Jatengkita.id – Komunitas Forum Lingkar Pena (FLP) memang rutin memfasilitasi banyak anggotanya untuk belajar menulis dan melakukan kegiatan literasi sejak puluhan tahun lalu.
Tak heran FLP eksis hingga saat ini berkat kegiatan rutin di berbagai daerah yang juga menjadi cabang dari komunitas yang dulu bermula dari masjid di Universitas Indonesia (UI).
Kiprah komunitas yang kini menjadi organisasi ini menjadi semakin berpengaruh dan tetap relavan hingga saat ini. Kaderisasinya pun berjalan, sehingga sejatinya Indonesia tidak kehilangan komunitas untuk membangkitkan semangat berliterasi dan komunitas untuk berlatih menulis.
Sejarah FLP
Organisasi ini bermula dari pertemuan para pendiri yang memiliki kesamaan latar belakang dan berasal dari Universitas Indonesia.
Bermula pada tahun 1997, Helvy Tiana Rosa mengajak Asma Nadia, Muthmainnah, dan beberapa teman dari Fakultas Sastra Indonesia UI untuk bertemu di masjid Ukhuwah Islamiyah UI.
Pada pertemuan ini, dimulai diskusi soal minat membaca dan menulis di kalangan remaja Indonesia yang berujung pada simpulan bahwa masyarakat butuh bacaan yang bermutu. Tak hanya itu, peserta diskusi juga melihat bahwa banyak anak muda yang ingin berkiprah dalam bidang penulisan.
Namun, mereka terhambat oleh tidak adanya pembinaan untuk terus meningakkan kualitas tulisan. Padahal, tulisan adalah sebuah alat sekaligus medium yang sangat penting dan efektif untuk mentransformasi gagasan pada orang lain.
Pada 22 Februari 1997, forum yang bermula dari sebuah diskusi di masjid kampus UI ini pun didirikan. Mereka menamainya dengan Forum Lingkar Pena dan berdiri di bawah Yayasan Prakarsa Insan Mandiri (Prima). Pada tahun 20223, yayasan ini berganti menjadi Yayasan Lingkar Pena di tahun 2003.
Helvy Tiana Rosa menjadi ketua FLP pertama dengan ajumlah anggota tak lebih dari 30 orang. Kini, keanggotaannya telah berkembang berkali-kali lipat jumlahnya.
Perkembangan FLP pun tak bisa dipisahkan dari majalah Annida yang mulanya menjadi “media persemaian” para penulis FLP Helvy Tiana Rosa pada saat memimpin FLP untuk pertama kali juga merupakan seorang jurnalis di media tersebut.
Berkat kebaikan hati General Manager yang menaungi majalah Annida, Ummi, dan Saksi, yaitu Ahmad Mabruri pun memberi ruang bagi anggota FLP untuk berekspresi. Mereka mengirim dan menerbitkan karya-karya personal melalui majalah Annida.
Tak hanya Annida, peran Helvy Tiana Rosa yang mengajak beberapa penerbit untuk bekerjasama dengan FLP pun sangat berpengaruh.
Penerbit Asy Syaamil dan Mizan pun kemudian menjadi medium bagi anggota FLP untuk menerbitkan karya berkualitas. Hingga kini, ratusan penerbit di Indonesia telah bekerja sama dengan organisasi FLP.

FLP Saat Ini
Kini, anggota FLP telah tersebar di berbagai kota di Indonesia, bahkan di berbagai benua. Organisasi yang didirikan oleh para aktivias dan penulis ini kini telah ada di benua Asia, Eropa, Afrika, Australia, bahkan di Amerika Serikat.
Data terakhir per Desember 2018, jumlah anggota FLP yang berhasil terdata dalam database sebanyak 2865 orang. 2357 di antaranya telah memiliki NRA (Nomor Registrasi Anggota) dan tersebar di 32 wilayah dan 85 cabang se-Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk anggota di luar negeri.
Anggota atau aktivisnya pun memliki beragam latar belakang, mulai dari pejabat, guru, dosen, peneliti, aktivis, ibu rumah tangga, mahasiswa, hingga siswa dan anak-anak.
Konten-konten yang diproduksi oleh FLP saat ini pun sangat beragam, mulai dari karya fiksi, nonfiksi, hingga film yang biasa diunggah atau disebarkan secara online maupun offline.
Saat ini, FLP memiliki beragam saluran online yang biasa digunakan sebagai medium berbagi kegiatan dan informasi seputar agenda-agenda FLP. Di Instagram, FLP memiliki akun bernama @flpoke, YouTube Forum Lingkar Pena, Fanspage Facebook Forum Lingkar Pensa, dan X dengan nama @flpoke.
Kamu bisa mengunjungi akun organisasi ini untuk menggali informasi seputar kegiatan mereka. Kamu juga bisa bergabung menjadi anggota dan berlatih menulis melalui workshop menulis yang rutin dilakukan.
Jadi, apakah sekarang kamu baru tertarik untuk bergabung menjadi anggora FLP? Atau sekadar ingin mengikuti workshopnya?
Baca juga : Mengenal Afifah Afra, Srikandi Literasi Asal Surakarta