Jatengkita.id – Metabolisme adalah proses biokimia yang terjadi dalam tubuh setiap makhluk hidup yang memungkinkan mereka untuk tumbuh, berkembang biak, memperbaiki kerusakan, dan merespons lingkungan.
Dalam kehidupan sehari-hari, metabolisme sering dikaitkan dengan penurunan berat badan. Namun, fungsi metabolisme jauh lebih kompleks daripada sekadar pembakaran kalori. Artikel ini akan membahas apa itu metabolisme, bagaimana cara kerjanya, faktor-faktor yang memengaruhinya, hingga kebiasaan sehari-hari yang dapat mempercepat atau memperlambat laju metabolisme.
Apa Itu Metabolisme?
Metabolisme adalah proses ketika tubuh mengubah makanan dan minuman yang dikonsumsi menjadi energi. Kalori dalam makanan dan minuman digabungkan dengan oksigen untuk melepaskan energi yang diperlukan tubuh untuk berfungsi.
Bahkan, saat tubuh sedang beristirahat, energi tetap dibutuhkan untuk bernapas, mengedarkan darah, mengatur kadar hormon, dan memperbaiki serta memperbarui sel-sel yang rusak.
Bagaimana Metabolisme Bekerja?
Setelah kita mengonsumsi makanan atau minuman, sistem pencernaan akan memecah protein menjadi asam amino, lemak menjadi asam lemak, dan karbohidrat menjadi gula sederhana seperti glukosa.
Selanjutnya, zat-zat ini diserap ke dalam aliran darah dan digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi atau disimpan di jaringan tubuh seperti hati, otot, dan lemak tubuh.
Proses metabolisme terbagi menjadi dua aktivitas utama yang berlangsung secara simultan.
- Anabolisme (Metabolisme Konstruktif)
Proses ini membangun jaringan tubuh dan menyimpan energi. Anabolisme mendukung pertumbuhan sel baru, memelihara jaringan tubuh, dan menyimpan energi untuk digunakan di masa depan.
- Katabolisme (Metabolisme Merusak)
Proses ini memecah jaringan tubuh dan simpanan energi untuk menyediakan bahan bakar bagi tubuh. Dalam proses ini, molekul besar seperti karbohidrat dan lemak dipecah untuk melepaskan energi yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsinya.
Faktor yang Mengontrol Metabolisme
Metabolisme tubuh merupakan serangkaian proses kimia yang memungkinkan tubuh menghasilkan energi dari makanan yang dikonsumsi dan mengatur fungsi-fungsi tubuh yang vital. Laju dan arah metabolisme tubuh dikendalikan oleh hormon-hormon yang diproduksi oleh sistem endokrin.
Salah satu hormon penting yang mengatur metabolisme adalah tiroksin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid. Tiroksin memiliki peran penting dalam mengatur kecepatan reaksi kimia dalam tubuh, memengaruhi seberapa cepat tubuh membakar kalori, dan mengubah makanan menjadi energi.
Ketika kadar tiroksin dalam tubuh rendah, metabolisme cenderung melambat yang bisa menyebabkan kelelahan dan penambahan berat badan.
Selain tiroksin, hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas, juga berperan dalam mengatur metabolisme, khususnya dalam aktivitas anabolik. Ketika kadar glukosa dalam darah meningkat setelah makan, pankreas merespons dengan melepaskan insulin.
Insulin kemudian memberi sinyal kepada sel tubuh untuk memproses glukosa yang tersedia sebagai sumber energi. Insulin juga berfungsi untuk menyimpan kelebihan glukosa dalam bentuk glikogen di hati dan otot, serta mengubahnya menjadi lemak jika cadangan energi berlebih. Ketidakseimbangan kadar insulin, seperti pada penderita diabetes, dapat menyebabkan gangguan metabolisme yang lebih serius.
Faktor yang Memengaruhi Laju Metabolisme
Laju metabolisme seseorang dapat diukur menggunakan parameter yang disebut Basal Metabolic Rate (BMR) yang menunjukkan berapa banyak energi yang dibakar tubuh saat beristirahat. BMR merupakan indikator seberapa efisien tubuh membakar kalori untuk mempertahankan fungsi dasar tubuh, seperti detak jantung, pernapasan, dan suhu tubuh.
BMR bervariasi antar individu, dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, genetika, dan tingkat aktivitas fisik.
- Usia
Metabolisme tubuh cenderung melambat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 60 tahun. Proses penuaan menyebabkan penurunan massa otot dan peningkatan massa lemak tubuh.
Karena otot membakar lebih banyak kalori daripada lemak, penurunan massa otot berarti tubuh membakar lebih sedikit kalori, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan jika tidak diimbangi dengan perubahan pola makan atau aktivitas fisik.
- Jenis Kelamin
Pria umumnya memiliki metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan wanita, sebagian besar disebabkan oleh perbedaan komposisi tubuh. Pria cenderung memiliki lebih banyak massa otot daripada wanita yang secara langsung memengaruhi jumlah kalori yang dibakar tubuh. Oleh karena itu, pria biasanya memiliki BMR yang lebih tinggi dan membakar lebih banyak energi meskipun dalam keadaan istirahat.
- Genetika
Faktor genetik atau keturunan dapat memengaruhi laju metabolisme seseorang. Beberapa orang mungkin dilahirkan dengan metabolisme yang lebih cepat atau lebih lambat karena varian genetik tertentu yang memengaruhi fungsi hormon atau aktivitas seluler.
