Deretan Hewan Purba Ini Sudah Punah di Muka Bumi

Deretan Hewan Purba Ini Sudah Punah di Muka Bumi
Red Colobus Miss Waldron (Gambar : Pinterest)

Jatengkita.id – Selain Dinosaurus yang lebih kita tahu punah lebih dulu, ada banyak hewan purba lain yang sudah tidak bisa kita jumpai hidup di bumi, loh! Hilangnya habitat mereka disebabkan perbuatan manusia atau hal lainnya.

Ada beberapa faktor penyebab kepunahan diantaranya aktivitas manusia seperti penebangan liar, pembakaran hutan, hingga perburuan yang merajelela.

Kepunahan juga disebabkan karena adanya bencara alam besar pada habitat hewan serta rendahnya tingkat populasi. Populasi sendiri adalah kelompok tumbuhan atau hewan yang memiliki kesamaan karakteristik. Rendahnya tingkat populasi dapat memicu terjadinya kepunahan spesies.

Kepunahan spesies berada di tingkat mengkhawatirkan. Menurut World Wide Fund for Nature (WWF), setiap tahun ada sekitar 10 ribu spesies hilang selamanya dari muka bumi. Perubahan dan perkembangan mahluk hidup terjadi tentunya menyesuaikan kondisi lingkungan sekitarnya.

Seiring berjalannya waktu, hewan dan tumbuhan di dunia ini berubah karena beberapa peristiwa yang telah terjadi, sehingga menyebabkan hilangnya spesies hewan tertentu. Misalnya yang terjadi pada dinosaurus yang sempat menguasai dunia.

Namun, hilangnya suatu spesies hewan bisa saja terjadi akibat aktivitas makhluk hidup lain, seperti karena populasi hewan pemangsa yang tinggi. Berikut adalah daftar beberapa hewan purba yang pernah hidup di muka bumi yang kini telah punah.

  1. Badak Hitam Afrika Barat

Adanya perburuan besar terhadap hewan yang satu ini membuatnya punah dan tak ada lagi di muka bumi. Mereka dinyatakan punah pada tahun 2011. Afrika pernah memiliki empat subspesies dari makhluk ikonik ini.

Salah satu ciri khas badak hitam adalah bibir atasnya yang runcing dan agak memanjang. Panjangnya 33.8 meter, tinggi 1.4-1.7 meter, dan berat 800-1.300 kilogram. Hewan ini memiliki dua tanduk dengan ukurannya masing-masing, yaitu 0.5-1.3 meter dan yang lain berukuran di antara 2-55 sentimeter.

(Gambar : nationalgeographic.grid.id)

Badak hitam hidup kisaran 40 hingga 50 tahun. Pada dasarnya, mereka kini hanya ditemukan di Afrika Selatan. Badak hitam memiliki beberapa perbedaan mencolok dari badak putih, terutama dalam hal ukuran dan perilaku. Badak hitam lebih kecil daripada badak putih.

Pada tahun 1930-an, dilakukan tindakan pelestarian untuk melindungi spesies tersebut dan ternyata jumlahnya semakin menurun. Badak hitam Afrika Barat terakhir terlihat di Kamerun pada 2006 dan dinyatakan punah secara resmi pada 2011.

Mereka adalah spesies kunci yang membentuk lingkungan dan mendistribusikan nutrisi dan benih. Kebiasaan mereka berkubang di lumpur membuat lubang air tetap terbuka dan juga menyebarkan tanah yang kaya nutrisi.

  1. Sapi Laut Steller (Dugong)

Dugong (Dugong sp) dan manatee (Trichechidaesp) adalah dua famili yang masih ada dalam ordo Sirenia atau sapi laut. Hewan yang tergabung dalam ordo Sirenia berjumlah lima spesies. Nama Sirenia berasal dari mitologi Yunani yang berarti putri duyung. 

Sapi Laut Steller memiliki ukuran tubuh paling besar. Panjangnya bisa sampai 10 meter dengan berat mencapai 10 ton dan panjang tubuh manatee maksimal hingga 4.6 meter.

