keenam jalur tersebut, jalur pendakian Gunung Prau via Patak Banteng adalah jalur termudah dan tersingkat untuk pendaki pemula.
Sementara jalur pendakian Gunung Prau via Dwarawati merupakan jalur pendakian tercepat untuk sampai ke puncak Gunung Prau.
Karena desa Dieng sudah sangat tinggi, maka pendakian menuju puncaknya relatif singkat dan mudah (2.600m).
Pemandangannya benar-benar spektakuler saat menyambut fajar matahari, mungkin jadi pemandangan terbaik di Jawa Tengah.
Gunung Prau bisa ditempuh dalam waktu singkat, bahkan melalui jalur Patak Banteng hanya 2 jam saja untuk naik.
Para pendaki tak harus berkemah, dari basecamp sejak sebelum subuh sudah dapat mulai melakukan perjalanan mendaki dan sampai tepat saat matahari di cakrawala.