Sering Pusing Saat Bangun Tidur? Simak 7 Solusinya!

Sering Pusing Saat Bangun Tidur? Simak 7 Solusinya!
(Gambar : istockphoto.com)

Jatengkita.id – Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab pusing saat bangun tidur, mulai dari masalah kesehatan ringan hingga gangguan yang lebih serius. Bangun tidur seharusnya menjadi momen yang menyegarkan.

Namun, bagi sebagian orang, rasa pusing yang muncul saat bangun tidur justru mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini tidak hanya membuat tubuh terasa lemas tetapi juga dapat memengaruhi produktivitas.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh penyebab utama pusing saat bangun tidur beserta cara efektif untuk mengatasinya.

  1. Dehidrasi

Dehidrasi menjadi salah satu penyebab paling umum pusing saat bangun tidur. Selama tidur, tubuh tetap aktif menjalankan proses metabolisme, yang menyebabkan kehilangan cairan melalui pernapasan dan keringat.

Ketika asupan cairan sebelum tidur tidak mencukupi, tubuh bisa kekurangan cairan, sehingga aliran darah ke otak terganggu, yang akhirnya menyebabkan pusing. Gejalanya meliputi mulut terasa kering dan lengket saat bangun, rasa haus yang intens, dan kepala terasa ringan atau seperti berputar.

Untuk mengatasinya, minumlah air sebelum dan sesudah tidur untuk menggantikan cairan yang hilang. Batasi konsumsi minuman diuretik seperti minuman berkafein atau beralkohol pada malam hari. hal ini dikarenakan kedua jenis minuman tersebut dapat meningkatkan kehilangan cairan tubuh.

Selain itu, penuhi kebutuhan cairan harian, yaitu sekitar 2–3 liter per-hari, disesuaikan dengan aktivitas dan kebutuhan individu.

2. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi Ortostatik)

Hipotensi ortostatik atau tekanan darah rendah yang terjadi saat perubahan posisi tubuh secara tiba-tiba adalah penyebab lain pusing di pagi hari. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak mampu menyesuaikan tekanan darah dengan cepat setelah seseorang bangkit dari posisi tidur atau duduk, sehingga aliran darah ke otak berkurang sesaat.

Gejalanya meliputi pusing atau kepala terasa melayang saat berdiri tiba-tiba, pandangan kabur sementara, dan sensasi seperti ingin pingsan. Untuk mengatasinya, bangunlah secara perlahan. Hindari bangkit dari tempat tidur secara tiba-tiba.

Duduklah sejenak di tepi tempat tidur sebelum berdiri untuk memberikan waktu bagi tubuh menyesuaikan tekanan darah. Selanjutnya, tingkatkan konsumsi garam, seperti sup atau kaldu, sesuai rekomendasi dokter untuk membantu meningkatkan tekanan darah.

Dehidrasi dapat memperburuk hipotensi ortostatik, jadi pastikan tubuh terhidrasi dengan baik sepanjang hari. Periksa kondisi kesehatan jika hipotensi ortostatik sering terjadi. Konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Hal tersebut bisa menjadi tanda gangguan kesehatan tertentu, seperti gangguan fungsi saraf atau masalah jantung.

3. Sleep Apnea

pusing saat bangun tidur
(Gambar : istockphoto.com)

Sleep apnea adalah gangguan tidur serius yang terjadi ketika pernapasan berhenti sementara selama tidur. Kondisi ini dapat menyebabkan otak kekurangan oksigen, sehingga memicu rasa pusing atau lelah saat bangun tidur.

Sleep apnea sering tidak disadari oleh penderita, tetapi gejalanya dapat diamati oleh pasangan tidur atau anggota keluarga. Jika tidak ditangani, sleep apnea dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan serius, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.

Gejala dari gangguan ini di antaranya mendengkur keras, yang sering kali disertai dengan henti napas, erasa lelah atau mengantuk sepanjang hari meskipun tidur cukup, dan napas tersendat atau terhenti selama beberapa detik saat tidur. Hal ini sering kali diikuti dengan dengusan keras atau terbangun tiba-tiba.

Konsultasi medis dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan ini. Temui dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Dokter mungkin akan menyarankan polisomnografi (tes tidur) untuk mendiagnosis kondisi ini. Selain itu juga bisa terapi Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). Perangkat ini akan membantu menjaga jalan napas tetap terbuka saat tidur.