Sapi Laut Steller dinamai berdasarkan nama seorang naturalis yang menemukannya pada 1741, yaitu George Steller. Dipercaya bahwa sapi laut stellers berukuran setidaknya 8-9 meter dengan berat sekitar 8-10 ton.

Gambar antik sapi laut Steller.
(Gambar : bbc.com)

Ia pertama kali ditemukan di Samudera Pasifik bagian utara. Dulunya, ketika pertama kali ditemukan ada sekitar 2.000 ekor sapi laut. Sapi laut banyak ditangkap pemburu karena sering berenang di permukaan.

Hewan purba yang juga disebut Dugong ini tersebar luas di wilayah pesisir Indo-Pasifik, tropis, dan subtropis dan dapat ditemukan di 48 negara. Mereka lebih suka teluk dan saluran dangkal yang terlindungi, tetapi dapat ditemukan di sepanjang landas kontinen di kedalaman air hingga 33 meter.

Manatee Afrika Barat ditemukan di laguna, sungai, dan muara dari Senegal/Mauritania hingga Angola Selatan. Sapi Laut Steller dinyatakan punah pada 1768, hanya 27 tahun sejak pertama kali ditemukan.

  1. Lumba-lumba Sungai Yangtze (China)

Hewan purba selanjutnya yang mengalami kepunahan adalah lumba-lumba Yangtze yang merupakan hewan yang hidup di air tawar, tepatnya di Sungai Yangtze, Cina. Hewan air tawar pemalu seukuran manusia ini memiliki mulut panjang seperti hidung Pinokio yang membedakannya dari lumba-lumba sungai lainnya.

Lumba-lumba Baiji Sungai Yangtze (Lipotes vexillifer) merupakan mamalia air berwarna pucat dan tak seanggun lumba-lumba laut. Namun, lumba-lumba ini punya kemampuan ekolokasi (mengeluarkan bunyi dan mengindra pantulan bunyi tersebut dari benda di sekitarnya) lebih hebat.

Lumba-lumba Sungai Yangtze
(Gambar : bbc.com)

Lumba-lumba Sungai Yangzte memiliki tubuh ramping yang memudahkannya untuk berenang. Siripnya berbentuk sedikit bulat pada ujungnya dengan bentuk seperti paruh. Moncongnya yang panjang dan runcing memiliki 30 hingga 36 gigi di kedua rahangnya.

Lumba-lumba Sungai Yangtze hidup dalam kelompok kecil. Satu rombongan berisi dua sampai enam ekor. Biasanya, mereka hidup dalam diam di bawah permukaan air dan jarang muncul di permukaan sungai.

Populasi dari lumba-lumba Sungai Yangtze selalu menurun. Hingga pada tahun 1990, tersisa kurang lebih 13 ekor. Hal ini disebabkan penangkapan liar oleh nelayan untuk diambil siripnya, ramainya lalu lintas di Sungai Yangtze, pembangunan dam, dan banyak aktifitas lainnya.

Tonton video : Sangiran Jadi Situs Arkeologi Penting Warisan Dunia oleh UNESCO

  1. Dodo (Mauritius)

Burung yang dikenal tak bisa terbang ini berasal dari Mauritius, yaitu negara kepulauan kecil di sebelah timur Madagaskar. Mereka pernah hidup di Pulau Mauritius, tanpa ada pemangsa alami mereka.

Burung ini memiliki tinggi sekitar satu meter dan berat 10.6-17.5 kilogram. Dodo diperkirakan punah pada tahun 1662. Pada tahun-tahun berikutnya, burung ini diburu oleh pelaut dan spesies invasif, sementara habitatnya dihancurkan.

Gambar antik dodo.
(Gambar : bbc.com)

Meskipun tak bisa terbang, diketahui Dodo bisa berlari cukup cepat. Kaki-kakinya kuat untuk menopang berat tubuhnya dan bisa bergerak dengan gesit. Sementara sayapnya memiliki ukuran yang kecil dan pendek, sehingga membuatnya tak bisa terbang.