- Aktivitas Fisik
Orang yang aktif secara fisik, terutama mereka yang rutin berolahraga atau memiliki pekerjaan yang melibatkan aktivitas fisik tinggi, cenderung memiliki metabolisme yang lebih cepat dibandingkan mereka yang jarang bergerak.
Olahraga, terutama latihan kekuatan dan kardio, meningkatkan pembakaran kalori dan meningkatkan massa otot yang membantu tubuh membakar lebih banyak kalori bahkan saat beristirahat.
Kebiasaan Sehari-Hari untuk Meningkatkan Metabolisme
Ada beberapa kebiasaan sederhana yang dapat membantu meningkatkan laju metabolisme tubuh, yang berpotensi membantu proses penurunan berat badan dan menjaga kesehatan tubuh. Beberapa kebiasaan yang disarankan adalah sebagai berikut.
- Bangun Pagi dan Tidak Kembali Tidur
Bangun pagi memberikan tubuh kesempatan untuk beraktivitas lebih awal, meningkatkan peredaran darah, dan membantu tubuh merasa lebih segar. Rutinitas pagi yang sehat juga memberi tubuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan metabolisme yang aktif sepanjang hari.
- Olahraga
Olahraga, terutama yang menggabungkan latihan kekuatan dan kardio, sangat efektif untuk meningkatkan metabolisme. Latihan ini tidak hanya membakar kalori saat dilakukan, tetapi juga meningkatkan pembakaran kalori sepanjang hari, bahkan setelah selesai berolahraga.
Latihan kekuatan, seperti angkat beban, meningkatkan massa otot, dapat membantu tubuh membakar lebih banyak kalori dalam jangka panjang.
- Minum Air Putih
Menjaga tubuh tetap terhidrasi sangat penting untuk metabolisme yang sehat. Meminum segelas besar air di pagi hari setelah bangun tidur dapat membantu meningkatkan metabolisme hingga 30 persen. Selain itu, air juga membantu proses pencernaan dan mendukung fungsi organ tubuh lainnya.
- Mengonsumsi Cuka Apel
Cuka apel mengandung asam asetat yang dapat memperlambat proses pencernaan pati dan meningkatkan metabolisme. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cuka apel juga dapat membantu mengurangi kadar gula darah setelah makan yang berkontribusi pada pengaturan metabolisme tubuh.
Tonton video : Tanda-Tanda Tubuhmu Kebanyakan Lemak
Penyebab Metabolisme Lambat
Pada sebagian orang, metabolisme dapat berjalan lebih lambat, yang sering kali menyebabkan penambahan berat badan. Beberapa faktor yang dapat memperlambat metabolisme antara lain sebagai berikut.
- Usia
Seiring bertambahnya usia, metabolisme melambat secara alami. Penurunan massa otot dan perubahan hormonal yang terjadi pada usia lanjut berkontribusi pada proses ini.
- Kurang Asupan Karbohidrat
Diet rendah karbohidrat dapat memperlambat metabolisme tubuh karena tubuh cenderung menghemat energi saat kekurangan karbohidrat. Meskipun diet ini bisa efektif dalam menurunkan berat badan, dalam jangka panjang, tubuh akan beradaptasi dengan cara yang memperlambat laju metabolisme.
- Masalah Kesehatan
Penyakit seperti hipotiroidisme yang disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid, atau sindrom Cushing, yang mengakibatkan kelebihan kortisol, dapat mengganggu metabolisme tubuh. Kedua kondisi ini menyebabkan penurunan laju metabolisme yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
- Kurang Aktivitas Fisik
Gaya hidup yang tidak aktif membuat tubuh cenderung membakar lebih sedikit kalori. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan massa otot yang pada gilirannya memperlambat metabolisme.
- Kurang Tidur
Tidur yang tidak cukup dapat memperlambat metabolisme dan meningkatkan hormon yang mendorong rasa lapar, sehingga lebih sulit untuk mengatur pola makan dan berat badan.
- Tingginya Konsumsi Gula
Diet tinggi gula dapat memperlambat proses metabolisme dan menyebabkan ketidakseimbangan energi, yang akhirnya menyebabkan penambahan berat badan.
- Stres
Stres kronis meningkatkan produksi hormon kortisol, yang dapat menghambat metabolisme dan menyebabkan penumpukan lemak, terutama di area perut.
Dampak Metabolisme Lambat pada Berat Badan
Metabolisme yang lambat dapat membuat tubuh lebih sulit memproses makanan dan menghasilkan energi. Akibatnya, tubuh akan cenderung menyimpan lebih banyak lemak, sehingga meningkatkan risiko kenaikan berat badan.
Namun, penting untuk dicatat bahwa berat badan yang naik tidak semata-mata disebabkan oleh metabolisme lambat, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pola makan, aktivitas fisik, genetik, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Metabolisme adalah proses biokimia penting yang mempengaruhi fungsi tubuh manusia dalam menghasilkan energi. Banyak faktor, termasuk genetik, usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan pola makan, memengaruhi laju metabolisme seseorang.
Menjaga metabolisme yang optimal sangat penting untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan, dan ini bisa dicapai melalui kebiasaan hidup sehat seperti berolahraga, mengatur pola makan, tidur yang cukup, dan mengelola stres. Dengan memahami cara kerja metabolisme, kita dapat lebih bijaksana dalam mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup kita secara keseluruhan.
Artikel pilihan : 7 Buah Unik Jawa Tengah Ini Harus Kamu Tahu!