Jatengkita.id – Puskesmas Gunungpati baru-baru ini menerapkan inovasi baru dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya Tuberkulosis (TBC). Pemutaran jingle TBC di ruang tunggu Puskesmas menjadi salah satu langkah preventif yang diusulkan melalui sebuah policy brief.
Policy brief tersebut berfokus pada pentingnya media kreatif dalam menyebarkan informasi kesehatan kepada masyarakat luas. Jingle ini diputar secara rutin untuk memberikan informasi kepada pengunjung Puskesmas tentang gejala, cara penularan, dan pencegahan TBC.
Langkah ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak orang dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya deteksi dini serta tindakan pencegahan.
Policy Brief sebagai Dasar Implementasi
Policy brief yang disusun oleh mahasiswa program studi kesehatan masyarakat Universitas Negeri Semarang, Nikmatul Ilma Al Kautsar, memberikan argumen kuat mengenai perlunya inovasi dalam strategi promosi kesehatan.
Salah satu poin utama dalam policy brief tersebut adalah bahwa informasi kesehatan yang disampaikan melalui media audio-visual, seperti jingle, lebih mudah diterima dan diingat oleh masyarakat dibandingkan metode konvensional seperti poster atau brosur.
Jingle juga memungkinkan pesan kesehatan terus berulang selama pengunjung berada di ruang tunggu. Dalam policy brief itu juga disebutkan bahwa pemutaran jingle adalah langkah yang efektif dan efisien karena membutuhkan biaya yang relatif rendah.
Meski demikian, langkah ini dinilai bisa memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Kepala Bidang Promosi Kesehatan Puskesmas Gunungpati, Helmy Grace, berharap cara ini efektif untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat.
“Dengan pemutaran jingle, kami berharap masyarakat bisa lebih memahami gejala dan pencegahan TBC. Sehingga, mereka dapat segera memeriksakan diri ke Puskesmas jika ada gejala,” ujarnya.
Respon Positif dari Masyarakat
Sejak jingle mulai diputar, Puskesmas Gunungpati menerima banyak respon positif dari pengunjung. Banyak yang merasa pesan yang disampaikan melalui lagu sederhana itu lebih mudah diingat.
“Saat mendengarkan jingle ini, saya jadi tahu bahwa batuk lebih dari dua minggu bisa jadi gejala TBC. Informasi ini sangat bermanfaat karena biasanya saya tidak tahu tentang gejala penyakit ini,” ujar salah satu pengunjung Puskesmas.
Respon serupa juga datang dari beberapa pengunjung lainnya yang merasa terbantu dengan adanya jingle tersebut. Mereka menilai bahwa penggunaan musik dan lirik edukatif sangat membantu dalam menyampaikan informasi kesehatan yang serius namun dengan cara yang ringan.
Keberlanjutan Program Edukasi TBC
Selain pemutaran jingle TBC, Puskesmas Gunungpati juga terus mengembangkan strategi lain untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Policy brief ini menjadi dasar bagi upaya-upaya berkelanjutan dalam penyebaran informasi kesehatan.
Di masa mendatang, Puskesmas berencana untuk menambah durasi pemutaran jingle TBC. Mereka juga memperluas cakupan edukasi melalui media sosial dan kegiatan penyuluhan langsung.
“Puskesmas Gunungpati tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga pencegahan. Jingle ini hanyalah salah satu cara kreatif yang kami lakukan. Ke depannya, kami akan memperbanyak media edukasi, baik di Puskesmas maupun di komunitas, agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya mencegah TBC,” ujar Kepala Tata usaha Puskesmas Gunungpati, Destya Sari.
Dengan langkah-langkah inovatif seperti ini, Puskesmas Gunungpati berharap angka kasus TBC di wilayahnya dapat terus ditekan. Hal ini juga sekaligus memperkuat upaya pencegahan yang melibatkan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat.
Artikel terkait : Puskesmas Gunungpati Rilis Jingle Unik, Ajak Warga Lawan TBC