Dodo juga memiliki otot dada dan sayap yang lemah. Makanan yang mereka makan bervariasi, mulai dari kacang-kacangan, biji-bijian, umbi, akar serta buah-buahan yang jatuh dari pohon. Bukan hanya itu, Dodo juga makan ikan, kerang dan kepiting, menjadikannya sebagai hewan omnivora.

  1. Thylacine (Harimau Tasmania)

Hewan ini dikenal sebagai serigala tasmania dan thylacine pernah hidup di sepanjang Australia, Papua Nugini dan Tasmania. Thylacine atau lebih dikenal dengan nama harimau tasmania merupakan hewan karnivora marsupial yang senang berburu di malam hari.

Hewan purba ini umumnya berburu kanguru atau bangsa tikus sebagai makanannya. Hubungan kekerabatannya lebih dekat dengan setan tasmania daripada seekor harimau. Harimau tasmania pernah menjadi karnivora marsupial terbesar sebelum punah.

The late Miocene Thylacinus potens, known only from a single upper jaw, was one the largest of the thylacines. Image: Dr Anne Musser © Dr Anne Musser
(Gambar : australian.museum)

Panjang tubuhnya kisaran 1-1.3 meter dan besarnya sama dengan anjing berukuran sedang. Harimau tasmania memang mirip seperti anjing, tetapi mereka tidak berjalan atau berlari seperti canine modern dan tidak bisa dijinakkan.

Sekitar 2.000 tahun yang lalu, mereka dikenal oleh pemukim asli sehingga populasi harimau tasmania di Australia menurun dengan cepat. Hewan ini sebenarnya memiliki sifat yang cukup pemalu dan dapat ditangkap tanpa melawan.

Penyebab kepunahan Thylacine bukan saja karena perburuan manusia, melainkan karena populasi dingo yang terlalu tinggi dan mengancam populasi mereka.

  1. Monyet Merah – Red Colobus Miss Waldron (Ghana dan Pantai Gading)

Hewan purba Colobus merah dianggap sebagai salah satu dari 18 jenis monyet colobus merah yang unik. Hewan ini bergerak di sepanjang cabang tertinggi dan hanya memakan daun, buah, dan bunga. Mereka tidak memerlukan alat khusus untuk memeroleh makanan.

Red Colobus Zanzibar, salah satu primata paling langka di Afrika.
(Gambar : bbc.com)

Monyet colobus adalah satu-satunya primata yang mampu mengonsumsi tanaman beracun tanpa membahayakan diri mereka sendiri. Makhluk cantik ini tervisualisasi dengan bulu panjang, ekornya besar dan berbulu halus, serta pola hitam-putih yang mencolok ini bertengger di atas puncak pohon.

Ada tiga genus monyet tersebut, yaitu colobus hitam-putih (genus colobus), colobus merah (genus piliocolobus), dan colobus zaitun (genus procolobus).

  1. Anjing Laut Biksu Karibia

Anjing Laut Biksu Karibia adalah satu-satunya spesies pinniped yang telah punah. Secara historis, mereka memiliki wilayah yang luas di seluruh Laut Karibia, Teluk Meksiko, dan Samudra Atlantik Barat. Hewan ini ditemukan di perairan beriklim hangat, subtropis, dan tropis.

Mereka kemungkinan besar berenang di pantai berpasir rendah di atas air pasang yang berada di atol dan pulau yang terisolasi dan terpencil. Anjing Laut Biksu Karibia memiliki musim beranak yang panjang, yang tidak jarang terjadi pada anjing laut pinniped yang hidup di habitat subtropis dan tropis.

Anjing Laut Biarawan Karibia NOAA
(Gambar : seahistory.org)

Mereka diperkirakan telah menghuni pantai, pulau karang, dan terumbu karang di Karibia, termasuk setidaknya Antillen Besar, Antillen Kecil bagian utara, Bahama, pantai timur laut Amerika Tengah, Semenanjung Yucatan di Meksiko dan Florida Key.  

Kepunahan hewan purba ini disebabkan perpaduan antara perburuan untuk mengambil minyaknya serta penangkapan ikan berlebihan yang membuat hewan ini kehilangan sumber makanan.

Anda mungkin suka : Mengenal Penguin Lebih Dalam sebagai Hewan Kutub Spesial