Penderita juga bisa melakukan perubahan gaya hidup. Misalnya, menjaga berat badan ideal, menghindari konsumsi alkohol sebelum tidur, dan memosisikan tidur miring untuk mengurangi risiko penyumbatan jalan napas.

4. Hipoglikemia (Gula Darah Rendah)

Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah dalam tubuh turun di bawah batas normal. Kondisi ini umum dialami oleh penderita diabetes, terutama mereka yang menggunakan insulin atau obat penurun gula darah.

Ketika kadar gula darah menurun drastis saat tidur, hal ini dapat memicu rasa pusing, lemas, atau bahkan kebingungan saat bangun tidur. Hipoglikemia memiliki gejala berupa lemas, gemetar, atau tidak stabil. muncul keringat dingin, terutama di malam hari, dan sulit berkonsentrasi atau merasa bingung, terutama setelah bangun tidur.

Kondisi ini dapat diatasi dengan mengonsumsi makanan ringan yang mengandung karbohidrat kompleks sebelum tidur, seperti roti gandum atau oatmeal, untuk membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Hindari makanan atau minuman dengan indeks glikemik tinggi sebelum tidur karena dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang diikuti oleh penurunan drastis. Jika gejala hipoglikemia sering terjadi, konsultasikan dengan dokter untuk menyesuaikan dosis obat atau pola makan Anda.

5. Postural Vertigo

(Gambar : istockphoto.com)

Postural vertigo atau benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan yang disebabkan oleh gangguan pada telinga bagian dalam. Vertigo ini sering dipicu oleh perubahan posisi kepala yang tiba-tiba, seperti bangun dari posisi tidur atau menunduk terlalu cepat.

Penderita akan mengalami sensasi berputar yang intens, terutama saat mengubah posisi kepala. Mereka juga akan kehilangan keseimbangan atau merasa goyah dan mual atau muntah akibat sensasi pusing yang parah.

Untuk mengatasinya, hindari perubahan posisi yang mendadak, terutama saat bangun tidur. Duduklah sejenak sebelum berdiri.

Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan terapi rehabilitasi vestibular atau latihan reposisi partikel, seperti latihan Epley yang dirancang untuk mengatasi gangguan telinga bagian dalam. Gunakan bantal tambahan untuk menjaga kepala tetap stabil selama tidur.

Follow kami di Instagram untuk info menarik lainnya : Kurangi Stres, Cegah Mengigau

6. Kualitas Tidur yang Buruk

Tidur yang tidak berkualitas atau kurang tidur dapat menyebabkan kelelahan otak dan tubuh. Hal ini sering kali memicu rasa pusing, lemas, atau sulit fokus saat bangun tidur. Kualitas tidur yang buruk dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, insomnia, atau gangguan tidur lainnya.

Gejala akibat kualitas tidur yang kurang baik meliputi sering terbangun di malam hari atau sulit kembali tidur, merasa tidak segar atau lelah meskipun sudah tidur cukup lama. dan kesulitan fokus, lemah konsentrasi, atau mudah merasa letih sepanjang hari.

Untuk mengatasi kondisi ini, penderita perlu menetapkan jadwal tidur yang konsisten, tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, termasuk di akhir pekan. Selain itu, memastikan lingkungan nyaman dengan kamar tidur yang pencahayaannya redup, suhu yang sejuk, dan bebas dari kebisingan.

Penderita juga perlu menjaga stimulan dengan mengurangi konsumsi kafein di sore hari dan menghindari penggunaan gadget satu hingga dua jam sebelum tidur untuk membantu tubuh rileks.

Meningkatkan kualitas tidur bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga mental, sehingga membantu mengurangi pusing saat bangun tidur.

Tips Tambahan untuk Mencegah Pusing Saat Bangun Tidur

  1. Posisi Tidur yang Baik
    Tidur telentang atau miring dapat membantu mengurangi tekanan pada leher dan kepala, sehingga mengurangi risiko pusing.
  2. Perbaiki Pola Hidup
    Hindari rokok, alkohol, dan makanan berat sebelum tidur untuk mendukung tidur yang berkualitas.
  3. Aktivitas Fisik
    Lakukan olahraga ringan secara teratur untuk meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga kesehatan jantung.
  4. Konsultasi Dokter
    Jika pusing berlanjut atau disertai gejala lain seperti nyeri kepala hebat atau penglihatan kabur, segera periksakan diri ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.